
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Komite Nasional Papua Barat (KPNPB) Konsulat Indonesia wilayah Makassar resmi memiliki pengurus baru diketuai Andarias Sondegau. Kepengurusan baru dilantik secara resmi, Sabtu (1/2/2025) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pimpinan KNPB pusat dan Konsulat Indonesia hadir dalam acara pelantikan yang diawali dengan menyanyikan lagu mars KNPB. Skorsing sidang konferensi kembali dibuka oleh Steering Komite. Sidang dipimpin ketua KNPB Konsulat Indonesia, Hiskia Meage didampingi ketua panitia Efer Holombau dan sekretaris Niswan Wanimbo.
Pelantikan dilakukan berdasarkan surat keputusan nomor 0035.III/INTR/SK/BPKI-KNPB/2025.
Kepada badan pengurus KNPB Konsulat Indonesai wilayah Makassar juga diserahkan SK kepengurusan baru dengan nomor 0035.III/INTER/BPKI-KNPB/WIL-MAK/01/2025.
Pengurus baru ikrarkan janji imannya selama memimpin organisasi ini. Janji iman dipandu pimpinan KNPB Pusat, Warpo Sampari Wetipo berdasarkan semangat juang, nasionalisme dan ideologi perjuangan rakyat semesta Papua Barat yang diungkapkan sebelum menerima mandat rakyat.
Adapun janji iman tersebut:
- Apakah anda siap memikul salib rakyat? Jawab: Ya, kami siap.
- Apakah anda siap menerima ancaman dalam bentuk apapun oleh kolonial? Jawab: Ya, kami siap.
- Apakah anda siap melawan sistem yang menindas diri dan bangsamu di atas tanah leluhur West Papua? Jawab: Ya, kami siap.
- Apakah anda siap menjadi martir bangsa dan tanah air tercinta West Papua? Jawab: Ya, kami siap.
Sekira Pukul 12.28 WIT, sidang konferensi ditutup pimpinan sidang tetap.

Dilanjutkan dengan ibadah pemberkatan dan pengukuhan badan pengurus terpilih KNPB Konsulat Indonesia wilayah Makassar. Ibadah dipimpin Pdt. Nopianus Agimbau, MTh.
Dalam khotbahnya beberapa pesan kunci disampaikan, salah satunya mengharapkan kepada setiap pejuang di manapun dan kapanpun berjuang, haruslah berdiri di jalur yang benar bersama Yesus Kristus sebagai panglima revolusi.
Sambutan dari berbagai perwakilan usai ibadah diawali Warpo Sampari Wetipo.
Warpo membakar semangat anak muda dengan mengatakan, “Kemerdekaan sepenuhnya milik rakyat pejuang yang melawan, maka pemuda dan mahasiswa adalah salah satu unsur dari rakyat itu sendiri. Kita harus dan wajib melawan, melawan sistem penjajahan yang menindas kehidupan kita dengan hikmat dan intelektualitas kita.”
“Semua ilmu pengetahuan yang kita terima di kampus harus buktikan dalam setiap perjuangan. Jangan menjadi pejuang pelacur intelektual. Jangan harap ada keselamatan dan masa depan yang baik bersama NKRI. Biarpun nanti anda sekalian menjadi pemimpin untuk kolonial dan budak penjajah Indonesia, wajib menjadi pemimpin yang berjiwa pejuang, bukan pemimpin biasa-biasa yang bermental pecundang seperti bapak-bapak dan kakak-kakak kalian yang mentalnya sudah hancur dan mayat hidup di tanah air kita di sana,” tutur Warpo.
Sambutan kedua dari Hiskia Meage, ketua KNPB Konsulat Indonesia, minta kepengurusan baru konsisten dengan perjuangan sebagaimana janji iman tadi.
“Saya berpesan kepada kepengurusan baru, kedepannya bisa berjalan maksimal dan membuka diri untuk siapa saja. Sebab KNPB adalah media rakyat dan rakyat adalah KNPB itu sendiri. Jadi, tidak boleh lagi para pengurus KNPB Konsulat Wilayah Makassar dan para kader anti terhadap diskusi, baca buku dan berpikir, kemudian bertindak secara terukur dan professional,” kata Meage.
Pesan berikut dari Martinus Matulesi Giban, perwakilan delegasi, menegaskan, KNPB adalah benteng awal dan akhir.
“Pengurus terpilih harus camkan bahwa KNPB adalah benteng awal dan akhir. Ingat slogan kita, yang selalu kita jadikan sebagai yel-yel oleh rakyat luas, termasuk rakyat Indonesia, dan juga luar negeri. Kata-kata kita singkat, jelas dan padat, tetapi pedis dalam telinga kolonial Indonesia. Itu menandakan bahwa KNPB tidak bermain-main. KNPB sangat benar ada untuk melawan ancaman terhadap bangsa Papua. Melawan ancaman sebagaimana ditekankan salah satu pimpinan pusat komandan Warpo Sampari Wetipo,” tuturnya.
Unutk itu, Matulesi Giban ajak pengurus baru bergandengan tangan melawan sistem penjajahan.
“KNPB bukan membunuh sesama manusia, tetapi melawan sistem kolonial. KNPB tidak mengajarkan hal tidak terpuji itu. KNPB memperjuangkan kebenaran sejati, menjunjung nilai kemanusiaan, keadilan dan kebenaran,” ujar Giban.
Anton Yikwa, mahasiswa senior dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, kami tidak akan lari jauh tinggalkan kenyataan. Tidak mau anak ayam kehilangan induk. Itu bukan tipe saya. Dan, kalian tahu saya tipe seorang ayah. Saya akan ada di sini, tempat ini, Honai, Pilamo, Kunume, Yamewa, para-para ini. Tempat ini milik kita bersama. Saya hanya dipercayakan teman-teman semua untuk jaga fasilitas dan aset ini.
Kedua, persoalan apapun terjadi di tanah air kita, wajib bicara di sini, aula asrama harus difungsikan untuk tidak bicara dari luar.
Ketiga, kita harus siapkan mental baik. Di sini tempatnya. Organisasi ini akan selalu ada, tidak mungkin kita bawa, maka itu bangunlah komunikasi yang baik dari kamar ke kamar, asrama ke asrama, kampus ke kampus dan juga komunikasi dengan senior-senior.
Keempat, kalian boleh semangat dan emosional, tetapi harus kontrol supaya ide-ide bagus itu bisa kita kontekstualkan, kemudian konstruksikan suatu pekerjaan yang merupakan perjuangan bersama. Sebab perjuangan bangsa Papua bukan milik satu dua orang atau satu suku, tetapi kita semua berjuang untuk pembebasan bangsa dan tanah air.

Arul dari Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) Makassar menyampaikan dukungan kepada generasi Papua dalam perjuangan meraih kemerdekaan.
“Kami hanya berpesan, kawan-kawan pejuang bangsa Papua Barat, tolong dan tolong jaga kesehatan, jaga pola makan dan istirahat yang cukup. Kalian sedang punah. Yang ada di sini tersisa dari yang sisa. Kami FRI-WP siap untuk berjuang bersama dan memberi dukungan politik untuk hak penentuan nasib sendiri,” ujar Arul.
Lanjut Arul, “Kawan-kawan Papua bersama rakyat yang berjuang tetap semangat. Karena semangat perlawanan orang Papua Barat menjadi semangat kami sebagai orang Indonesia yang berjuang bersama. Untuk itu, tetaplah konsisten dan terus maju merebut kemenangan sampai titik darah penghabisan.”
Pitolina Komarigi, salah satu perwakilan perempuan Papua, menyampaikan, “Kita bukan baru mau berjuang, tetapi sejarah telah mencatat bahwa bangsa Papua Barat telah merdeka penuh 1 Desember 1961. Oleh karena itu, perempuan Papua tidak boleh lemah, dan minder sedikitpun bila anda dan saya diberi ruang dan kesempatan untuk berjuang bersama-sama dengan kaum laki-laki.”
“Kita berjuang untuk merebut kembali hak kedaulatan kita yang dihilangkan oleh Soekarno melalui Trikora. Kita tahu orang Papua itu tidak semua hatinya merdeka. Karena mereka belum sadar, padahal faktanya kita sedang musnah. Maka, kami sebagai perempuan Papua Barat berharap kita semua bersatu, saling menjaga dan berjuang bersama-sama,” ujar Pitolina.
Mewakili orang tua, Yahya Wally menyampaikan beberapa pesan kepada pengurus baru dan seluruh mahasiswa Papua di kota studi Makassar.
“Sebagai orang tua di sini, saya apresiasi kepada anak-anak muda yang punya semangat dan terus berjuang untuk pembebasan bangsa Papua Barat. Terutama anak-anak muda dalam KNPB yang kita doakan dan kukuhkan bersama ini.”
Yahya lebih lanjut menceritakan pengalaman hidup sejak usia muda di Manokwari.
“Kita bicara Papua merdeka adalah bicara hati yang tulus dan murni. Maka, perjuangan ini menjadi semangat awal, dan semangat ini terus bawah ke tanah air. Kamu mau jadi gubernur, bupati, DPR, MRP, atau jadi OPM dan KNPB juga pusatnya ada di sana, jadi silahkan. Intinya adalah anak-anak harus kontrol diri setiap waktu, atau setiap hari, karena kita sama-sama melihat dan merasakan betapa sengsaranya bangsa Papua. Oleh sebab itu, anak-anak harus melihat masa depan Papua dengan iman dan ideologi yang tulus.”

Pesan berikut dari Yahya Wally kepada anak muda Papua untuk tetap mengikuti perkembangan semua bidang, termasuk dalam menyampaikan informasi harus mengedepankan etika.
“Anak-anak sudah sekolah luar biasa, banyak sarjana dari KNPB yang terus menerus berjuang, namun harus gunakan media sosial dengan baik, profesional dan bertanggungjawab. Tidak boleh lagi sedikit-sedikit posting di sembarang alamat,” pinta paitua Yahya.
Efer Holombau, ketua panitia, berkesempatan mewakili teman-teman panitia, mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh mahasiswa-mahasiswi Papua di kota Makassar.
“Saya tidak menyebut kontribusi kawan-kawan semua satu per satu dalam menyukseskan dua agenda sekaligus, yaitu seminar nasional dan konferensi KNPB Konsulat Indonesia wilayah Makassar kedua ini. Semuanya kita korbankan demi perjuangan bersama.”
Holombau akui SK panitia diterimanya 19 November 2024. Tetapi karena kesibukan saat itu berlanjut dengan perayaan Natal, kegiatan baru sekarang dilaksanakan.
“Kalau ada kekurangan dan kesalahan, harap kita baku minta maaf. Kita ada dalam garis kebenaran, maka kita wajib saling respek. Waa, waa, waa,” ucap Efer. []