Safrino Didimus Bame, pelaksana tugas kepala bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Tambrauw menyampaikan sambutan kepala dinas sekaligus membuka kegiatan seminar Noken di Fef, ibu kota kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, Rabu (4/12/2024). (Maria Baru - Suara Papua)
adv
loading...

TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com — Safrino Didimus Bame, pelaksana tugas kepala bidang kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Tambrauw membuka kegiatan seminar Noken yang diadakan beberapa komunitas Noken dan sanggar budaya di Fef, ibu kota kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, Rabu (4/12/2024).

Saat membuka seminar bertema “Noken dan peradaban” itu, Safrino mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara seminar dan kegiatan lainnya terutama lembaga pendukung finansial dan lainnya hingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

“Saya mewakili kepala dinas menyampaikan terimakasih kepada lembaga-lembaga yang mendukung secara finansial dan lainnya. Terimakasih juga kepada komunitas Noken dan sanggar budaya yang terlibat dalam kegiatan ini. Kami dinas tidak mendukung secara finansial dan lainnya,” kata Safrino.

Baca Juga:  KNPB Ajak Masyarakat Adat Lestarikan Noken Sebagai Nilai Kepapuaan

Menurutnya, kegiatan ini bagian dari ekspresi masyarakat dalam menjaga Noken sebagai warisan budaya yang telah diakui UNESCO 4 Desember 2021.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari ekspresi menjaga Noken sebagai warisan budaya dan identitas kita sebagai orang Papua,” ujarnya.

ads

Safrino juga mengajak mama-mama yang mempunyai kemampuan dalam menganyam noken agar memberikan pelatihan atau pendidikan menganyam noken bagi anak-anak sejak sekolah dasar (SD) karena kenyataan generasi muda sekarang banyak belum punya kemampuan membuat noken.

Baca Juga:  Titus Pekei Ajak Masyarakat Papua Tetap Cinta Noken

“Mari kita punya beban moril melalui segala bentuk kegiatan ekspresi. Saya mengajak mama-mama punya pengetahuan beri ruang, rekrut anak-anak dari SD hingga dewasa belajar menganyam noken. Generasi sekarang memprihatinkan karena belum bisa belajar buat Noken. Sekarang Noken hidup tidak hanya berbicara saja,” tutur Bame.

Sementara, Gransensia Filla E. Bofra, ketua panitia, mengatakan, pemerintah kabupaten Tambrauw lebih perhatikan hal-hal seperti kegiatan Noken dalam sanggar-sanggar komunitas yang ada di daerah ini.

Baca Juga:  Perampasan Tanah Masif Sejak Trikora 1961 Hingga PSN Mengakibatkan Ekosida dan Kerusakan Tatanan Sosial

“Pemerintah bisa perhatikan sanggar-sanggar budaya dan noken di Tambrauw, seperti mendorong pasaran noken serta pelatihan-pelatihan budaya dan menganyam Noken di setiap komunitas yang ada di kabupaten Tambrauw,” tuturnya ketika ditemui Suara Papua, Rabu (4/12/2024).

Perlunya perhatian pemerintah menurut Bofra tentu saja akan mendukung lancarnya aktivitas dari sanggar budaya dan noken di kabupaten Tambrauw.

Kegiatan ini didukung The Samdhana Institut, Foker LSM Papua, komunitas Trinitas, komunitas Tegiejawor, Sanggar Akabumata, Sanggar Salses, komunikasi Tani Nilan, kelompok Tani Yafkayam, pemerintah kabupaten Tambrauw, dan para simpatisan lainnya. []

Artikel sebelumnyaMahasiswa Papua di Sulut Rayakan Hut Papua Dengan Seminar dan Doa Bersama
Artikel berikutnyaHasil Pleno KPU Tambrauw, Pasangan YESPAS Terpilih Memimpin Tambrauw Periode 2024-2029