Foto bersama komunitas peduli disabiltas dan pemerhati budaya dengan staf ahli gubenur Papua Barat Daya bidang Ekbang, George Yarangga. (Reiner Brabar-SP)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com— Komunitas peduli penyandang disabilitas dan pemerhati budaya di Sorong mendesak pemerintah provinsi Papua Barat Daya untuk memperhatikan hak hidup penyandang disabilitas dan melestarikan Noken Papua.

Kolabolarasi berbagai organisasi peduli penyandang disabilitas dan pemerhati budaya menggelar beragam kegiatan untuk memperingati dua momentum tahun ini sekaligus mengingatkan pemerintah tentang hak penyandang disabilitas serta perlindungan dan pelestarian Noken.

Baca Juga:  Barisan Pemuda Adat Nusantara: Stop Kriminalisasi Pembela Masyarakat Adat!

Adapun kegiatan yang dilaksanakan, yakni konvoi dari taman DEO menuju kantor gubernur Papua Barat Daya pada 3 Desember 2024 guna menyerahkan pernyataan sikap para penyandang disabilitas dan pemerhati budaya kepada pemerintah provinsi Papua Barat Daya.

Selanjutnya, diadakan pameran mini yang dipusatkan di sekretariat Yayasan Bengkel Pembelajaran Antar Rakyat (Belantara) Papua pada tanggal 3 dan 4 Desember 2024, menampilkan karya dari UMKM disabilitas dan berbagai karya kearifan lokal dari berbagai sanggar serta pemerhati budaya. Puncak dari kedua momentum ini, yakni diskusi publik dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan.

Baca Juga:  Pemerintah Pusat Paksakan DOB Lahirkan Darurat HAM dan Hak Masyarakat Adat Papua

Hari disabilitas internasional yang dirayakan setiap 3 Desember sejak ditetapkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 1992 untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu yang dihadapi penyandang disabilitas, menghapus stigma, dan memperjuangkan hak-hak mereka.

ads

Tahun ini, tema peringatan hari disabilitas adalah “Memperkuat kepemimpinan penyandang disabilitas untuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan”.

Sedangkan, peringatan hari Noken Papua se-dunia setiap 4 Desember bertujuan untuk melestarikan Noken, tas tradisional Papua yang pada 2012 diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia. Tahun ini mengangkat tema “Masyarakat Noken kembali pada kearifan lokal”. []

Baca Juga:  Dosen Indonesia Presentasikan Inovasi Edukasi Hipertensi Digital di Malaysia
Artikel sebelumnya3 Prajurit Terbaik Gugur di Medan Perang, TPNPB Berduka
Artikel berikutnyaMahasiswa Papua di Sulut Rayakan Hut Papua Dengan Seminar dan Doa Bersama