Titus Pekei serahkan sertifikat Noken UNESCO kepada para pegiat Noken Papua di kabupaten Asmat di sela-sela Festival Noken Day ke-11 yang diselenggarakan selama tiga hari (11-13/12/2023) di halaman Museum Asmat, Agats, ibu kota kabupaten Asmat, Papua Selatan. (Supplied for SP)
adv
loading...

Oleh: Titus Pekei, SH, M.Si*
*) Peneliti, Akademisi, Budayawan Papua, dan Penggagas Noken di UNESCO

Tulisan pendek ini setidaknya bisa dijadikan satu catatan akhir tahun 2024 menuju tahun 2025. Terutama pemerintahan presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka sehubungan dengan kebijakan dan program untuk lebih mendengar dan merespons aspirasi komunitas perajin Noken Papua di tujuh wilayah adat, yakni Bomberai, Domberai, Saireri, Meepago, Mamta, Lapago, dan Animha.

Noken telah disahkan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tanggal 4 Desember 2021 dan tercatat dalam daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan perlindungan mendesak atau List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding. Noken Papua ditetapkan sebagai warisan budaya UNESCO berdasarkan Keputusan Komite (7.COM 8.3).

Oleh karena itu, di era pemerintahan baru ini, Noken perlu mendapat perhatian serius sesuai keputusan UNESCO bahwa Noken dalam daftar membutuhkan perlindungan mendesak sesuai pasal 17 Konvensi 2003. Noken komunitas tujuh wilayah adat Papua terdaftar membutuhkan perlindungan mendesak, sehingga pemerintahan Prabowo-Gibran mesti jelas apa yang harus dilakukan untuk komunitas perajin Noken, bahan baku Noken hutan dan lingkungan hidup.

Bagaimana kondisi terkini sejak Desember 2012 sampai Desember 2024? Dan, apa saja aspirasi dari komunitas perajin Noken tujuh wilayah adat Papua? Dua pertanyaan ini patut diperhitungkan dalam kebijakan dan program pemerintah.

ads
Baca Juga:  Terobosan MI, Dikbud Raja Ampat: Satu Langkah Maju Generasi Suku Matbat

Situasi terkini Noken Papua yang masuk dalam daftar membutuhkan perlindungan mendesak memang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, terutama di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan dengan mempertimbangkan aspirasi komunitas perajin Noken di tujuh wilayah adat Papua:

  1. Pemetaan dan pendataan komunitas perajin Noken:

Identifikasi: Lakukan pemetaan menyeluruh untuk mengidentifikasi semua komunitas perajin Noken di tujuh wilayah adat Papua. Data ini harus mencakup jumlah perajin, jenis Noken yang dihasilkan, teknik pembuatan, dan tantangan yang dihadapi. Belum memiliki database seperti YNP (Yayasan Noken Papua): buat database terpadu yang berisi informasi lengkap tentang komunitas perajin Noken. Database ini akan memudahkan pemerintah dalam merancang program bantuan dan pengembangan yang tepat sasaran.

  1. Pelestarian bahan baku dan lingkungan hidup:

Hutan lestari: Berdayakan masyarakat adat dalam pengelolaan hutan lestari sebagai sumber bahan baku Noken. Ini bisa melalui program reboisasi, pelatihan budidaya pohon penghasil serat, dan penegakan hukum terhadap penebangan liar.

Bahan alternatif: kaji dan kembangkan potensi bahan baku alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, tanpa mengurangi nilai dan kualitas Noken.

Edukasi lingkungan: Sosialisasikan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan lingkungan hidup kepada masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjamin keberlanjutan pembuatan Noken.

  1. Penguatan komunitas perajin:
Baca Juga:  Bangsa Sawit!

Pelatihan dan pendampingan: Tingkatkan kapasitas perajin Noken melalui pelatihan teknik anyaman modern, pewarnaan alami, desain inovatif, dan manajemen usaha.

Akses modal: Fasilitasi akses permodalan bagi perajin Noken, baik melalui skema kredit lunak, hibah, maupun bantuan perlengkapan produksi.

Koperasi dan UMKM: Mendorong pembentukan koperasi atau UMKM untuk memperkuat posisi tawar perajin dalam pemasaran dan distribusi Noken.

  1. Promosi dan pemasaran:

Branding dan hak kekayaan intelektual: Bangun branding “Noken Papua” yang kuat dan dilindungi hak kekayaan intelektual (HKI) untuk mencegah plagiarisme dan pemalsuan.

Pameran dan festival: Promosikan Noken di tingkat nasional dan internasional melalui pameran, festival budaya, dan kerjasama dengan desainer di sejumlah tingkatan.

Platform digital: Manfaatkan platform digital (e-commerce, media sosial) untuk memperluas jangkauan pemasaran Noken.

  1. Regenerasi perajin Noken:

Pendidikan dan pelatihan: Integrasikan pengetahuan dan keterampilan membuat Noken ke dalam kurikulum pendidikan formal dan non-formal.

Sanggar dan komunitas: Dukung pembentukan sanggar dan komunitas bagi generasi muda untuk belajar dan melestarikan tradisi membuat Noken.

Apresiasi dan insentif: Berikan penghargaan dan insentif kepada perajin Noken berprestasi, khususnya generasi muda, untuk memotivasi mereka.

Kondisi Terkini (Desember 2012 – Desember 2024)

Baca Juga:  Rasisme dan Penindasan di Papua Barat (Bagian 1)

Untuk mengetahui kondisi terkini secara detail, diperlukan riset dan data yang lebih spesifik. Namun, beberapa perkembangan yang mungkin terjadi, diantaranya:

Peningkatan kesadaran: Adanya peningkatan kesadaran masyarakat dan pemerintah akan pentingnya melestarikan Noken sebagai warisan budaya dunia.

Program pemerintah: Beberapa program pemberdayaan komunitas perajin Noken mungkin telah dijalankan.

Tantangan: Tantangan seperti alih fungsi lahan, penggunaan bahan sintetis, dan minimnya regenerasi perajin Noken kemungkinan masih ada.

Dengarkanlah Aspirasi Kami

Bersamaan dengan itu, semenjak disahkan oleh UNESCO di Paris, Perancis pada tanggal 4 Desember 2012 hingga kini masih terus terdengar beragam aspirasi dari komunitas perajin Noken di tujuh wilayah adat Papua.

Aspirasi komunitas perajin Noken secara umum mencakup empat bagian penting, diantaranya:

Perlindungan hutan: Jaminan atas akses dan hak kelola hutan adat sebagai sumber bahan baku Noken.

Peningkatan kesejahteraan: Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan melalui pemberdayaan ekonomi dan pemasaran Noken.

Regenerasi: Dukungan dalam upaya regenerasi perajin Noken agar tradisinya tetap lestari.

Pengakuan dan penghargaan: Pengakuan dan penghargaan atas Noken sebagai warisan budaya dan identitas Papua.

Dengan demikian, penting bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk mendengarkan dan merespons aspirasi komunitas perajin Noken, serta melibatkan mereka secara aktif dalam setiap program dan kebijakan yang dibuatnya. (*)

Wakeitei, 30 Desember 2024

Artikel sebelumnyaSaksikan Dua Film Dokumenter “Penyerbuan Kiwirok” di Sini
Artikel berikutnyaHentikan Pendudukan, Pulihkan Hak Warga Kampung Mimin