
NABIRE, SUARAPAPUA.com — Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Timika menyelenggarakan dua kegiatan bersamaan, yakni misa syukur dirangkai diskusi konferensi, Sabtu (29/3/2025) di auditorium St. Yusuf Paroki Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire, Papua Tengah.
Misa syukur atas terpilih dan dilantiknya sejumlah umat Katolik sebagai bupati, wakil bupati, anggota DPD RI, MRP Papua Tengah, DPRP Papua Tengah, dan DPRK di delapan kabupaten itu digelar dibawah tema utama “Jadilah garam dan terang dunia demi kebaikan bersama (bonum commune)”.
Kegiatan konferensi diadakan usai perayaan misa syukur yang dipimpin Pastor Adrianus, SJ, Pastor Yuvensius Tekege, Pr, dan Pastor Dominikus Hodo, Pr.
Diskusi konferensi mengangkat sejumlah topik hangat di lingkungan umat Katolik Keuskupan Timika. Menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain para imam dan tokoh awam Katolik Keuskupan Timika.
Aleks Giyai, ketua panitia misa syukur dan diskusi konferensi Kerawam se-Keuskupan Timika, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat memberikan sumbangan sukarela baik dalam bentu finansial maupun material untuk mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Dalam kegiatan ini kalau ada kesalahan dan kelalaian atau hal-hal kurang berkenan yang saya lakukan, sebagai ketua panitia mohon maafkan karena sebagai manusia yang kurang teliti atau lalai dalam melakukan sesuatu yang mungkin terlewati atau sengaja dan tidak, pasti saja ada,” tuturnya.
Ucapan terima kasih juga Aleks sampaikan kepada seluruh anggota panitia yang telah bekerja keras menyukseskan kegiatan ini, termasuk pengurus Kerawam Dekanat Teluk Cenderawasih yang terus mendampingi dan mengarahkan panitia.
“Tuhan memberkati kita semua,” ucapnya mengakhiri.

Sementara itu, Marselus Gobai, ketua Komisi Kerawam Dekanat Teluk Cenderawasih, menambahkan, diskusi konferensi ini memang tidak tuntas dibahas semua kerangka diskusi yang disiapkan sebelumnya. Karena itu, akhir dari diskusi telah direkomendasikan untuk ditindaklanjuti di tingkat paroki dan dekanat dengan topik yang ada.
“Metode diskusinya bisa menggunakan sesuai kerangka acuan yang telah disusun dan dibagikan pengurus Kerawam ataupun tentukan sendiri dengan topik materi yang sama. Diskusi bisa laksanakan mingguan, bulanan ataupun triwulan sekali,” kata Marsel.
Metode diskusi dimaksud telah dibagikan agar dapat ditindaklanjuti di tingkat paroki maupun dekanat. []