Jari tangan salah satu anak yang gatal-gatal hingga mengalami luka-luka. Penyakit kulit derita anak-anak di kampung Kamlin, distrik Wemak, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Difoto pada hari Senin (16/12/2024) siang. (Maria Baru - Suara Papua)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com — Anak-anak di kampung Kamlin, distrik Wemak, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, mengalami gatal-gatal hingga luka-luka di badan, kaki, tangan, dan kepala. Belum diketahui penyebabnya, juga belum ada penanganan medis.

Leberina Skamuk, kader Posyandu kampung Kamlin, menjelaskan, penyakit kulit tersebut menimpa anak-anak sejak tujuh bulan lalu. Awalnya hanya kena dua orang anak di kampung Kamlin, tetapi saat ini sudah menyebar ke beberapa anak lainnya.

Kata Leberina, sebagian anak sudah sembuh dari penyakit tersebut, tetapi sebagian anak juga gatal dan luka tak kunjung sembuh, bahkan makin menyebar ke anak lain ketika dikasih obat, tetap pemberian obatnya tidak rutin karena tidak ada obat di Posyandu. Sedangkan pelayanan Posyandu biasa dibuka sebulan sekali.

Baca Juga:  Matbat Inisiatif Launching Buku Modul Belajar Bahasa Daerah Suku Matbat

“Anak-anak ini sudah dari tujuh bulan lalu. Awalnya, dua anak saja, tetapi menyebar ke anak lainnya dari bayi hingga anak-anak. Memang anak lain ada sembuh, tetapi banyak anak masih sakit, sembuh, sakit begitu-begitu, dan sekarang menyebar ke anak lainnya,” jelas Leberina kepada Suara Papua, Senin (16/12/2024).

Dari pantauan di kampung Kamlin terdapat tujuh anak yang sedang menderita gatal-gatal hingga luka-luka basah dan nanah di tangan, kaki, dan kepala.

ads
Kepala juga terdapat luka-luka. Penyakit kulit tersebut menimpa anak-anak di kampung Kamlin, distrik Wemak, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Difoto pada Senin (16/12/2024) siang. (Maria Baru – Suara Papua)

Sementara, Mina Tuen, juga kader Posyandu, menduga, anak-anak tersebut mengalami gejala penyakit kulit akibat kurangnya perhatian orang tua tentang kebersihan kulit badan.

Selain itu, katanya pola makan dan asupan makanan bergizi juga kurang diperhatikan orang tua mereka.

Baca Juga:  Ini 10 Tuntutan Mahasiswa Papua di Manado

Anak-anak saban hari dibiarkan bermain tanpa ganti pakaian. Lebih dari sehari hingga tiga hari pakaiannya tidak diganti. Akibatnya, keringat menjamur dan berakibat gatal-gatal pada tubuh anak hingga luka yang kemudian menyebar ke anak lain.

“Orang tua kasih biar anak-anak main. Tidak mandi teratur, dan main seharian tidak ganti pakaian. Lebih dari satu sampai tiga hari pakaian satu itu saja melekat di badan. Anak makan juga tidak cuci tangan. Kita sudah sosialisasikan soal kebersihan dan asupan makanan bergizi, tetapi orang tua tidak ikuti baik, malah balik bicara kami kader ini,” tutur Mina Tuen.

Luka di telapak tangan salah satu anak di kampung Kamlin, distrik Wemak, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Difoto pada Senin (16/12/2024) siang. (Maria Baru – Suara Papua)

Mina akui pelayanan Posyandu dibuka sekali sebulan. Itu juga buat masyarakat kesulitan mendapatkan obat dan obat pun terbatas. Oleh karenanya, ia berharap Posyandu harus dibuka setiap minggu mengingat masyarakat di kampung terutama anak-anak sering mengalami sakit.

Baca Juga:  Satu Jurnalis di Sorong Dianiaya, Keluarga Korban: Tangkap dan Adili Pelaku!

Terhadap penyakit yang sedang diderita anak-anak, Mina Tuen minta pihak Dinas Kesehatan ataupun dokter ke kampung Kamlin untuk melakukan tindakan penanganan medis.

“Dinas Kesehatan atau dokter harus datang ke kampung ini biar lihat kondisi anak-anak agar ada langkah selanjutnya untuk upaya penyembuhan dan pencegahan supaya tidak menular lagi ke anak-anak lain,” pintanya.

Bagian kaki juga gatal-gatal hingga luka-luka. Penyakit kulit tersebut menimpa anak-anak di kampung Kamlin, distrik Wemak, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Difoto pada Senin (16/12/2024) siang. (Maria Baru – Suara Papua)

Masyarakat juga mendesak Dinkes kabupaten Sorong segera turun tangani penyakit kulit yang menimpa anak-anak di kampung Kamlin.

Selain kampung Kamlin, di distrik Wemak terdapat lima kampung lainnya. Yakni kampung Klalin Mos, Klawren, Kwari, Saluk, dan Woloin. []

Artikel sebelumnyaSebelum Natal, Polda Papua Didesak Mengungkap Pelaku Teror Bom Jubi dan Penembakan Advokat Warinussy
Artikel berikutnyaJohn NR Gobai Konsisten Genapi Kerinduan Masyarakat Kampung di Papua Tengah Terlayani Transportasi