JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Teluk Cenderawasih Nabire membantah pernyataan Kapolres Nabire AKBP Samuel Tatiratu yang menyatakan KNPB Nabire mendalangi aksi demo damai penolakan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilakukan Front Solidaritas Pelajar West Papua di Nabire pada 17 Februari 2025.
Pernyataan itu disampaikan Ketua KNPB Teluk Cenderawasih Desrius Goo pada, Kamis (20/2/2025) kepada suarapapua.com dari Nabire, Papua tengah.
“KNPB secara organisasi tidak pernah menyusun ataupun mengakomodir pelajar untuk aksi tolak makanan gratis,” kata Desrius Goo.
Menurutnya aksi pelajar tersebut adalah murni dari inisiatif pelajar sendiri, seperti yang dilakukan pelajar di kota lain, seperti Kabupaten Dogoyai, Kabupaten Yahukimo, Kota Jayapura dan beberapa kota di Indonesia.
“Jadi tuduhan Kapolres Nabire kepada KNPB Teluk Cenderawasih adalah pernyataan yang mengada-ada tampa fakta-fakta. KNPB Nabire sendiri tidak pernah terlibat ataupun mengajak pelajar untuk melakukan aksi penolakan,” tegas Goo..
Ia malah mensentil pernyataan Kapolres tersebut agar tidak menuduh sebarangan. “Jangan menuduh ataupun kambing hitamkan KNPB Nabire tampa bukti.”
Pernyataan Kapolres Nabire kata Ketua KNPB adalah pernyataan yang menutupan kesalahan yang dilakukan anggotanya terhadap para pelajar yang melakukan aksi tersebut.
“Jangan sembunyikan kekerasan yang dilakukan anggota polisi terhadap pelajar pada saat aksi, termasuk yang sebagian di tahan di Polres. Itu pernyataan yang mengkambinghutamkan KNPB teluk Cendrawasi Nabire,” tukasnya.
Ia lalu menyatakan bahwa tuduhan Kapolres terhadap KNBP Nabire merupakan pernyataan yang tidak benar dan membohongi publik.
“Jangan stempel hanya karena pelajar menggunakan atau memakai gelang dan noken bermotif BK. Jangan hanya karena pelaksanaan aksi demo sama seperti yang dilakukan KNPB, maka semena-mena menuduh KNPB. Sekali lagi, KNPB Nabire secara organisasi tidak pernah menyusun ataupun mengakomodir pelajar untuk aksi tolak makanan gratis.”
“Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami membantah pernyataan Kapolres Nabire.”
Sementara, seorang pelajar yang terlibat dalam aksi tersebut menyatakan “kami pelajar Nabire tidak ingin terinfeksi keracunan makanan seperti di Sumatra Utara sebanyak 40 siswa SD dan di Jawa Tengah serta beberapa wilayah di Indonesia,”kata siswa tersebut.
Oleh sebab itu “hanya karena hal itulah mendorong kami pelajar untuk melakukan demonstrasi dengan tujuan menolak MBG di Nabire, tetapi juga di beberapa wilayah di Papua.”