Badan Meteorologi PPB Bilang 2024 Tahun Terpanas

0
35

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — The World Meteorological Organization (WMO) atau organisasi Meteorologi dunia pada Jumat (10/1/2025) melalui media center menyatakan tahun 2024 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat sepanjang sejarah, menandai momen kritis dalam perjuangan global melawan perubahan iklim.

WMO dalam siaran pers 10 Januari 2025 menyebutkan, berdasarkan enam kumpulan data internasional independen, rata-rata suhu permukaan global adalah 1,55°C di atas garis dasar pra-industri (1850-1900), dengan margin ketidakpastian ±0,13°C.

Data ini kemungkinan menandai tahun kalender pertama di mana suhu global melebihi 1,5°C (34,7°F) di atas tingkat pra-industri, sebuah ambang simbolis dalam Perjanjian Paris yang bertujuan membatasi pemanasan global.

Temuan tersebut menunjukkan tren suhu selama satu tahun yang memecahkan rekor, di mana 10 tahun terakhir tercatat sebagai tahun-tahun terpanas dalam sejarah dunia. Selama 10 tahun terakhir semuanya menempati sepuluh teratas, dalam serangkaian rekor suhu yang luar biasa.

WMO menyediakan penilaian suhu berdasarkan berbagai sumber data untuk mendukung pemantauan iklim internasional dan menyediakan informasi yang berwenang untuk proses negosiasi perubahan iklim PBB. Kumpulan data tersebut berasal dari Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa (ECMWF), Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), Badan Meteorologi Jepang, NASA, Berkeley Earth, dan kantor Meteorologi Inggris bekerja sama Unit Penelitian Iklim di Universitas East Anglia (HadCRUT).

ads
Baca Juga:  HRM Rilis Dugaan Kejahatan Kemanusiaan di Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah

Celeste Saulo, sekretaris jenderal WMO, menyebut betapa seriusnya situasi ini.

“Sejarah iklim sedang terjadi di depan mata kita. Kita tidak hanya mengalami satu atau dua tahun yang memecahkan rekor, tetapi sepuluh tahun penuh. Serangkaian pemanasan yang luar biasa ini telah membawa cuaca ekstrem dan dahsyat, naiknya permukaan laut, mencairnya es, semuanya diakibatkan oleh tingkat emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia,” kata Saulo.

Saulo menekankan, satu tahun dengan suhu lebih dari 1,5°C selama setahun bukan berarti kita gagal memenuhi tujuan suhu jangka panjang Perjanjian Paris, yang diukur selama beberapa dekade, bukan satu tahun.

“Namun penting untuk menyadari bahwa setiap fraksi derajat pemanasan itu penting. Baik pada tingkat di bawah atau di atas pemanasan 1,5°C, setiap peningkatan pemanasan global akan meningkatkan dampak pada kehidupan, ekonomi, dan planet kita,” kata Celeste Saulo.

Sementara, Antonio Guterres, sekretaris jenderal PBB, menyebut temuan tersebut sebagai fakta yang dingin dan keras, serta mendesak tindakan segera dan tegas dari para pemimpin dunia.

Baca Juga:  Presiden Prabowo Subianto Akui Lahir Dari Mama Kristiani

“Suhu yang terik di tahun 2024 membutuhkan aksi iklim yang inovatif di tahun 2025,” kata Guterres.

“Masih ada waktu untuk menghindari bencana iklim terburuk, tetapi para pemimpin harus bertindak – sekarang.”

Guterres menekankan, suhu yang melebihi 1,5°C dalam satu tahun tidak berarti menandakan kegagalan tujuan jangka panjang Perjanjian Paris yang menilai pemanasan selama beberapa dekade, bukan tahun tertentu.

Senada dengan Saulo, Antonio Guterres menegaskan, setiap kenaikan kecil pada derajat pemanasan memiliki konsekuensi nyata dan memburuk bagi ekonomi, ekosistem, dan kehidupan manusia.

Panas luar biasa pada 2024 disertai dengan dampak iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens, kenaikan permukaan laut, serta pencairan es yang signifikan. Dampak tersebut menggambarkan kebutuhan mendesak untuk tindakan global yang transformatif.

“Setiap kenaikan pemanasan meningkatkan dampaknya pada planet kita,” kata Saulo.

“Apakah pemanasan melebihi atau di bawah 1,5°C dalam satu tahun tertentu, tren ini jelas bahwa kita harus bertindak tegas.”

Baca Juga:  Barisan Pemuda Adat Nusantara: Stop Kriminalisasi Pembela Masyarakat Adat!

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam Advances in Atmospheric Sciences menemukan pemanasan laut pada tahun 2024 memainkan peran penting dalam rekor suhu tinggi. Lautan adalah yang terhangat yang pernah tercatat oleh manusia, tidak hanya di permukaan, tetapi juga di 2.000 meter bagian atas, menurut studi yang dipimpin Prof. Lijing Cheng dari Institut Fisika Atmosfer di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.

Studi ini melibatkan sebuah tim, terdiri dari 54 ilmuwan dari tujuh negara dan 31 lembaga.

WMO akan menyusun rincian lengkap tentang indikator perubahan iklim utama, termasuk gas rumah kaca, suhu permukaan, panas lautan, kenaikan permukaan laut, penyusutan gletser, dan luas es laut, dalam laporan State of the Global Climate 2024 yang akan diterbitkan padaMaret 2025. Laporan ini juga akan menggambarkan secara terperinci tentang peristiwa berdampak tinggi.

Sebuah tim ahli internasional yang dibentuk WMO telah memberikan indikasi awal bahwa pemanasan global jangka panjang sebagaimana dinilai pada 2024 saat ini sekitar 1,3°C dibandingkan dengan garis dasar tahun 1850-1900. []

Artikel sebelumnyaSemua Pihak di Papua Pegunungan Wajib Jaga Situasi Damai Pasca Pilkada 2024
Artikel berikutnyaPerawat RSUD Deiyai Meninggal Akibat Keracunan Makanan, Polres Nabire Didesak Umumkan Hasil Uji Lab