Dr. Ferdinant Pakage, S.Sos, MM, MAP, bersama anaknya berdiri depan makam almarhumah Norlince Pekei, suster perawat di RSUD Deiyai, yang meninggal dunia setelah mengkonsumsi makanan yang diduga terkena racun mematikan yang dijual di pasar pagi Wonorejo, kelurahan Bumi Wonorejo, kabupaten Nabire, Papua Tengah, Kamis (2/1/2025) lalu. (CR1 - Suara Papua)
adv
loading...

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Kepolisian Resor (Polres) Nabire Polda Papua Tengah didesak segera umumkan hasil uji laboratorium terhadap sampel sisa makanan yang diduga beracun hingga Norlince Pekei, Amd.Kep, suster perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deiyai, meninggal dunia, Kamis (2/1/2025) lalu.

Norlince Pekei menghembuskan nafas dari RSUD Nabire, setelah beberapa saat sebelumnya mengkonsumsi makanan beracun yang dibeli bersama anaknya di pasar pagi Wonorejo, kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire, kabupaten Nabire, Kamis pagi.

Ferdinant Pakage, suami Norlince Pekei, menceritakan, sekembali dari pasar, istri bersama anak-anaknya menyantap nasi goreng dan daging ikan yang baru dibeli sama penjual di pasar pagi. Anak-anaknya tidak makan lauk, kecuali mama mereka yang sesaat kemudian merasa kepala pening, sakit perut hingga menceret usai mengkonsumsinya.

“Setelah beli, ibu dan anak pakai motor pulang [ke rumah]. Mereka makan dari lantai satu, pada saat itu saya di lantai dua. Begitu selesai makan, anak-anak berteriak minta tolong. Saya langsung turun. Istri saya hampir pingsan dan mengeluh sakit hulu hati, lalu mencret sampai tidak sadarkan diri,” kata Ferdinant.

Ferdinant Pakage start motor membawa istrinya ke RSUD Nabire. Sayangnya, tak ada pelayanan dari petugas medis begitu masuk di IGD. Padahal, ia minta segera diberi pertolongan dengan memasang oksigen mengingat kondisi tubuh istrinya saat itu kritis.

ads
Baca Juga:  Benny Mawel Mendukung Langkah Senator Kawal CPNS OAP

Belum juga mendapat pelayanan medis, istri tercintanya menghembuskan nafas terakhir di pangkuan suaminya. Saat nafas terakhir, dari mulut dan hidung korban keluar busa berwarna putih.

Kata Ferdinant, saat itu salah satu dokter mendatangi dan bertanya makanan apa yang dikonsumsi sebelum ibu dibawa ke RSUD? Sebab, setelah lihat ada busa, dokter bilang, “Gejala begini keracunan makanan.”

Tinggalkan istrinya di ruang IGD, suami korban yang juga pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) kabupaten Deiyai itu langsung hidupkan motor dan gas ke kantor polisi.

“Saya tinggalkan istri di rumah sakit, langsung saya pergi buat laporan polisi di Polres Nabire dan Polda Papua Tengah,” kata Ferry Pakage, sapaan akrabnya.

Sesudahnya jenazah Norlince Pekei dibawa ke rumah untuk disemayamkan sebelum dimakamkan di halaman rumah mereka yang terletak di bilangan Kalibobo, Nabire.

Selain membuat laporan polisi, Ferry Pakage bersama keluarga korban mendatangi kepala pasar pagi Wonorejo untuk disepakati layanan pasar ditutup sementara sambil proses hukum sampai ada jawaban jelas dari hasil uji lab sampel sisa makanan yang dikonsumsi korban.

Baca Juga:  DPR Provinsi Papua Tengah Setuju 100% CPNS Wajib OAP

Pasar diliburkan selama sepekan, sejak Senin (6/1/2025) hingga Sabtu (11/1/2025).

“Polres Nabire sampaikan kepada kami keluarga korban, bahwa akan berkomitmen mengungkap peristiwa kematian tidak wajar istri saya akibat keracunan setelah makan nasi goreng dan lauk ikan yang baru dibeli di pasar [pagi Wonorejo],” kata Ferry Pakage.

Menunggu selama sepekan belum ada respons dari pihak penegak hukum, Ferry minta Polres bersama Polda segera sampaikan hasil uji lab tersebut ke keluarga korban sekaligus diungkap ke publik.

“Kami masih duka. Dan, sampai detik ini kami keluarga korban ada tunggu informasi dari polisi, apa hasil uji lab terhadap sampel makanan yang sudah dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura? Hasil lab itu harus segera diumumkan supaya ada upaya pencegahan, jangan sampai kejadian sama juga menimpa orang lain,” ujar doktor muda jebolan Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Jawa Timur, itu.

Ferry Pakage mengaku hingga hari ini, Minggu (12/1/2025), keluarga besar di Nabire dan Deiyai sedang menunggu hasil uji lab tersebut.

Baca Juga:  Inilah 27 Nama Calon DPR PBD Yang Lolos Verifikasi Administrasi

Apabila tidak segera ada kejelasannya dari RS Bhayangkara Jayapura, pihak keluarga korban minta sampel diperiksa dari rumah sakit lain saja agar kasus yang merenggut nyawa perawat itu cepat selesai ditangani.

“Kami tidak mau ada unsur kesengajaan sampai molor begini. Kami mau kasus kematian tidak wajar ini segera dibuka ke publik,” tegasnya.

“Saya bersama keluarga akan adukan kasus ini ke presiden Indonesia, Mabes Polri dan Komnas HAM di Jakarta. Ini kasus kematian tidak wajar yang telah menimpa istri saya. Kami sangat tidak terima. Kami sangat marah. Sampai detik ini keluarga korban sedang memendam amarah,” tutur Ferry.

Ferry Pakage juga minta semua pihak harus mendukung kasus ini segera terungkap agar hal sama jangan terulang pada orang lain.

Kasus keracunan makanan yang menimpa suster Norlince Pekei sudah viral di WhatsApp Group, Facebook, YouTube dan media sosial lainnya, begitu nyawanya tak tertolong di ruang IGD RSUD Nabire usai mengkonsumsi nasi goreng dan lauk ikan yang dibelinya di pasar pagi Wonorejo.

Almarhumah meninggalkan empat anak bersama suaminya. []

Artikel sebelumnyaBadan Meteorologi PPB Bilang 2024 Tahun Terpanas
Artikel berikutnyaAkhirnya KM Sanus 114 Layani Penumpang ke Distrik Jita