BeritaMahasiswa Minta Aparat Jamin Keamanan Masyarakat Kurima Pasca Kontak Tembak

Mahasiswa Minta Aparat Jamin Keamanan Masyarakat Kurima Pasca Kontak Tembak

Editor :
Admin

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Aliansi Pelajar Mahasiswa Distrik Kurima (APMDK) Kabupetan Yahukimo di kota studi Jayapura menyatakan prihatin dengan konflik bersenjata yang terjadi pada 17 – 18 Mei 2025 di distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.

Keprihatinan itu disampaikan mahasiswa distrik Kurima di Jayapura lantaran dengan adanya kontak tembak dalam beberapa jam di dua hari itu mengakibatkan sejumlah warga di sekitaran kantor distrik Kurima mengungsi ke sejumlah kampung.

Selain itu warga setempat tidak bebas untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Edon Siep, Sekretaris APMDK di kota studi Jayapura meminta kepada semua elemen masyarakat di distrik Kurima, baik kepala distrik, gereja, tokoh pemuda, masyarakat, tokoh perempuan dan intelektual Kurima bersama-sama turun ke Kurima dan menyelesaikan konflik tersebut.

“Pemerinta dan kepada semua denomenasi gereja, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan intelektual Kurima agar bekerjasama untuk mengatasi konflik yang terjadi di Kurima. Ini penting dilakukan agar masyarakat yang sedang trauma dengan bunyi tembakan senjata api, dan mobil Dalmas di perkampungan warga membuat warga disekitar kejadian tinggalkan rumah,” tukas Siep dalam pernyataannya kepada Suara Papua pada, Rabu (21/5/2025).

Baca Juga:  Keluarga Terdakwa Rife Kerebea Membantah Saudaranya Terlibat Pembunuhan di Yahukimo

Linus Heselo, salah satu mahasiswa distrik Kurima di Jayapura berharap kepada warga masyarakat di Kurima untuk tidak meninggalkan kampung halaman.

Ia menyarankan kepada masyarakat agar tetap tinggal di kampung untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Rasa aman ini juga kata dia harus diberikan oleh pemerintah setempat, baik pemerintah distrik maupun Pemerintah Kabupaten Yahukimo.

Aparat juga menurut dia tidak sporadis dalam mengambil tindakan dan melakukan penembakan, karena akibatnya masyarakat akan mengalami trauma dan akan tinggalkan kampung.

“Kepada masyarakat Kurima yang merasa tidak tahu apa-apa tentang konflik tersebut agar tidak keluar dari kampung, tinggal saja di kampung untuk melakukan aktivitas seperti biasanya,” tukas Heselo.

Selain itu mahasiswa Kurima minta kepada aparat keamanan TNI dan Polri agar menjamin keamanan masyarakat sipil di distrik Kurima Kabupaten Yahukimo dengan sepenunya.

“Aparat keamanan TNI dan Polri agar menjamin keamanan masyarakat sipil di Kurima dengan sepenunya.”

Laporan Yayasan YKKMP
Sebelumnya, Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Provinsi Papua Pegunungan melaporkan pada 17 Mei 2025 pada pukul 05:00 – 07:00 waktu Papua terjadi kontak tembak antara aparat TNI dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.

Baca Juga:  Puluhan Orang Meninggal Dunia di Distrik Nipsan dan Talambo

Kontak tembak terjadi di sekitar wilayah Koramil 1715-03 Kurima, dan Pos Satgas 641/BRU.

“Setelah mendengar kabar tersebut, saya [Theo Hesegem] bersama tim menuju Kurima. Sampai di kali Yetni, karena banjir kami berjalan kaki menuju Kurima. Di sana kami diterima anggota pos Satgas TNI 641 Bru yang sedang sigap,” kata Hesegem dalam keteranganya kepada Suara Papua pada 19 Mei 2025.

Kata Hesegem berdasarkan keterangan anggota Satgas 641/Bru, dalam kontak tembak, mereka tidak mengalami korban. Hanya satu tembakan yang mengenai parabola TV.

Setela itu kata Hesegem, pihaknya menemui pihak Polsek Kurima dan diberitahu pihaknya tidak mengalami korban, walaupun katanya sempat melakukan penembakan ke dalam arah Polsek Kurima.

Hesegem juga mengakui menemui sejumlah warga masyarakat Kurima untuk menanyakan hal serupa. Masyarakat mengakui sempat mendengar kontak tembak, tetapi tidak mengetahui persis karena tidak ada di lokasi kejadian.

Baca Juga:  Surat Terbuka Dewan Gereja Papua Tentang Konflik Bersenjata di Intan Jaya dan Tanah Papua

“Kami juga sempat ke sejumlah kampung untuk mengecek piha-pihak yang melakukan aksi kontak tembak, tetapi tidak menemui mereka, sehingga pada pukul 12.47 waktu Papua kembali ke Wamena.”

Sementara pada, Minggu 18 Mei 2025, sekitar pukul 15:40 waktu Papua kata Hesegem pihak TPNPB sempat menghadang Letkol Inf. Aprianda, Dansatgas Satgas 641/Bru di kali Yetni, yang dalam perjalanan dari Wamena menuju distrik Kurima.

Dalam kontak tembak, anggota TNI dari Satgas 641/Bru dan Timsus Satgas Rajawali dari Wamena menembak mati satu anggota TPNPB atas nama Esa Giban.

Korban penembakan langsung dievakuasi ke RSUD Wamena oleh aparat TNI.

“Saya menerima infomasi tersebut dari pihak Polres Jayawijaya bahwa salah satu anggota TPNPB yang tertembak telah dievakuasi ke RSUD Wamena. Saya cek memang betul ada mayat di ruang mayat RSUD Wamena. Setelah itu saya melakukan koordinasi ke beberapa pihak untuk memakamkan jasad korban tersebut.”

Pada, Senin 19 Mei 2025 pada pukul 15.16 waktu Papua, jenaza Esa Giban dimakamkan di pekuburan umum Sinakma Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Tolak PSN, Sub Suku Moi Sigin Tegaskan Tolak PT FSP Group

0
“Kehadiran PSN akan memperburuk situasi masyarkat adat yang saat ini sedang memperjuangkan hak-hak mereka atas tanah dan hutan adat. Sejak tahun 2007, PT Inti Kebun Sejahtera beroperasi, kami masyarakat adat Moi tidak ada yang sejahtera, malah memiliki utang dengan jumlah ratusan hingga miliaran rupiah. Hal itu diakibatkan karena pengelolaan plasma yang buruk dan tidak transparan,” ujar Raymon.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.