BeritaMahasiswa Papua di Sulut Galang Dana Rp37 Juta untuk Warga Terdampak Bencana...

Mahasiswa Papua di Sulut Galang Dana Rp37 Juta untuk Warga Terdampak Bencana di Wamena

Editor :
Elisa Sekenyap

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) di Sulawesi Utara gelar aksi penggalangan dana bagi korban bencana alam (longsor dan banjir) yang terjadi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan belum lama ini.

Aksi penggalangan dana tersebut dilakukan pada 8 Mei 2025 di Tondano, Manado dan Tomohon. Dilanjutkan dengan tari-tarian di Tomohon pada 9 Mei 2025, dan pada tanggal 16 Mei 2025 dilakukan di Manado Sulawesi Utara.

Bencana banjir dan longsor sendiri terjadi sejak bulan April ketika intensitas hujan meningkat hingga awal Mei 2025. Hingga hari ini masih ada rumah warga, perkebunan, kolam ikan dan kandang ternak ayam dan babi yang terendam banjir, terutama di pinggiran sungai Balim.

Kondisi itu membuat warga sekitar sungai tersebut masih mengungsi dari area sungai. Sehingga warga sangat membutuhkan bantuan dari semua pihak, sembari menunggu air surut.

Jeptinus Loho, Ketua IMIPA Tomohon mengatakan aksi penggalangan dana yang dilakukan beberapa hari ini adalah bentuk kepedulian mahasiswa Papua di Sulut kepada warga masyarakat yang terdampak di Wamena, Jayawijaya.

“Atas peristiwa bencana alam tersebut dan melihat dari situasi dan kondisi warga di sana, kami yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) ke-tiga Cabang “POLI-KAIRAGI, Tondano dan Tomohon” serta beberapa organisasi kerukunan (Sorong sampai Merauke) yang berdomisili di Sulawesi Utara melakukan penggalangan dana sebagai bentuk kepedulian terhadap korban,” jelas Loho kepada Suara Papua pada, Sabtu (24/5/2025).

Baca Juga:  Teriak Save Raja Ampat, Empat Aktivis Greenpeace Ditangkap

Loho mengatakan, dari aksi yang dilakukan pihak di beberapa tempat dan beberapa hari itu, telah terkumpul dana sebesar Rp37 juta.

Penyerahan bantuan kepada warga masyarakat terdampak di Wamena. (Supplied for SP)

Dana tersebut kata dia telah di kirim langsung kepada tim (Alumni) yang berada di Wamena, dan bantuan tersebut dijadikan bahan makan dan telah disalurkan langsung kepada warga yang sedang dan sangat membutuhkan bantuan pada hari Sabtu 24 Mei 2025 di sejumlah kampung dan distrik.

Distrik Asolokobal, Kampung Hamelalua, Distrik Pisugi, Kampung Wara, Berobaga dan Tulem. Distrik Libarek Kampung Wenabubaga dan Distrik Hubikosi, Kampung Hubikosi, Pipokmo, Kosihilapok dan Distrik Musalfak, Kampung Musalfak, Elabukama, Abulukmu, Temia dan Amukmo.

“Apa yang diberikan oleh mahasiswa Papua dan masyarakat Indonesia di Sulawesi Utara, tidak lebih dan tidak banyak. Akan tetapi kiranya dapat menjadi berkat bagi warga yang mendapatkan bantuan ini di beberapa tempat yang masih terendam banjir dan susah mendapatkan bahan makan. Kami IMIPA hanya alat, selebihnya kami serahkan kepada Tuhan sebagai sumber kehidupan,” ujarnya.

Baca Juga:  Kasus Penganiayaan Aktivis Lingkungan di Bintuni Disidangkan

Sementara, Timon Peyon dari Badan Pengurus Cabang IMIPA Tondano meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan pihak yang tangani Posko Umum di Wamena agar lebih memperhatikan warga yang memang betul-betul membutuhkan Bama.

“Kami prihatin dan meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan atau pun Posko Umum Peduli Kemanusiaan di Wamena agar lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan warga di pinggiran sungai Balim yang sampai saat ini masih belum bisa mendapatkan makanan untuk bertahan hidup, karena di beberapa tempat masih mengalami banjir dan air pun belum surut untuk berkebun,” ujarnya.

“Kami melihat ada begitu banyak bantuan yang masuk dari berbagai pihak, misalnya PT. Freeport Indonesia, Kemensos RI, termasuk dari beberapa kabupaten di Papua Pegunungan. Oleh sebab itu sedianya tim di Posko umum untuk memperhatikannya, sebab di beberapa tempat yang kami datangi mengaku bahwa penyaluran bantuan dilakukan tidak netral.”

Baca Juga:  HRM: Januari Hingga Maret 2025 Terjadi Sebanyak 117 Korban Dari 29 Kasus Berbeda

Oleh sebab itu dalam kesempatan ini IMAPA berharap kepada tim di Posko untuk memperhatikan warga masyarakat secara netral, dan adil, supaya semua orang mendapatkannya.

Penyerahan bantuan kepada warga masyarakat terdampak di Wamena. (Supplied for SP)

“Akan tetapi di beberapa distrik dan kampung yang kami jangkau itu menyebutkan dan mengeluh atas ketidaknetralan pemerintah atau pun posko umum. Misalnya di distrik Libarek hanya mendapatkan bantuan sekali dan itu pun dibagi ke lima kampung sehingga belum cukup untuk bertahan selama seminggu.”

“Padahal yang sangat urgen hanya tiga kampung dan setelah bantuan tahap pertama berjalan, hujan pun belum berhenti juga sampai hari ini.”

Serupa disampaikan Supri Wenda, dari Badan Pengurus Cabang IMIPA Poli. Wenda berharap agar bantuan disampaikan secara adil dan merata kepada masyarakat yang memang betul-betul mengalami musibah.

“Selain itu kami atas nama Ikatan Mahasiswa Papua di Sulawesi Utara menyampaikan banyak terima kasih kepada warga Sulawesi Utara dan semua pihak yang mana telah membantu, mendukung, menjaga, bekerjasama dan berpartisipasi dalam penggalangan dana di sejumlah titik yang kami lakukan.”

“Kami juga sampaikan terima kasih kepada bapak ibu yang membantu kami dengan transportasi,” pungkasnya.

Terkini

Populer Minggu Ini:

8 Mahasiswa Ditahan, Aksi Tolak DOB dan Perusahaan Ilegal di Paniai...

0
“Tujuan kami demo hanya mau sampaikan bahwa kami (mahasiswa) bersama seluruh rakyat Paniai tolak pemekaran dan tolak perusahaan tambang ilegal yang ada dan izinkan yang lain masuk beroperasi di wilayah kabupaten Paniai. Karena kedua hal ini tidak akan berpihak pada hidup masa depan rakyat Paniai,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.