Decon Way sedang membuat satu cup minuman segar yang dipesan oleh pembeli di perempatan lampu merah SPG, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (12/3/2025) kemarin. (Maria Baru - Suara Papua)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com — Decon Way (20) merasa tak malu jual minuman segar di tepi jalan raya, tepat di lampu merah SPG, kota Sorong, Papua Barat Daya. Ia mengaku bangga dan senang bersaing dengan para pedagang non Papua yang berjualan di sekitaran kantor wali kota Sorong.

Siang terik picah di kota Sorong. Dari jauh tampak anak-anak SMA Agustinus mengelilingi Decon Way. Kira-kira apa yang sedang dilakukan? Ketika didekati, rupanya mereka sedang serbu minuman segar yang sedang disajikan anak muda Papua itu di pinggir jalan.

Panasnya kota Sorong pada Rabu (12/3/2025) memang cocok sekali untuk membasahi kerongkongan dengan berbagai sajian minuman segar dari akut, sebutan untuk laki-laki dari suku Ayamaru dan Aitinyo, kabupaten Maybrat di pojok  perempatan lampu merah SPG.

Decon Way baru dua bulan menjadi karyawan AI-CHA Coffee and Tea kota Sorong, tetapi merasa bangga bisa menjual varian minuman segar dan enak, seperti lemon squash, lemon jasmine, lycee tea, es kopi susu, es coklat, dan kopi gula aren di depan lampu merah perempatan SPG kota Sorong.

Baca Juga:  Ratusan Anak di Batdey Raya Mau Belajar, Pemkab Tambrauw Belum Seriusi Pendidikan

Semua minuman segar tersebut tidak mahal. Hargnya terjangkau oleh semua orang. Ia menjualnya mulai dari Rp10 ribu hingga 13 ribu rupiah per cup minuman. Tergantung selera, mau memilih jenis minuman.

ads

Ia bercerita awal mendapatkan informasi lowongan kerja di AI-CHA melalui IG @KoPuKabar.

Saat alumni dari SMAN 2 kota Sorong itu tahu IA-CHA sedang membuka lowongan kerja, ia nekat mengirim pesan bertanya tentang persyaratan dan katanya hanya minta foto dan langsung diwawancara.

“Waktu itu sa dapat info lowongan kerja di Instragram Ko Pu kabar. Begitu sa chat tanya syarat, langsung disuruh kirim foto saja dan diminta ke Saga untuk wawancara. Kemudian, ditraining sehari full untuk membuat aneka minuman,” cerita Decon ketika dijumpai Suara Papua di perempatan lampu merah SPG, kota Sorong, Rabu (12/3/2025).

Dalam sehari, Decon menjual 70 cup minuman segar. Ia mendapat jatah per cup 2%. Kata Decon, gajinya bagus. Ia pun mendapatkan bonus dari hasil jualannya. Dalam sehari, jika cuacanya bagus, hasil jualannya mencapai Rp900 ratus hingga Rp1 juta. Sebaliknya, jika cuaca buruk dan hujan, maka pendapatannya sangat kurang. Sekira Rp100 hingga Rp200 ribu per hari.

Baca Juga:  Pemilik Tanah Adat Pantas Kelola Sendiri Potensi SDA

“Ya, kalo cuaca hujan berarti dapat seratus sampe tiga ratus ribu. Pas lagi panas bagus, saya bisa dapat sembilan ratus sampe satu juta,” urainya penuh semangat sambil menyiapkan lemon Squash pesananku.

Decon mengisahkan awal berjualan sempat merasa malu karena memang tak terbiasa. Tetapi ketika ia diviralkan lewat sosial media dan di sana ada banyak komentar positif, akhirnya tak malu lagi, malah merasa bangga bisa jualan minuman segar dari AI-CHA dapat bersaing dengan pedagang non Papua yang juga jual di pinggir jalan.

Ia berpendapat, kalau orang dari luar bisa berjualan di kota Sorong, mengapa anak-anak muda Papua sebagai pemilik negeri malu?.

Baca Juga:  Trada Petugas dan Obat di Pustu Warmandi, Masyarakat Memilih Berobat Secara Tradisional

“Kenapa kita malu di negeri sendiri, orang luar biasa datang berdagang, lalu kita tra bisakah? Saya sendiri tidak merasa malu. Justru merasa senang bisa bersaing dengan orang non Papua. Mereka datang dari jauh bisa jualan di sini, kita anak muda Papua sebagai pemilik negeri juga harus bisa. Awalnya malu, tetapi setelah diviralkan dan ada komentar mendukung banyak jadi saya tambah semangat dan bangga sekali,” tuturnya.

Kedua orang tuanya hanyalah petani. Orang tuanya memiliki dua anak. Ia dan kakaknya. Saat ini kakaknya masih kuliah, sedangkan ia harus mengubur mimpinya untuk sementara akibat biaya pendidikan.

Saat ini masih fokus berdagang dan mencari modal. Ia optimis suatu hari nanti mempunyai usaha sendiri, bisa membiayai pendidikan jenjang tingginya.

“Untuk kuliah sementara belum, karena biaya. Saya masih mau kumpul modal untuk usaha sendiri biar nanti bisa pakai untuk kuliah.” []

Artikel sebelumnyaDinas Pendidikan Tambrauw: SD N Warmandi Tidak Mangkrak
Artikel berikutnyaSertijab Kepala Dinsos Kabupaten Deiyai, Begini Kesan Kepala Dinas Lama dan Baru