Lapangan futsal yang dibangun Desember 2024 di kampung Yinudoba, distrik Tigi Barat, kabupaten Deiyai, Papua Tengah. Penggunaannya ditandai dengan misa pemberkatan oleh Pastor Damianus Adii, Pr, pastor dekan Dekanat Tigi sekaligus pastor paroki Segala Orang Kudus (SOK) Diyai. (Dok. Mateus Tekege for Suara Papua)
adv
loading...

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Sulitnya para pemuda di wilayah Meepago, termasuk anak-anak muda kabupaten Deiyai, provinsi Papua Tengah, mendapatkan fasilitas olahraga perlahan terjawab dengan hadirnya sebuah lapangan futsal yang dibangun jelang akhir tahun 2024 lalu.

Lapangan futsal tersebut terletak di wilayah Debei, tepatnya di kampung Yinudoba, distrik Tigi Barat. Terletak cukup jauh dari Waghete, ibu kota kabupaten Deiyai.

Mateus Tekege, salah satu tokoh pemuda kabupaten Deiyai, menjelaskan, lapangan futsal dibangun oleh umat Katolik stasi Imanuel Yinudoba. Stasi ini bagian dari paroki Segala Orang Kudus (SOK) Diyai. Lapangan futsal itu dibangun atas dukungan anggaran dari pemerintah kabupaten Deiyai.

Dengan alokasi dana melalui Dinas Pemuda dan Olahraga kabupaten Deiyai tahun anggaran 2004, lapangan futsal dibangun sejak beberapa waktu lalu, dan selesai tanggal 27 Desember 2024, kemudian diresmikan dengan misa pemberkatan oleh Pater Damianus Adii, Pr, pastor dekan dekanat Tigi sekaligus pastor paroki SOK Diyai, Senin (30/12/2024) lalu.

Baca Juga:  Kali Koto Dinormalisasi, Masyarakat Paniai Barat Puji Penjabat Bupati

“Dengan dukungan dana dari pemerintah daerah, lapangan futsal sudah selesai dikerjakan. Ini salah satu aset milik gereja. Selama ini umat selalu banting tulang untuk pencarian dana. Jadi, ini akan jadi sumber pendapatan bagi gereja stasi Yinudoba,” kata Mateus Tekege kepada Suara Papua, Sabtu (4/1/2025).

ads

Sebelum prosesi pemberkatan, umat stasi Imanuel Yinudoba berembuk bersama untuk memberikan nama lapangan futsal itu. Mereka akhirnya sepakat satu nama yakni “Awiipiwode”. Nama adat ini diberikan sesuai konteks kebiasaan hidup marga-marga setempat.

“Pemberian nama lapangan futsal ini sudah disepakati bersama pengurus stasi dan umat,” kata Agustinus Bobii, ketua dewan stasi Imanuel Yinudoba.

Baca Juga:  Pemerintah Wajib Hormati Hak Masyarakat Adat di Provinsi Papua Tengah

Dengan perayaan pemberkatan itu, jelas Agustinus, pemakaian lapangan futsal “Awiipiwode” sudah resmi dibuka.

“Sementara lapangan belum seratus persen selesai, anak-anak muda memang minta dipercepat karena mereka mau bertanding. Jadi, setelah pemberkatan, lapangan sudah bisa digunakan,” lanjutnya.

Agustinus Bobii atas nama umat stasi Imanuel Yinudoba mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah daerah serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembangunan satu unit lapangan futsal permanen itu.

“Kiranya Tuhan yang punya segalanya akan memberkati setiap individu yang turut mendukung mewujudkan rencana bangun lapangan futsal ini,” ucap Agus.

Secara khusus, Dominggus Pigome, ketua panitia pembangunan lapangan futsal, menyebut pemberian nama adat dan ibadah pemberkatan menandai pengesahan untuk selanjutnya digunakan oleh siapapun.

Baca Juga:  Jelang Natal, Masyarakat di Papua Tengah Waspadai Daging B2

Dominggus juga menggarisbawahi alasan perlunya satu lapangan futsal di wilayah Debei.

“Pembuatan lapangan futsal di kampung Yinudoba ini satu program kerja tahun 2024. Dan, sekarang sudah berhasil. Jadi, ini bisa digunakan dan nantinya akan menjadi salah satu sumber pendapatan bagi gereja kami,” kata Pigome.

Usai pemberkatan dan peresmian menandai penggunaan lapangan futsal, imbuh Dominggus, dalam waktu dekat pengurus stasi dan Kombas bersama umat Yinudoba akan adakan pertemuan untuk bicarakan sejumlah hal teknis. Seperti penentuan waktu pemakaian, tarif, dan lain sebagainya. Bersamaan juga dengan acara pembubaran panitia.

Setelah lapangan futsal “Awiipiwode” tuntas dikerjakan, rencana berikut mereka adalah pembuatan lapangan basket dan lapangan volly di samping lapangan futsal. []

Artikel sebelumnyaPT Honay Ajkwa Lorentz Bersama PT Tambang Mineral Papua Rencana Bangun Pabrik Keramik dan Semen di Timika
Artikel berikutnyaKontradiksi Revitalisasi Pertumbuhan Ekonomi dan Peningkatan Kualitas Manusia