
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Konflik horizontal diantara dua kelompok pendukung akibat sengketa Pilkada kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, segera dihentikan karena dampaknya dirasakan semua pihak. Desakan disampaikan mahasiswa-mahasiswi asal kabupaten Puncak Jaya se-Jawa Bali, dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan Selasa (11/2/2025).
Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Puncak Jaya (Ipmapuja) se-Jawa Bali dalam pernyataan sikap yang diterima Suara Papua, Kamis (13/2/2025), mengemukakan, apapun alasannya, konflik tak boleh terjadi, apalagi bersinggungan dengan politik praktis.
Para mahasiswa bahkan mengecam terjadinya tindak kekerasan dan aksi saling serang diantara dua kelompok pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati yang berdampak luas sejak beberapa hari lalu di Mulia, ibu kota kabupaten Puncak Jaya.
“Kami mengecam segala bentuk kekerasan, pertikaian, dan peperangan yang terjadi akibat perbedaan pilihan politik antara kedua pendukung calon nomor 01 dan 02,” ujar Emison Wonda, ketua Ipmapuja Jawa Bali.
Emison mengatakan, dampak dari perpecahan seperti ini hanya akan memperburuk keadaan, dan menghambat pembangunan di wilayah kabupaten Puncak Jaya.
“Kami minta Kapolres Puncak Jaya beserta jajarannya untuk mengambil tindakan dengan cepat dalam menangani konflik ini,” ujarnya.
Untuk itu, aparat keamanan diminta mengayomi seluruh komponen masyarakat dan mengatasi konflik antara kedua pendukung tersebut tidak berlanjut.
Penjabat bupati Puncak Jaya juga diminta segera mengambil langkah tegas dan bijak untuk meredam konflik tersebut.
“Kami meminta agar beliau menggalang rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai, dan memastikan pelayanan publik tetap berjalan, tanpa terganggu oleh konflik politik,” ujar Wonda.
Kepada para pendukung paslon nomor urut 01 dan 02, Ipmapuja se-Jawa dan Bali mengimbau agar mengutamakan persatuan, perdamaian, dan dialog.
“Perbedaan pilihan politik adalah hal wajar dalam demokrasi, namun kekerasan bukanlah solusinya,” ujar Mikael Tabuni, sekretaris Impapuja Jawa Bali.
Ipmapuja menyatakan siap mendukung upaya perdamaian kedua belah pihak yang bertikai di Puncak Jaya, melalui mediasi dan dialog.

Berikut beberapa tuntutan Ipmapuja Jawa-Bali terkait konflik antar pendukung di Mulia:
- Mendesak bakal calon 01 dan 02 atau tim relawan untuk balik ke daerah untuk menenangkan konflik di kabupaten Puncak Jaya.
- Pemerintah daerah dan penjabat bupati Puncak Jaya harus memfasilitasi mama-mama yang ada di pengungsian di gedung aula Kodim dan segera mengamankan mereka. Penjabat bupati juga segera bertanggungjawab atas kerusakan materil dan nonmateril akibat konflik tersebut.
- Mendesak Kapolda Papua Tengah segera mencopot jabatan Kapolres Puncak Jaya karena dianggap tidak mampu menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah hukumnya.
- Tim pendukung atau relawan antar kedua pendukung jangan memprovokasi masyarakat.
Sembari berharap semua pihak yang ada di kabupaten Puncak Jaya mau mendengar sekaligus melaksanakan tuntutan tersebut demi kebaikan bersama, Ipmapuja juga minta adanya dialog konstruktif untuk segera menyudahi konflik dan situasi kembali pulih demi menjaga kedamaian di kabupaten Puncak Jaya. []