Aksi Demo Mahasiswa Puncak Tuntut Penembakan Tarina Murib Sempat Dihadang

0
231
Mahasiswa Puncak yang dihadang aparat kepolisian di jalan Karang Mulia Nabire, Papua Tengah, Rabu (12/2/2025) pagi. (Supplied for Suara Papua)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Mahasiswa Kabupaten Puncak di Nabire bersama tim investigasi pengungkapan kasus pembunuhan disertai mutilasi Tarina Murib di Kampung Pamebut, Distrik Yugumoak pada 3 Maret 2023 sempat dibatasi aparat ketika hendak berdemonstrasi menuju Kantor DPRP Papua Tengah pada, Rabu (12/2/2025).

Aksi demo damai itu hendak dilakukan dengan tujuan agar adanya keadilan bagi keluarga korban dan pengungkapan kasus penembakan disertai mutilasi yang diduga dilakukan aparat TNI dari Yonif 303 Mutilasi.

Penghadangan dilakukan aparat kepolisian sejak pukul 08.00 waktu Papua di depan asrama Puncak di jalan Karang Mulia, Nabire menggunakan mobil Barakuda, dan truk Dalmas lengkap dengan anggota, gas air mata.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Gelar FGD Evaluasi Pelaksanaan Pilkada 2024

Dalam aksi itu mahasiswa dan tim mendesak agar oknum pelaku dalam aksi keji tersebut dihukum sesuai hukum yang ada dan dipecat dari tugasnya. Mereka juga minta agar aparat militer ditarik dari Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

Jazad ibu Tarina Murib, korban pembunuhan disertai mutilasi dibuang di sekitar Kali Iloway Nikime 3 Maret 2023 pukul 16:00 waktu Papua sore dalam keadaan telanjang dan kepalanya terpotong.

ads

Dan sejak terjadinya penembakan disertai mutilasi terhadap korban, hingga sekarang kasus tersebut belum diusut tuntas.

Pada 6 Maret 2023, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman sebagaimana dikutib Jubi menyatakan warga yang tewas di Kampung Pamebut pada 3 Maret 2023 terluka karena tembakan anggota TPNPB.

Baca Juga:  Fatayat NU dan HWDI Desak Pelaku Penculikan dan Pemerkosaan Ul Dihukum Maksimal
Aparat yang mendatangi mahasiswa Puncak di Nabire, Rabu (12/2/2025). (Supplied)

Ia menyatakan seorang prajurit Satuan Tugas Batalion Infantri Raider 303/ Setia Sampai Mati dari Jawa Barat juga meninggal dunia dalam kontak tembak di Kampung Pamebut itu.

Herman menjelaskan kontak tembak itu bermula setelah TPNPB menembak warga sipil bernama TM di Kampung Pamebut. Ia menyatakan aparat TNI berupaya mengevakuasi korban ke Puskesmas, namun malah diadang dan ditembak kelompok TPNPB.

“Insiden itu mengakibatkan Praka JM tertembak dan akhirnya terjadi kontak tembak. Prajurit Praka JM yang tertembak berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sinak, namun dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis. Demikian pula warga sipil TM yang ditembak KST dinyatakan meninggal dunia,” kata Herman sebagaimana dikutib Jubi.

Baca Juga:  Tan-Wundien Ucapkan Selamat Kepada Bupati Terpilih Kabupaten Lanny Jaya

Pemimpin TPNPB Komando Daerah Perang Sinak, Brigadir Jenderal Kalenak Murib  membantah pernyataan TNI itu. Ia balik menuding  pihak yang menembak warga sipil itu justru pasukan TNI.

“Kami membantah pernyataan aparat kolonial Indonesia yang mengatakan TPNPB menembak warga sipil. Kami tidak pernah menembak warga sipil atau membakar rumah warga. Penembakan terhadap warga sipil itu dilakukan prajurit TNI saat mereka mau mengejar kami,” katanya.

Artikel sebelumnyaGERMAPA Gelar Pemutaran Film Dokumenter Anak Jalanan untuk Edukasi Rakyat Papua
Artikel berikutnyaBeri ‘Kami’ Pendidikan Gratis, Bukan Makan Siang Gratis