JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — PT Honay Ajkwa Lorentz dan PT Tambang Mineral Papua akan membangun pabrik keramik dan semen berbahan baku utama tailing PT Freeport Indonesia di Timika, kabupaten Mimika, Papua Tengah. Dengan nilai investasi sekira Rp3,1 Triliun, dalam pelaksanaannya akan menerapkan sistem kerjasama bagi hasil.
Demikian Fenty Widiyawati, direktur PT Honay Ajkwa Lorentz, dalam siaran persnya yang dikirim ke Suara Papua, Sabtu (4/1/2025).
Pulau Papua diakuinya daerah yang relatif belum banyak dilirik kaum industri untuk menjalankan bisnis. Tetapi infrastruktur belum memadai, padahal menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, pertumbuhan ekonomi triwulan tiga tahun 2024 meningkat sebesar 1,66% (y- on- y) tumbuh 0,85%(q-to-q), dan naik 7,47% (c-to-c). Kemudian pemerintah mendukung kepada seluruh pelaku industri ataupun pemangku kepentingan dalam menjalankan aktivitas bisnis harus mendukung pembangunan keberlanjutan agar dapat melestarikan lingkungan hidup khusus nya di Indonesia.
Melihat peluang tersebut, kata Fenty Widiyawati, PT Honay Ajkwa Lorentz bersama TMP berencana membangun pabrik keramik dan semen di Timika.
Fenty menjelaskan, di awal Februari mendatang, PT Honay Ajkwa Lorentz bersama TMP dan pemangku adat Panius Kogoya akan melakukan groundbreaking dan upacara adat bakar batu. Sebelum groundbreaking akan ada rangkaian agenda lainnya, seperti pada tanggal 6 sampai 8 Januari 2025 akan diadakan rapat kerja investasi yang akan berlangsung di Surabaya, Jawa Timur.
Selanjutnya akan diadakan proses rekrutmen tenaga kerja dengan komposisi 80% orang asli Papua (OAP) dan 20% bukan asli Papua. Kemudian, tanggal 10 Januari 2025 akan dilakukan perapihan di area pabrik disertai doa bersama dari perwakilan kepala suku besar dari 10 kabupaten yang berada di Timika saat ini yang akan dibuka Panius Kogoya.
Tanggal 20 Januari 2025, jelas Fenty, akan ada pelantikan dan pengembangan manajemen dari Surabaya. Di hari dan tanggal yang sama akan diadakan seminar pada pukul 13.00 – 17.30 yang direncanakan dibuka oleh S. M. Albert, direktur Tenaga kerja dan pemasaran PT TMP, bersama Hamdani, general manager PT Honay Ajkwa Lorentz.
Kata Fenty, pabrik keramik dan pabrik semen ini berlokasi di jalan Nabire Mil 32, samping Mayon 754 Timika. Sangat dekat dengan pusat kota, dan berdiri di atas lahan seluas 9 hektar di tahap pertama. Pembangunan pabrik akan menyerap 500 – 900 lapangan pekerjaan. Proses rekrutmen tenaga kerja memperbolehkan orang asli Papua yang masih usia produktif, namun belum atau tidak memiliki ijazah formal.
Selain itu, Fenty mengklaim perusahaan akan memberikan pelatihan kepada seluruh pegawai yang telah diterima. Pelatihan yang akan diberikan, seperti pelatihan bahasa Inggris, kelistrikan, mekanik, dan lain-lain. Proses pembangunan ini ditargetkan akan selesai tahun 2026. Di awal produksi tahap pertama pabrik ditargetkan akan memproduksi 21 juta ton semen.
“Sebelum pembangunan pabrik ini, kami juga sudah mempersiapkan pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang kebutuhan operasional pabrik ini. Kami mengundang para investor untuk bergabung bersama kami, dan kami yakin dengan adanya pabrik semen dan keramik di Papua dapat menekan harga semen di Papua,” urainya.
PT Tambang Mineral Papua (TMP) adalah BUMD yang bergerak di bidang industri pertambangan Indonesia yang ada di wilayah Papua.
PT TMP hadir untuk mengeksplorasi, menjelajah, serta mencari cara dan inovasi baru untuk memperoleh, mempelajari, dan mengelola potensi kekayaan sumber daya mineral dan batu bara Indonesia, juga industri pengolahannya, hingga memasarkan berbagai produk mineral tambang untuk menjadi sumber kebaikan untuk kemajuan bersama.
Sementara, PT Freeport Indonesia (PT FI) merupakan perusahaan tambang mineral afiliasi dari Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia (MInd Id). PT FI menambang dan memproses bijih menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak.
PT FI memasarkan konsentrat ke seluruh penjuru dunia, dan terutama ke smelter tembaga dalam negeri, PT Smelting.
Perusahaan raksasa itu beroperasi di dataran tinggi terpencil di pegunungan Sudirman, kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Tambang di kawasan mineral Grasberg merupakan salah satu deposit tembaga dan emas terbesar di dunia. Saat ini perusahaan menambang pada fase akhir tambang terbuka Grasberg.
PT Freeport tengah mengerjakan beberapa proyek pada kawasan mineral Grasberg sehubungan dengan pengembangan beberapa tambang bawah tanah berkadar tinggi yang berskala besar dan berumur panjang.
Secara total, semua tambang bawah tanah ini diharapkan menghasilkan tembaga dan emas skala besar sehubungan dengan peralihan dari tambang terbuka Grasberg. []