JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Benny Mawel, Wakil Ketua II MRP Papua Pegunungan berharap kepada kandidat kepala daerah yang maju dalam Pilkada Serentak tahun 2024 di Kabupaten Jayawijaya untuk tidak saling klaim kemenangan, karena proses perhitungan dari masing-masing tempat pemungutan suara masih dilangsungkan.
“Setelah pencoblosan, saya mengikuti informasi di media sosial, para pendukung kandidat, terutama kandidat Kepala Daerah Kabupaten Jayawijaya saling klaim kemenangan. Saya pikir logisnya, siapapun, termasuk yang saling klaim belum tahu pilihan rakyat. Rakyatlah yang tahu pemimpin pilihannya untuk memimpin Jayawijaya 5 tahun ke depan dan Papua Pegunungan. Oleh sebab itu rakyatlah yang pantas menyatakan pemimpin pilihannya kepada publik,” kata Mawel kepada suarapapua.com melalui pesan elektronik pada, Kamis (28/11/2024).
Oleh karena itu ia berpesan kepada rakyat yang telah memilih pemimpin untuk tidak meninggalkan TPS, dan KPPS, tetapi melakukan perhitungan secara mandiri.
“Rakyat tidak boleh membiarkan pemimpin pilihan ditengah saling klaim kemenangan, pilihan rakyat. Rakyat harus pastikan pemimpin pilihannya masuk dalam lembaran C1 hasil,” tukas Anggota MRP dari Perwakilan Agama Katolik itu.
Intinya kata dia rakyat tidak boleh puas dengan C1 hasil, tetapi rakyat harus pastikan C1 hasil masuk ke aplikasi Sirekap.
“Rakyat harus memastikan data yang masuk ke Sirekap data hitungan bersama di TPS, bukan data bayangan. Kalau tidak masuk ke sirekap dengan alasan jaringan, rakyat harus kawal suaranya dari TPS ke PPD hingga ke KPU.”
Sekali lagi ia menekankan agar rakyat terus melakukan pengawalan secara ketat sebelum adanya potensi perubahan suara pilihan rakyat di tengah jalan atau ditempat tertentu.
Karena menurut dia penyelenggara mempunyai rekapan tersendiri dan melakukan input ke sirekap, dan perubahan di pleno distrik dan kabupaten dengan mengabaikan pilihan rakyat. Perubahan juga kata dia berpotensi terjadi di tangan penyelenggara.
“Saya bisa menduga ada pontensi penyelenggaraan bisa merubah kemenangan pemimpin pilihan rakyat. Alasannya atau indikatornya jelas, tidak ada perhitungan cepat dari TPS atau quick qount, tidak ada input ke sirekap karena alasan jaringan, dan pendukung kandidat telah saling klaim kemenangan.”
Dikatakan, perubahan pilihan rakyat ke pilihan penyelenggaraan berpotensi merusak proses demokrasi yang telah berjalan dengan aman dan damai.
Jika seperti ini kata dia rakyat bisa marah kepada siapapun yang dianggap menghalangi pemimpin pilihannya. Olehnya, kata dia perlu adanya upaya menghindari kemarahan rakyat.
“Kita harap penyelenggara fokus kawal pilihan rakyat, tanpa mendengar bisikan orang dekat. Biarkan orang dekat, janji politik, sebaik-baik dia berbisik, tidak boleh mempengaruhi dan menghalangi pemimpin pilihan rakyat. Karena rakyat telah memberikan sebagian kebebasan untuk pemimpin melaksanakan kebijakan dalam rangka melindungi diri dan hak miliknya 5 tahun ke depan,” pumgkasnya.
Untuk diketaui, kandidat yang maju sebagai calon kepala daerah di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan sebanyak empat kandidat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun suarapapua.com sejak pemilihan pada 27 November 2024, setiap kandidat mengklaim kemenangan di hampir setiap tempat pemungutan suara di Kabupaten Jayawijaya.