JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Kunjungan diplomatik Caretaker Perdana Menteri (PM) Charlot Salwai ke Jakarta, Indonesia, sebelum pembubaran Parlemen, di mana ia bertemu dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto, telah membuka jalan bagi proyek-proyek utama.
Daily Post Vanuatu maloporkan, mereka membahas berbagai proyek kolaboratif yang bertujuan untuk memperkuat hubungan dan mendorong pembangunan di Vanuatu, menandai langkah penting dalam kemitraan yang berkembang antara kedua negara, dengan penekanan khusus pada kerja sama maritim, infrastruktur, dan industri perkapalan, demikian menurut Duta Besar Indonesia untuk Vanuatu, Siswo Pramono, yang berkantor di Australia.
Pramono mengatakan bahwa selama diskusi, kedua pemimpin berbagi visi untuk saling mendukung dan pertumbuhan ekonomi, mengakui pentingnya kolaborasi maritim secara strategis mengingat ketergantungan kedua negara pada sumber daya laut dan posisi geografis mereka yang unik.
Dia mengungkapkan bahwa landasan awal telah diletakkan, dengan Kedutaan Besar Indonesia di Canberra melakukan diskusi awal dengan kementerian terkait di kedua negara.
“KBRI telah memulai pembicaraan yang akan ditindaklanjuti dengan penjajakan yang lebih rinci tahun depan,” ujar Duta Besar Pramono, menyoroti ruang lingkup dan potensi masa depan dari kolaborasi ini.
Ia mengatakan bahwa salah satu hasil utama dari pendekatan awal ini adalah misi penjajakan yang dilakukan oleh KBRI pada bulan Agustus tahun ini. Sebagai bagian dari misi ini, para pejabat Indonesia bertemu dengan berbagai cabang pemerintahan dan anggota masyarakat sipil Vanuatu untuk mengidentifikasi bidang-bidang pembangunan tertentu yang dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.
Salah satu proyek potensial untuk tahun 2025 adalah renovasi gedung-gedung pemerintah dan sekolah-sekolah di Vanuatu, yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur publik dan fasilitas pendidikan. “Meskipun misi penjajakan telah membuahkan hasil, diskusi teknis masih perlu dilakukan untuk menyelesaikan rincian proyek, sebuah proses yang kami harapkan dapat berlangsung dalam beberapa bulan mendatang,” jelas Duta Besar Pramono.
Sorotan lain dari keterlibatan diplomatik baru-baru ini adalah kunjungan kapal rumah sakit Indonesia ke Vanuatu. Kapal yang menyelesaikan misi kemanusiaan selama empat hari sebelum berangkat ini memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk menilai dan menunjukkan potensi bantuan bilateral di bidang kesehatan dan tanggap darurat.
Kehadiran kapal ini menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk mendukung Vanuatu pada saat dibutuhkan dan melambangkan tujuan yang lebih luas dari kerja sama antara kedua negara, Vanuatu dan Indonesia.