TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com — Lantaran tidak ada Nakes dan Stok Obat di Puskesmas Pembantu (Pustu) Warmandi, masyarakat dari kampung Syukwo, Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya lebih memilih berobat secara tradisional ketika sakit.
Hal ini dikemukan Mama Yuli, warga kampung Syukwo saat ditemui suarapapua.com di kampung Syukwo, distrik Abun, kabupaten Tambrauw belum lama ini.
Mama Yuli menjelaskan, karena tidak ada tenaga kesehatan yang melayani dan juga tidak ada stok obat di Pustu, sehingga biasanya pengobatan secara tradisional dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit yang ringan seperti demam, malaria, beringus. Sedangkan untuk penyakit yang berat (kritis) dilarikan ke puskemas Sausapor.
“Kami di sini kalo ada yang sakit malaria, deman dan gatal-gatal biasanya kami gunakan daun-daun untuk berobat. Kalau malaria kami rebus daun sambiroto lalu minum. Kalo penyakit kritis langsung dibawa ke Puskemas Sausapor di distrik Sausapor karena fasilitas dan perawat lebih lengkap. Tapi untuk ke Sausapor kita harus menempuh lautan dengan perahu,” terang mama Yuli.
Mama Yuli mengaku, di kampung Syukwo terdapat Puskesmas Pembantu (Pustu). Namun, tidak ada petugas medis yang menetap dan bertugas di sana. Sehingga masyarakat sering mengalami kesulitan untuk berobat.
Mama Yuli berharap pemerintah kabupaten Tambrauw dalam hal ini Dinas Kesehatan kabupaten Tambrauw segera memperhatikan persoalan kesehatan yang dihadapi masyarakat di kampung Syukwo distrik Abun.
“Kami harap ada petugas kesehatan di sini biar kami masyarakat tidak kesulitan kalau sakit,” harapnya.
Sementara itu, salah satu kader kesehatan di kampung Syukwo yang ditemui suarapapua.com mengatakan dirinya baru menjalankan tugas sebagai kader kurang lebih enam bulan.
Menurutnya, di kampung Syukwo terdapat dua orang kader kesehatan yang hanya bertugas untuk mempersiapkan ruangan ketika ada pelayanan kesehatan dari Puskemas Abun.
“Tugas kami kader hanya siapkan ruangan kalau ada pelayanan kesehatan di kampung Syukwo saja. Selain itu juga hanya kami halaman membersihkan Pustu saja karena ruangan gedung masih dikunci. Kini saya menjadi kader memasuki tahap ketiga, satu tahap itu tiga bulan,” ujar kader kesehatan yang tidak ingin namanya dipublikasikan.
Ia menjelaskan tidak mengetahui penyebab Puskesmas Pembantu di kampung Syukwo distrik Abun belum diaktifkan. Ia juga mengakui stok obat di Pustu tersebut tidak ada.
“Di sini tidak ada sok obat, petugas juga tidak ada. Petugas kesehatan biasanya itu datang kalau ada pelayanan kesehatan dari Puskesmas Abun distrik Abun. Setelah petugas pulang ke distrik lagi, masyarakat sering sakit itu dibawa ke Sausapor,” ungkapnya.
Terkait upah, untuk kader kesehatan di kampung Syukwo, ia mengakui aman dan tidak ada masalah. Ia juga berharap ada petugas medis yang tempatkan untuk mengabdi di kampung Syukwo.
“Gaji kami aman dan tidak ada masalah, hanya yang perlu diperhatikan pemerintah kabupaten Tambrauw itu sok obat dan petugas medis untuk menetap di sini saja, sehingga Pustu ini tidak menjadi bangunan kosong,” pungkasnya.