JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — TNI telah melakukan kontak tembak dengan TPNPB pada 13 Mei 2025 lalu di beberapa kampung yang ada di distrik Hitadipa Yaitu Kampung Sugapa Lama, Janamba dan Hitadipa. Dua kampung di Distrik Sugapa juga terkena imbasnya, yakni kampung Jaindapa dan Ndugusiga.
Operasi ini mengakibatkan 4 anggota TPNPB dan satu warga tewas kena peluru nyasar dan tujuh warga sipil hilang.
Selain itu, operasi ini juga menyebabkan tiga warga terkena peluru nyasar saat terjadi kontak tembak dan ketiganya orang telah dirujuk ke Timika untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Empat anggota TPNPB yang tewas adalah Agus/Ndundu Mirip (anggota Aibon Kogoya), Notopius Lawiya, Guwu Lawiya dan Kanis Lawiya (anggota Undius Kogoya). Satu warga sipil yang tewas adalah Ruben Wandagau, Kepala Desa Kampung Hitadipa. Sedangkan tujuh orang dilaporkan meninggal dan jasadnya belum ditemukan sampai saat ini.
Tim Evakuasi gabungan pemerintah, pemuda serta masyarakat yang dipimpin oleh Kepala Dinas DPMK Kab. Intan Jaya, Yoakim Mujizau telah melakukan upaya evakuasi di beberapa kampung yang menjadi tempat kontak tembak antara TNI dan TPNPB pada 13 Mei 2025 lalu.
Dari hasil pencarian pada 14 Mei 2025, tim evakuasi bentukan pemerintah menemukan fakta bahwa terdapat empat anggota TPNPB tewas dan Kepala Desa Hitadipa, Ruben Wandagau tewas tertembak peluru nyasar saat terjadi kontak tembak.
Yoakim Mujizau saat dihubungi suarapapua.com dari Jayapura mengungkapkan bahwa terdapat tujuh warga yang belum diketahui keberadaannya (hilang). Sehingga keluarga dari tujuh orang yang belum diketahui keberadaannya ini masih sedang mencari keberadaan orang hilang
“Kami mendapat laporan bahwa ada tujuh orang yang belum diketahui keberadaannya. Jadi keluarga mereka sedang berusaha untuk mencari keberadaan mereka. Tetapi kalau Ev. Wandagau, menurut informasi memang meninggal. Tetapi jasadnya belum ditemukan juga. Jadi untuk tujuh orang yang belum diketahui keberadaannya,” ungkap Mujizau.
Ia mengatakan, saat dirinya bersama rombongan menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), tidak ada gangguan keamanan dan halangan. Namun, saat kembali, ia mengatakan, sempat dihadang oleh kelompok Yosua Maisini, namun telah diatasi dengan mediasi dan komunikasi. Sehingga tim pulang dengan baik dan selamat.
Ratusan Orang Mengungsi
Ratusan masyarakat dari tiga kampung di distrik Hitadipa antara lain kampung Sugapa Lama, Janamba dan Hitadipa sedangkan dari distrik Sugapa adalah kampung Ndugusiga dan kampung Jaindapa yang terdiri dari anak-anak dan orang tua telah mengungsi ke Sugapa, Ibukota Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Masyarakat mengungsi dari kampung mereka ke ibukota Kabupaten karena trauma dan merasa tidak nyaman lantaran penyerangan yang dilakukan TNI di beberapa kampung yang ada di distrik Hitadipa dan Distrik Sugapa.

Detail masyarakat yang mengungsi ke Sugapa dari tiga kampung di distrik Hitadipa adalah Kampung Sugapa Lama 54 orang dan Kampung Jaindapa sebanyak 94 orang dan Kampung Hitadipa sebanyak 9 orang mengungsi ke Nabire dan sebanyak 119 oran mengungsi ke distrik Sugapa. Total masyarakat yang mengungsi dari tiga kampung adalah sebanyak 275 orang.
Distrik Hitadipa
– Kampung Sugapa Lama : 54 orang
– Kampung Janamba : Belum terdata
– Kampung Hitadipa : 9 orang ke Nabire dan 119 orang ke Sugapa (sebagian besar belum terdata)
Distrik Sugapa
– Kampung Ndugusiga : Belum terdata
– Kampung Jaindapa : 94 orang
Total warga yang mengungsi dari kampung mereka menuju ke Sugapa dan Nabire adalah sebanyak 276 orang
Tim evakuasi yang dibentuk pemerintah daerah telah turun ke kampung-kampung yang menjadi tempat kontak tembak dan menemukan sejumlah mayat. Tim evakuasi menyebutkan, dari hasil identifikasi korban yang ditemukan di lapangan, personil TPNPB yang tewas terdapat sebanyak empat orang tewas dan tiga anggota TPNPB luka-luka. Dan masyarakat yang ditemukan tewas sebanyak dua orang. Sedangkan terkena tembakan dan dievakuasi ke Sugapa lalu dirujuk ke Timika ada tiga orang yang merupakan masyarakat sipil.
Untuk diketahui, dalam kontak tembak ini, TNI telah merebut satu pucuk senjata organik AK 47 dan amunisi.
REDAKSI