BeritaDikabarkan Sebanyak 71 Warga Sipil Mengungsi ke Kota Dekai

Dikabarkan Sebanyak 71 Warga Sipil Mengungsi ke Kota Dekai

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Dikabarkan terjadi pengungsian warga sipil di pinggiran kali Beraza, kompleks PT Bintang Timur, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan pada, Jumat 11 April 2025 sekitar pukul 14.42 WIT.

Pengungsian itu terjadi akibat kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di sekitar pinggir Kali Beraza Dekai Yahukimo.

Belum diketahui korban yang ditimbulkan oleh kontak tembak itu. Namun warga sipil dikabarkan melakukan pengungsian akibat kontak tembak antara aparat TNI dan TPNPB.

Selain itu warga sipil yang bermukim di kompleks Halabok, yakni kawasan dekat Bandara Udara Nop Goliat, Dekai terpaksa mengungsi ke arah pusat kota Dekai untuk mencari perlindungan.

Baca Juga:  Bupati Lanny Jaya Minta BKPPA dan Keuangan Perhatikan Hal Ini

Mereka saat ini tinggal sementara bersama keluarga mereka yang berdomisili di wilayah kota.

Data sementara pengungsi yang diterima suarapapua.com dari lapangan sebanyak 71 orang, mulai dari perempuan sebanyak 13 orang, 17 orang laki-laki, 2 bayi, 20 anak-anak dan 19 orang wanita muda.

Oleh sebab itu, salah satu warga masyarakat Dekai Yahukimo yang tidak menyebutkan namanya meminta perlindungan pemerintah setempat.

“Kami masyarakat sipil di dekai meminta perlindungan, karena kami merasa tidak aman. Kami harus pergi dari rumah dan tempat tinggal kami ke tempat lain karena konflik,” tukasnya dari Dekai.

Baca Juga:  Masyarakat Terdampak PSN Deklarasikan Solidaritas Merauke Tolak Perampasan Tanah dan Ruang Hidup

“Kami mendesak pemerintah dan semua pihak terkait untuk segera mencari solusi damai yang menghentikan konflik bersenjata ini, karena kami merasa tidak aman,” pungkasnya.

Sebelumnya pada 8 April 2025, TPNPB dari Kodap XVI Yahukimo mengaku telah mengeksekusi mati 11 orang mata-mata anggota TNI yang selama ini menyamar sebagai pendulang emas di Yahukomo. Tindakan itu dilakukan TPNPB sejak tanggal 6-8 April 2024.

Pernyataa itu disampaikan Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB pada 8 April 2025 berdasarkan laporan Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Brigjend Elkius Kobak pada pukul 21.00 waktu Papua.

Baca Juga:  KM Sanus 114 Terhambat Masuk Jita, Pemkab Mimika dan Freeport Harus Keruk Sungai

“Pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo dari Batalion Yamue dan Batalion WSM yang di perbantukan dari pasukan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma telah berhasil mengeksekusi mati sebelas (11) anggota militer Indonesia yang menyamar sebagai pendulang emas di wilayah operasi TPNPB. Sebanyak 3 orang lainnya mengalami luka-luka. Eksekusi ini telah dilakukan Pasukan TPNPB sejak tanggal 6-8 April 2025. Oleh sebab itu kami bertanggung jawab,” kata Sebby Sambom, Jubir TPNPB dalam pernyataanya.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Transformasi Transportasi Monorel di Papua Tengah Antara Kebutuhan dan Keinginan

0
Arah pembangunan harus ditekankan pada pemenuhan kebutuhan dasar untuk karakteristik masyarakatnya. Transprotasi dasar, komunikasi dasar, dan informasi dasar. Sehingga arah pembangunan tidak akan bias sasaran karena perencanaan dapat menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.