SORONG, SUARAPAPUA.com — Saat reses anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Barat Daya, kepala kampung Mega minta pemerintah daerah segera memperhatikan masalah abrasi pesisir pantai Mega di distrik Moraid, kabupaten Tambrauw.
Siti Hawa Sengaji, kepala kampung Mega, mengatakan, kondisi abrasi di pesisir pantai Mega sering mengkhawatirkan masyarakat karena ketika air laut pasang, air masuk hingga ke perumahan warga dan sekitarnya.
Karena itu, kepala kampung Mega berharap pemerintah kabupaten Tambrauw dan provinsi Papua Barat Daya harus memberi perhatian khusus untuk mencegah abrasi yang lebih luas karena sudah tidak ada pohon-pohon besar sebagai pelindung.
“Kami minta pemerintah provinsi dan kabupaten perhatikan abrasi di pesisir pantai Mega. Pohon besar sudah hilang semua. Kelapa-kelapa juga sudah terkikis sampai akar-akar kelihatan. Kalau air pasang berarti air masuk sampai di dapur. Jalan raya terendam. Kadang air masuk ke dalam 10 sampai 20 meter di pemukiman warga,” jelasnya kepada Suara Papua, Sabtu (29/3/2025).

Kasus abrasi itu dibenarkan Yohana Warwe.
Kata Yohana, ketika musim ombak dan air pasang di bulan Oktober, November, dan Desember, masyarakat biasa hadapi masalah karena ombak masuk sampai di dapur, terutama rumah-rumah yang ada di dekat pesisir pantai Mega. Air pasang juga masuk menenggelamkan jalan utama. Oleh sebab itu, mereka minta pemerintah daerah bangun tembok berdiri di bibir Pantai untuk membatasi gelombang ombak dan air pasang.
“Oktober, November dan Desember itu musim angin. Ombak dan air pasang masuk tembus kampung. Kami minta dibantu buat tembok berdiri karena pohon-pohon besar juga sudah hilang, seperti kelapa dan ketapang. Kelapa yang masih ada juga ombak kikis terus sampai akar-akarnya kelihatan di permukaan,” tutur mama Yohana. []