Kantor Tempo Kembali Diteror Dengan Dikirimi Bangkai Tikus

0
70

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Setelah Rabu (19/3/2025) lalu dikirimi paket potongan kepala babi oleh orang tak dikenal (OTK), kantor redaksi Tempo kembali mendapatkan kiriman kedua. Kali ini kirimannya berupa kotak berisi bangkai tikus yang dipenggal, Sabtu (22/3/2025).

Dikutip dari keterangan pers, salah satu petugas kebersihan kantor Tempo menemukan kardus berisi enam ekor tikus pada pagi sekira Pukul 08.00 WIB.

Petugas kebersihan menduga kotak kardus yang dibungkus dengan kertas kado bermotif bunga mawar merah itu berisi mie instan. Kotak itu sedikit penyok. Ketika ia membukanya, kotak kardus berisi kepala tikus.

Petugas kebersihan itu lalu memanggil petugas kebersihan lain dan satpam Tempo. Ketika mereka membukanya, ada enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal yang ditumpuk dengan badannya. Tak ada tulisan apa pun di kotak kardus itu.

Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar OTK pada Pukul 02.11 WIB dari luar pagar komplek kantor redaksi Tempo di jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan.

ads
Baca Juga:  Dewan Pers Desak PK Perpol Pengawasan Jurnalis dan Peneliti Asing di Indonesia

Petugas keamanan menduga kotak bangkai tikus itu mengenai mobil yang sedang diparkir sebelum membentur aspal. Ada jejak baret pada mobil yang terkena lemparan kotak itu.

Paket berisi kepala babi yang ditujukan kepada wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana, di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, 20 Maret 2025. (Tempo/Gunawan Wicaksono)

Sebelumnya, pada 19 Maret 2025, kantor redaksi Tempo juga menerima paket berisi kepala babi tanpa telinga. Paket tersebut dikirim kurir yang memakai atribut aplikasi pengiriman barang. Paket ditujukan untuk Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar ‘Bocor Alus Politik’.

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan, kiriman bangkai tikus makin memperjelas teror ke redaksi Tempo. Soalnya, sebelum bangkai tikus, redaksi Tempo juga menerima pesan ancaman melalui media sosial melalui akun Instagram @derrynoah pada 21 Maret 2025. Pengendali akun itu menyatakan akan terus mengirimkan teror “sampai mampus kantor kalian”.

Menurut Setri yasa, kiriman kepala babi dan tikus adalah teror terhadap kerja media dan kebebasan pers.

“Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis.”

“Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar, tetapi stop tindakan pengecut ini,” ujar Setri.

Baca Juga:  Dinilai Langgar Aturan, PBHKP Gugat Pansel DPRP PBD ke PTUN Jayapura

Menindaklanjuti aksi teror itu, Setri Yasa mendatangi markas besar (Mabes) Polri, Jumat (21/3/2025) lalu. Setri melaporkan paket kepala babi. Paket tersebut sudah diserahkan ke polisi sebagai barang bukti.

Kapolri: Usut Tuntas!

Laporan itu langsung direspons. Mabes Polri membentuk tim mengusut peneror dan motifnya.

Sekitar 20 polisi mendatangi kantor redaksi Tempo, dan mengambil bungkusan berisi enam bangkai tikus yang dikirim Sabtu dinihari.

Kapolri Jenderal Sigit Prabowo bahkan telah memerintahkan Reskrim untuk mengusut tuntas kejadian teror kepala babi ke kantor redaksi Tempo itu.

“Kaitannya dengan peristiwa di media Tempo, saya sudah perintahkan kepada Kabareskrim untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kapolri.

Jenderal Sigit mengatakan, jajarannya akan memberikan pelayanan terbaik untuk menyelidiki kejadian itu.

“Saya kira kita semua tentunya akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk bisa menindaklanjuti hal tersebut,” ujarnya.

Ancam Kebebasan Pers

Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) menganggap dua aksi teror terhadap kantor Tempo itu bagian dari pembungkaman kebebasan pers di Indonesia.

Baca Juga:  HMPT Tegas Menolak UU TNI dan MBG di Tanah Papua

Erick Tanjung, ketua KKJ, saat konferensi pers secara daring menyikapi teror beruntun terhadap Tempo, Minggu (23/3/2025), menyatakan, aksi teror tersebut terencana. Teror dan ancaman terhadap jurnalis, seperti dialami Tempo baru-baru ini merupakan bentuk ancaman langsung terhadap kebebasan pers dan demokrasi.

“Kami mendesak aparat penegak hukum menemukan pelaku teror serta melindungi keamanan semua jurnalis yang bekerja profesional untuk kepentingan publik,” ujarnya.

KKJ menurut Erick Tanjung, sangat prihatin dengan serangan dan kekerasan terhadap jurnalis di seluruh Indonesia.

“Selain menerima teror, Cica [Francisca Christy Rosana] juga menghadapi serangan digital berupa doxing atau pengungkapan identitas pribadi,” beber Erick.

Francisca Christy Rosana adalah wartawan Tempo di desk politik. Ia juga host siniar “Bocor Alus Politik”. Siniar ini merupakan program khusus Tempo TV.

Tak hanya Erick Tanjung. Turut berbicara di konferensi pers secara daring itu Nany Afrida (AJI Indonesia), Nurina Savitry (Amnesty International Indonesia), dan Arif Maulana (YLBHI). []

Artikel sebelumnyaEnam Orang Tewas Diserang TPNPB di Angguruk Tidak Benar
Artikel berikutnyaData Korban MD dan Luka-luka di Distrik Angguruk