Mahasiswa Papua Soroti Maraknya Aksi Begal di Kota dan Kabupaten Sorong

0
48

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kota dan kabupaten Sorong, provinsi Papua Barat Daya, tak pernah luput dari kasus begal. Maraknya aksi begal kian meresahkan warga masyarakat di kota dan kabupaten Sorong. Herannya, hingga kini terkesan masih ada proses pembiaran terhadap kasus-kasus begal tersebut.

Onesimus Suhala, ketua Himpunan Mahasiswa Papua kota studi Tarutung, Tapanuli Utara, provinsi Sumatera Utara, angkat suara soal maraknya angka kriminalitas dalam hal ini aksi begal di kota dan kabupaten Sorong.

“Insiden pembegalan yang semakin sering terjadi menimbulkan rasa ketakutan di tengah masyarakat dan merusak rasa aman yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara,” kata Onesimus dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/2/2025).

Mahasiswa Papua di Tapanuli Utara melalui Onesimus Suwala merasa sangat prihatin terhadap maraknya kasus begal yang sering terjadi di kabupaten maupun kota Sorong. Mahasiswa minta sebaiknya kasus-kasus tersebut segera ditangani.

Onesimus mengungkapkan beberapa faktor yang melatarbelakangi maraknya kasus kriminalitas seperti pembegalan, pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya sangat kompleks dan multifaktor.

ads
Baca Juga:  Tiga Tindakan Melanggar Hukum HAM Internasional Menurut Natalius Pigai

Hal pertama menurutnya adalah faktor sosial yakni kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Kondisi ekonomi yang buruk turut memicu keputusan untuk melakukan tindakan kriminal. Pemicu lainnya, akibat kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang hukum dan norma sosial.

Selain itu, kata Ones, kerusakan keluarga dan lingkungan turut memicu perilaku kriminal, terutama pada anak-anak dan remaja.

Faktor psikologis antara lain gangguan mental seperti depresi, skizofrenia, dan gangguan kepribadian juga turut memicu perilaku kriminal. Selain kurangnya kontrol diri dan kemampuan untuk mengelola emosi, serta pengaruh lingkungan yang buruk antara lain akibat bergaul dengan orang-orang yang memiliki perilaku kriminal.

“Pemicu lainnya adalah faktor ekonomi. Antara lain kemiskinan dan pengangguran juga memicu keputusan untuk mereka melakukan tindakan kriminal, ditambah kesenjangan ekonomi, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan turut memicu perilaku kriminal,” urainya.

Baca Juga:  Wartawan Demo Desak Ungkap Kasus Bom Molotov di Kantor Redaksi Jubi

Selain itu, ada faktor politik dan hukum yang menurut Ones, akibat kurangnya efektivitas hukum dan penegakan hukum. Itu ditambah dengan kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan dan lembaga hukum, serta faktor lainnya adalah pengaruh media dan teknologi memicu tumbuhnya perilaku kriminal, terutama pada anak-anak dan remaja.

“Hal lainnya adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang hukum dan norma sosial dapat memicu perilaku kriminal. Ditambah lagi faktor lingkungan dan geografis, seperti kepadatan penduduk dan akses ke fasilitas, dapat memicu perilaku kriminal,” bebernya.

Ones menyebut setiap kasus kriminal memiliki faktor-faktor yang unik dan kompleks. Karena itu, penting bagi semua pihak melakukan analisis yang mendalam dan komprehensif untuk memahami latar belakang kriminalitas.

Untuk mencegah berbagai bentuk tindakan kriminalitas khususnya pembegalan yang marak terjadi, Ones mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam upaya menjaga keamanan dan kenyamanan bersama. Secara khusus instansi pemerintahan, pendidikan, dan keagamaan untuk melakukan upaya pencegahan tindakan kriminalitas sesuai fungsinya masing-masing.

Baca Juga:  Mahasiswa Tolak Rencana Bangun Kodim di Intan Jaya dan Pos Militer di Km 62 Nabire

“Juga mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil langkah nyata dalam menanggulangi aksi kejahatan itu, baik melalui peningkatan patroli keamanan di titik-titik rawan, penguatan sistem peradilan, maupun penerapan teknologi dalam memonitoring wilayah-wilayah yang sering menjadi sasaran aksi kejahatan,” ujarnya.

Selain itu, Ones juga menyerukan agar aparat penegak hukum lebih aktif dalam melakukan investigasi dan menangani kasus-kasus pembegalan secara serius, tanpa ada pembiaran terhadap praktik kejahatan tersebut berlanjut.

“Keamanan publik adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, aparat kepolisian, serta masyarakat. Kami berharap agar seluruh pihak dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman,” kata Ones.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, Ones mengimbau setiap warga kota Sorong dan kabupaten Sorong lebih berhati-hati, tetap waspada dalam beraktivitas, dan segera melaporkan setiap kejadian ke pihak berwenang. []

Artikel sebelumnyaNasib Persipura di Liga 2 Tergantung Hasil Satu Laga Away, Dibuntuti Dua Pesaing
Artikel berikutnyaKeresahan Masyarakat Kampung Imsar Dikisahkan Melalui 31 Foto Bersuara