BeritaPolres Tambrauw Masih Mendalami Motif Kebakaran Kantor Distrik Bamusbama

Polres Tambrauw Masih Mendalami Motif Kebakaran Kantor Distrik Bamusbama

Editor :
Elisa Sekenyap

TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com— AKBP Aries Dwi Cahyanto, Kapala Kepolisian Resort (Kapolres) Tambrauw mengatakan kasus kebakaran kantor distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya masih didalami penyidik Reserse dari Kepolisian Polres Tambrauw.

Kebakaran kantor distrik Bamusbama itu terjadi pada 1 Desember 2024 tepat pada pukul 18.30 WP.

Porles Tambrauw mengungkapkan bahwa pihaknya belum ketahui motif kebakaran sehingga masih didalami kasus tersebut.

Baca Juga:  Laporan Situasi Darurat di Distrik Oksop Per 31 Desember 2024

“Kami belum tahu motif kebakaran dan pengrusakan kantor distrik Bamusbama. Masih didalami oleh penyidik Reserse,” jelas Kapolres Dwi kepada suarapapuaa.com, saat dihubungi melalui via WhatsApp pada, Minggu (1/12/2024) malam.

Selain kebakaran, kata Kaporles terjadi juga pengrusakan terhadap kantor distrik Bamusbama seperti jendela lainnya.

Tanpak kursi dan jendela kantor distrik yang terbakar. (Supplied for SP)

Kebakaran tersebut telah dipandamkan dan tidak ada kertas C-Plano di dalam distrik karena sudah diamankan.

Baca Juga:  Jurnalis Diteror, Kantor Redaksi Dibom, Kebebasan Pers Dibungkam

Sementara itu salah satu warga Tambrauw yang tidak menyebutkan namanya mengatakan, dirinya hendak turun ke Sorong dari Tambrauw dan melintasi distrik Bamusbama pukul 20.30 malam, di mana dituasi di distrik Bamusbama mencekam dan gelap gulita.

“Situasi mencekam, gelap gulita. Tidak ada yang kasih menyala lampu atau pelita dan lainnya,” tukasnya.

Baca Juga:  Terima 44 Poin Aspirasi FPMAPT, DPR Papua Tengah Berjanji Siap Tindaklanjuti

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Rilis Dugaan Kejahatan Kemanusiaan di Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah

0
Human Rights Monitor dalam laporannya menyebut lebih dari 3.000 penduduk masyarakat asli Papua di kabupaten Intan Jaya mengungsi sebagai akibat dari operasi militer. Mereka menghadapi kondisi kehidupan yang mengerikan tanpa akses ke layanan kesehatan, makanan, pelayanan kesehatan, atau pendidikan yang memadai.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.