Mahasiswa Timor Leste Nyatakan Solidaritas Dengan Perjuangan Orang Papua

Pernyataan itu disampaikan mahasiswa Timor Leste melalui Surat terbukanya kepada orang Papua yang terus berjuang untuk menentukan nasibnya.

0
322
Mahasiswa Universitas Nasional Timor Leste ketika menyampaikan pernyataan sikap solidaritas mereka terhadap Papua pada, Senin (26/5/2025). (Supplied for SP)
adv
loading...

Kemerdekaan penentuan nasib sendiri merupakan salah satu asas yang paling berharga, lebih tinggi dari nilai-nilai lain yang harus dinikmati oleh setiap orang dalam kehidupannya, khususnya orang-orang yang hidup di tanah tertentu. Nilai ini diraih oleh rakyat Papua Barat pada tanggal 1 Desember 1961, yang dicanangkan sebagai hari kemerdekaan Papua Barat. Namun, hanya 18 hari kemudian, rakyat Papua Barat dipaksa kehilangan penentuan nasib sendiri karena intervensi negara Indonesia.

Indonesia bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Belanda membuat keputusan melalui ‘Perjanjian New York’ pada 15 Agustus 1962, yang mewajibkan Papua Barat untuk menjadi wilayah Indonesia. Sayangnya, keputusan ini Tidak melibatkan rakyat Papua Barat dengan cara apa pun.

Meskipun demikian, negara Indonesia memaksakan diri kepada rakyat Papua Barat, memaksa mereka kehilangan hak fundamental untuk menentukan nasib mereka sendiri selama referendum tahun 1969. Saat itu, populasi Papua Barat sekitar 800.000 orang, tetapi hanya 1.026 delegasi yang berpartisipasi dalam referendum tersebut. Referendum tersebut tidak melibatkan partisipasi penuh rakyat Papua Barat dalam menentukan masa depan mereka.

Baca Juga:  Institut USBA Sebut Pencabutan 4 IUP Nikel di Raja Ampat Tak Patuhi Regulasi

Hingga kini, di tahun 2025, rezim Indonesia terus memperluas kekuasaannya melalui operasi militer, tindakan pemaksaan, dan penindasan terhadap rakyat Papua Barat, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa, serta rakyat hidup dalam penyiksaan, penindasan, diskriminasi, dan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh negara kolonial Indonesia.

Memang benar bahwa tidak ada satu pun kekuatan kolonial di dunia ini yang berperikemanusiaan. Segala bentuk penjajahan adalah tidak berperikemanusiaan. Kondisi yang tidak berperikemanusiaan inilah yang membuat rakyat Papua Barat terus berjuang menuntut hak mereka untuk menentukan nasib sendiri yang telah dirampas oleh Indonesia.

ads

Namun, banyak negara di dunia yang bungkam dan menutup mata. Namun kami, sebagai mahasiswa Universitas Nasional Timor Leste (UNTL), menyadari bahwa perjuangan untuk menentukan nasib sendiri Timor-Leste berhasil berkat solidaritas internasional yang kuat, karena semua orang memahami bahwa perjuangan untuk menentukan nasib sendiri adalah hak dasar yang fundamental bagi semua orang di setiap tanah — termasuk rakyat Papua Barat, yang juga berupaya menentukan masa depan mereka sendiri melalui penentuan nasib sendiri.

Baca Juga:  Pelapor Khusus PBB Temui Korban Perampasan Tanah Adat di Papua

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjunjung tinggi solidaritas antar masyarakat. Tidak ada wilayah kemanusiaan yang lebih besar daripada ciptaan Tuhan di dunia ini, dan ketika kita tetap diam dan tidak menunjukkan solidaritas dengan saudara-saudari kita di tanah jajahan —termasuk Papua Barat— kita mengecewakan mereka dalam perjuangan mereka untuk kebebasan.

Dengan semangat ini, kami sebagai mahasiswa dan sebagai orang Timor menyatakan solidaritas kami dengan orang-orang Papua Barat, yang masih berjuang hingga saat ini untuk penentuan nasib sendiri.

Baca Juga:  Mahasiswa Papua di Sulut Galang Dana Rp37 Juta untuk Warga Terdampak Bencana di Wamena

Oleh karena itu kami menyatakan:

  1. Kami mahasiswa dari UNTL di Timor-Leste, menyerukan kepada negara Indonesia untuk mengakhiri operasi militer dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap orang-orang Papua Barat.
  2. Kami, mahasiswa dari UNTL, mendesak negara, gereja, masyarakat sipil, dan semua mahasiswa di Timor-Leste — yang bersuara lantang dan dengan kuat membela perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan — untuk menunjukkan solidaritas dengan orang-orang Papua Barat, seperti halnya orang-orang dari negara lain pernah menunjukkan solidaritas dengan perjuangan Timor-Leste sendiri untuk penentuan nasib sendiri.
  3. Kami menyerukan kepada negara-negara anggota PBB dan negara Indonesia, melalui Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto untuk mengembalikan referendum bagi Papua Barat, sehingga rakyat dapat secara bebas dan demokratis menentukan nasib mereka sendiri.

Hidup Solidaritas Internasional!
Hidup Rakyat Papua Barat!
A luta Continua!

Dili, Timor Leste, 26 Mei 2025

Artikel sebelumnyaKNPB Menyerukan Solidaritas Internasional Menyuarakan Status Konflik Bersenjata di Papua
Artikel berikutnyaTPNPB Mengklaim Telah Menembak Mati Satu Anggota TNI di Puncak