JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Papua melaporkan ada sebnayak 55 orang meninggal dunia di distrik Nipsan, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua. Sebanyak 55 itu terdiri dari 36 orang dewasa dan 19 orang anak.
Kejadian itu terjadi hanya dalam dua bulan, yakni awal bulan April – Mei 2025 dan itu terjadi secara siknifikan.
Dalam laporan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Gereja GIDI menyebut kematian itu akibat penyakit yang mirip dengan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menyebabkan gejala seperti demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, dan ruam kulit, serta dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti pendarahan dan syok.
Pdt. Jimmy Koirewoa, Ketua Departemen Hukum dan HAM Gereja GIDI mengatakan laporan dari lokasi kejadian menunjukan bahwa kematian warga akibat gejala mirip deman berdarah Dengue.
Wilayah yang terdampak kata dia di 13 Gereja Jemaat Reformasi Papua (GJRP), 8 kampung di distrik Nipsan, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Sejauh in tindakan yang sudah dilakukan akibat terjadinya korban jiwa ini oleh tokoh intelektual, pemuda dan gereja di Nipsan adalah menyediakan obat-obatan melalui Dinas Kesehatan Kabpaten Yahukimo.
“Termasuk menyumbangkan dana pribadi untuk mencarter pesawat pengiriman obat dan tenaga medis. Melakukan koordinasi aktif dengan pemerintah daerah untuk penanganan lebih lanjut,” kata dia.
Oleh sebab itu ia berharap adanya tindakan dan solusi lebih lanjut yakni membentuk tim tanggap darurat oleh Pemerintah Kabupaten Yahukimo dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan guna penanganan krisis kesehatan ini.

Pengiriman logistik dan obat-obatan secara darurat ke Distrik Nipsan sebagai tindakan pencegahan dan pengobatan.
“Termasuk evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kepala Puskesmas Distrik Nipsan, karena diduga tidak menjalankan tugas sejak pelantikan hingga saat ini, yang turut memperparah situasi di sana,” pungkasnya.
“Laporan ini ini kami sampaikan sebagai bentuk keprihatinan dan seruan darurat atas situasi yang mengancam nyawa dan keselamatan warga di Distrik Nipsan. Kami mengharapkan perhatian dan tindakan cepat dari pihak berwenang demi kemanusiaan,” tukasnya.