Klasis GKI Sentani, Klasis Tertua dan Klasis Pertama di Seluruh Wilayah Uzv-Papua

0
52
Pimpinan Klasis GKI Sentani sejak 1949 - 2025. (Dok. Pdt. Yohan Wally)
adv
loading...

Oleh: Pdt.John Wally, S.Si, M.Mis*
*) Kepala Biro Pengajaran, Liturgi dan Musik Gereja Sinode GKI di Tanah Papua.

Tanah Papua saat memulai Pekabaran Injil dengan Doa, pertama adalah doa untuk Negeri Papua, dinamakan “Doa Mansinam” 5 Februari 1955 “dalam nama TUHAN kami menginjakkan kaki di negeri ini.”

Kedua adalah “Doa Kwawi” doa tentang “orang Papua”, 6 November 1862 oleh Ottow “Ya Tuhan saya ingin melihat di sorga-Mu kelak satu orang Papua,” dan Ketiga adalah “Doa Miei” oleh I.S. Kijne, 25 Oktober 1925, doa tentang persatuan-kesatuan bangsa Papua “Di atas batu ini, saya meletakkan peradaban  orang Papua, sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, tetapi bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.”

Inilah “doa sebagai nadi utama perubahan dari perkembangan Papua dari masa ke masa”.

Pendeta pertama di Klasis Sentani
Zendeling pertama menginjakkan kaki di Sentani adalah Pdt. Godlieb Lodewijk Bink, 22 Agustus 1893. Zendeling kedua yang menginjakkan kaki di Sentani adalah Pdt. Jacob Bijkerk, Georg Schneider dan Agter de Neef”.

ads

Sentani sejak tahun 1916 dimasukkan ke dalam pos Pekabaran Injil “Holandia” yang namanya Resor Holandia, berkantor pusat di Holandia-Werf, sekarang Kantor DPRP, Kantor Klasis Port Numbai.

Sejak 1916 sampai dengan 1927, Guru Sekolah sekaligus Guru Jemaat belum ditempatkan oleh Zending UZV melalui Resor Holandia.

Baca Juga:  Dari Aneka Obrolan Melahirkan Alternatif Aksi Perlawanan Bangsa Papua Perdana di Jakarta

Pada periode ini perintisan Injil dilakukan oleh Tuhan sendiri melalui seorang dari Ormu namanya Ahasweros Famai Nari, melalui kampung Nendali, 9 Agustus 1916.

Dasar pengajarannya adalah “Doa Bapa Kami, Hukum Kasih dan Pengakuan Iman Rasuli”, dan pengajaran lainnya seperti mencuci, menyapu dan lain-lain.

Famai pada tahun 1927 melakukan perkunjungan ke Resor Holandia yang sedang dibangun di bukit Mentie-Nimboran untuk meminta kepada pihak Resor Holandia agar mengirim guru di wilayah yang dirintis oleh Famai dengan Injil yang diajarkannya melalui Doa Bapa Kami, Hukum Kasih dan Pengakuan Iman Rasuli – yaitu Sentani pada perjalanan ke-3 Famai datang bersama 50 orang Sentani dari berbagai kampung untuk meminta Guru.

Pada Konferensi UZV-Papua yang dilaksanakan tahun 1928 di Miei, barulah diputuskan bahwa nama Resor Holandia diubah menjadi “resor Holandia-Nimboran” dan sejak tahun 1928, Resor Holandia boleh mengirim Guru ke wilayah pelayanan sebagai wilayah kerja Resr Holandia-Nimboran.

Sejak tahun 1928, tiga guru yang dikirim pertama di 3 kampung, yaitu Ifar Besar, Gr. Daud Pekade (1928), kampung Asei, Gr. Esau Kakisina (1928) dan kampung Ayapo, Gr Derek Samalo (1928).

Pengiriman guru ke Sentani dilakukan pada masa Ketua Resor Holandia Nimboran adalah Pdt. Jacob Bijkerk.

Sampai dengan tahun 1934, digantikan oleh Pdt. T. Hogerward, bertugas dari tahun 1934-1936, lalu digantikan oleh ketua Resor ketiga adalah Pdt. Hendrik Spreeuwenberg, yang bertugas dari tahun 1936-1939.

Baca Juga:  Indonesia Abaikan Pengungsi Internal, Lebih Peduli Pengungsi Rohingya, Palestina dan Ukraina

Pada masa darurat perang dunia kedua, Ketua Resor untuk pertama kali dipercayakan kepada seorang “bumi-putera adalah “guru Amos Pasalbessy” dari 1940-1947, tahun 1948 saat terjadi Konferensi UZV Papua di Yoka, Guru Amos Pasalbessy digantikan oleh Pdt. J.P. Kabel.

Salah satu materi yang diputuskan pada Konferensi UZV-Papua 1948 di Yoka adalah “menyematkan struktur pemberdayaan bumi-putera” di bawah Struktur Resor – namanya adalah “Klasis”.

Pada masa Ketua Resor Holandia-Nimboran Pdt. J.P. Kabel inilah Klasis yang pertama kali dibentuk dan dimekarkan dari Resor adalah Klasis Sentani.

Kemudian alih administrasi dari Resor Holandia-Nimboran ke Administrasi Klasis berupa administrasi kepengurusan jemaat-Jemaat dan administrasi wilayah pelayanan Klasis di wilayah Resor Holandia-Nimboran.

Setelah itu tanggal alih administrasi ini yang menjadi hari Ulang Tahun Klasis Sentani, yaitu alih administrasi Resor ke Klasis Sentani dilakukan di kampung Yoka pada 21 Februari 1949.

Sejak Konferensi UZV-Papua memutuskan untuk membentuk “struktur pemberdayaan bumi putera” dengan nama ‘Klasis’.

Wilayah Klasis GKI Sentani

Pemandangan Danau Sentani, dan Gunung Cycloop Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. (Dok. Klasis Sentani)

Klasis Sentani sejak dibentuk memiliki wilayah pelayanan mencakup Holandia, Arso-Senggi, Sentani, Moi, Genyem dan Taja-Kaureh-Lereh. Oleh karena wilayah Klasis Sentani begitu luas, sementara turnei menjadi salah satu wujud pendekatan pelayanan yang diperlukan, maka Resor Holandia-Nimboran dalam konferensi Resor Holandia-Nimboran tahun 1950 memutuskan untuk mengevaluasi wilayah pelayanan Klasis Sentani, yaitu wilayah Klasis Sentani sejak 1950 tidak termasuk wilayah Nimboran dan Taja Lereh Kaureh.

Baca Juga:  Mimbar Gereja Harus Bicara Perlindungan Tanah, Hutan dan Keselamatan OAP

Sehingga sejak tahun 1951, wilayah pelayanan Klasis Sentani adalah Holandia, Keerom-Senggi, Sentani, Moi dan Kemtuk.

Ketua Klasis Pertama ditunjuk oleh Resor Holandia Nimboran sejak 1949-1971 adalah Pdt. Set Liboran.

Pdt Set Liboran menjabat Ketua Klasis Sentani sejak tahun 1949 sampai dengan GKI di bentuk 26 Oktober 1956. Setelah itu dilanjutkan dari tahun 1956 hingga tahun 1959.

Setelah itu ketika GKI melaksanakan Sidang Sinode pertama di Manokwari pada tahun 1959, Pdt Set Liboran terpilih sebagai Bendahara Sinode dan Pdt. Gustaf Adolof Lanta dipilih menjadi Wakil Ketua Sinode, merangkap jabatan. Pada masa itu ketika merangkap jabatan tidak menajdi soal prinsip, karena kurangnya tenaga para pendeta.

Urutan nama-nama Ketua Klasis GKI Sentani :

  1. Pdt Set Liboran 1949-1962
  2. Gustaf Adolof Lanta 1962-1965
  3. Pdt Yusuf Okoka 1965-1968
  4. Pdt Eliezer Suebu 1968-1971
  5. Pdt Yusuf Okoka 1971-1973
  6. Nikodemus Yawakreuw 1974-1977
  7. Pdt Yusuf Okoka 1977-1980
  8. Yohosua Yoku 1980-1984
  9. Pdt Yusuf Okoka 1984-1988
  10. Barnabas Wamblolo 1988-1992
  11. Yunias Taedini 1992-1996
  12. dokter Manapa (antar waktu)
  13. Jack Yoku 1996-2000
  14. Josias Paru 2000-2006
  15. Hosea Wally 2006-2011
  16. Aleks Werimon 2006-2011 (antar waktu)
  17. Abraham Abisay 2011-2017
  18. Thony Wally 2017-2022
  19. Piter Yom 2017-2022 (antar waktu)
  20. Nelince Wanma 2017-2022 (antar waktu)
  21. Albert Suebu 2022-2027 (sekarang)

Demikian urutan Ketua Klasis GKI Sentani sejak terbentuk pada tahun 1949 hingga tahun 2025.

Artikel sebelumnyaKSTHMP Ingatkan Kepala Daerah yang Dilantik Wajib Berpihak Pada Masyarakat Adat dan Lingkungan
Artikel berikutnyaKapolres Nabire Stop Mengkambinghitamkan KNPB Dalam Aksi Penolakan MBG