GERMAPA Gelar Pemutaran Film Dokumenter Anak Jalanan untuk Edukasi Rakyat Papua

0
127
Foto bersama usai menonton film di Perumnas tiga Waena, kota Jayapura, Papua. (Supplied for Suara Papua)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Gerakan Mahasiswa Papua (GERMAPA) gelar pemutaran film dokumenter dengan judul, “Sa Butuh Ko Pu Cinta”, tentang kisah anak jalanan di Wamena. Pemutaran film tersebut sebagai bentuk edukasi kepada anak-anak jalanan, pada umumnya rakyat Papua. Pemutaran film dukumenter tersebut dilaksanakan di Putaran Taxi Perumnas lll Waena, Kota Jayapura, Papua pada, Selasa (11/2/2025).

Dalam pemutaran film dokumenter yang di gelar oleh GERMAPA tersebut dihadiri sejumlah organisasi yakni GREEN Papua, KNPB, GempaR Papua, UNIKAB, dan Komunitas Kaki Abu. Ada sebanyak 50 an lebih aktivis yang hadir.

Akhir dari nonton film dokumenter itu, GERMAPA membuka ruang diskusi agar setiap aktivis yang hadir menyampaikan pandangan terhadap film dokumenter yang diputar.

Dalam diskusi tersebut, setiap orang mengkritisi pelaksanaan Otsus di tanah Papua yang tidak mensejahterakan rakyat Papua dari sisi pendidikan.

Baca Juga:  Anggota Pansel DPR Papua Dilaporkan ke Polda Karena Diduga Minta Uang Untuk Lolos Seleksi

Merry Itibalyo, sebagai moderator dalam kegiatan tersebut  mengatakan kepada peserta “Kawan  – kawan yang hadir dalam diskusi filem ini perlu tahu bahwa anak-anak Papua yang terlantar di sepanjang jalan di beberapa kota, termasuk di Jayapura yang memiliki cita – cita tetapi semua gagal karena ada kesenjangan sosial yang massif,” kata Itibalyo.

ads

Ia mengatakan, anak jalanan memiliki latarbelakang yang berbeda yang mana ada orang tua mereka yang meninggal, ada pasangan orang tua mereka yang tidak baik, ada kondisi ekonomi orang tua yang lemah, dan banyak alasan lainnya.

“Namun dalam kondisi anak jalanan seperti ini, Pemerintah punya tanggung jawab untuk melakukan pemberantasan kondisi sosial yang buruk ini.”

Baca Juga:  Mahasiswa dan Pelajar Mendesak Pemerintah Pusat Tarik TNI/Polri Dari Pegunungan Bintang
Ketika nonton film dokumenter anak jalanan. (Suppiled for SP)

Varra Iyaba, Ketua GERMAPA mengatakan “Kehidupan bangsa tertindas bersama Kolonialisme akan selalu melanggengkan penindasan dan pembiaran atas keterpurukan kondisi sosial bagi kaum tertindas. Kolonial Indonesia mengunakan sistem kapitalisme memproduksi penindasan,  penderitaan, pembunuhan, penangkapan sewenang – wenang, penembakan, dan perampokan Sumber Daya Alam (SDA) Papua. Ini menunjukkan rakyat Papua sebagai rakyat yang tertindas,” tukas Iyaba.

Ia lalu mengatakan, rakyat Papua berstatus sebagai kaum tertindas oleh sistem Kolonialisme,  maka berhenti untuk tunduk di bawah kekuasaan, tetapi rakyat tertindas harus berpikir memimpin pemberontakkan agar bebas dari belenggu penjajah.

Anak jalan ini menurut dia hasil dari produksi kapitalisme demi kepentingan akumulasi modal, karena itu watak keaslian penjajah menjajah rakyat di berbagai belahan dunia.

Baca Juga:  Aske Mabel Akhirnya Ditangkap Tim Damai Cartenz

“Oleh sebab itu Gerakan Mahasiswa Papua akan terus tebarkan semangat perlawanan rakyat Papua, dan GERMAPA muncul sebagai bentuk reaksi dari penindasan yang masif di atas tanah Papua untuk memimpin perjuangan pembebasan nasional Papua Barat.”

GERMAPA gelar diskusi film dengan tujuan untuk memberikan kesadaran kritis kepada anak jalanan agar melawan tunduk di bawah kekuasaan penjajah. Karena kesadaran kapitalisme selalu merasuki dalam kehidupan orang Papua yang hanya merusak pola hidup dan cara pandang.

Alternatif untuk menghancurkan pengetahuan kapitalisme yang mendominasi dalam kehidupan rakyat tertindas, maka kaum revolusioner penting menyebarkan agitasi perlawanan dan pembebasan rakyat dari penjajahan.

Artikel sebelumnyaDiduga Ada Calon DPRK Kabupaten Sorong Masih Bersatus ASN
Artikel berikutnyaAksi Demo Mahasiswa Puncak Tuntut Penembakan Tarina Murib Sempat Dihadang