JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Terhadap keputusan tak menerima kehadiran kelompok pejuang kemerdekaan Papua Barat di kota Wamena, manajemen markas pusat komando nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menetapkan bupati Jayawijaya Athenius Murib sebagai target daftar pencarian orang (DPO). Penetapan DPO bersamaan siaran pers Sebby Sambom, juru bicara Komnas TPNPB, Jumat (30/5/2025) malam.
Penetapan DPO itu menanggapi pernyataan bupati Jayawijaya pada Kamis (29/5/2025) yang meminta TPNPB dan kelompoknya segera tinggalkan kota Wamena, ibu kota kabupaten Jayawijaya, pusat provinsi Papua Pegunungan.
“Kelompok Egianus Kogeya dari Nduga atau kelompok mana saja yang ada di sini, segera angkat kaki, tinggalkan kota Wamena,” ujar bupati Athenius Murib usai aksi anggota TPNPB menembak satu personel Polres Jayawijaya di depan gedung RSUD Wamena.
Beredar satu flyer berisi tiga poin imbauan bersama gambar bupati Jayawijaya yang geram melihat aksi penembakan dari TPNPB di kota Wamena. Tak akan tolerir sertiap aksi teror, bupati Athenius Murib minta seluruh warga masyarakat turut menjaga keamanan dengan melaporkan kehadiran kelompok bersenjata.
Tertera tiga poin imbauan bupati Jayawijaya kepada seluruh warga masyarakat kabupaten Jayawijaya:
- Agar dapat mengenali orang-orang yang datang ke wilayah masing-masing baik di kampung atau distrik.
- Jika menemukan warga yang tidak dikenali segera disampaikan kepada RT/RW, kepala kampunga atau tokoh masyarakat.
- Kepala distrik dan kepala kampung agar dapat mengawasi wilayahnya masing-masing.
Bupati Atenius Murib juga bahkan tegaskan tak menerima kehadiran Egianus Kogeya maupun pimpinan kombatan lainnya bersama anggota mereka di seluruh wilayah kabupaten Jayawijaya.
Menanggapi hal itu, Komnas TPNPB mengeluarkan status DPO bagi Athenius Murib.
Melalui pesan suara, Jumat (30/5/2025) malam, Sebby Sambom memerintahkan kepada setiap pasukan bersenjatanya yang ada di kota Wamena dan sekitarnya untuk target tembak mati Athenius Murib.
“Dia siapa jadi larang kami ada dan tinggal di kampung halaman kami? Seharusnya dia yang pergi tinggalkan Wamena. Mereka kolonial. Kami pemilik tanah air. Jangan main-main. TPNPB perintahkan kepada pasukan kami yang masih beroperasi di kota Wamena, harus tembak mati bupati itu. Kami manajemen markas pusat akan bertanggungjawab,” ujar Sebby.
“Bupati Jayawijaya resmi DPO. Pasukan TPNPB se-Lapago siap eksekusi, dan harus cari peluang tembak dia mati,” tegasnya.
Lanjut Sebby Sambom, perjuangan TPNPB merupakan perjuangan resmi sebagai pemilik negeri atas Tanah Papua. Penyerangan dan perlawanan dari TPNPB merupakan bagian dalam mempertahankan nyawa rakyat dan tanah air West Papua.
“TPNPB itu resmi. Tidak ada yang macam-macam dengan kami. Kami pemilik negeri. Kami adalah pembela HAM. Freedom fighters itu dihargai oleh masyarakat di seluruh dunia. TPNPB itu West Papuan Human Rights Defender. Kami berjuang untuk rakyat kami dan negeri kami,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya warning kepada semua pejabat pemerintah Indonesia yang bertugas di Tanah Papua selalu menjaga ucapan, tidak mengeluarkan pernyataan kontroversial.
“Semua harus paham ini baik. Siapapun bupati, anda jangan keluarkan pernyataan macam-macam. Kami kutuk kau Athenius Murib.”
Peringatan sama juga kepada orang asli Papua yang sedang bekerja sebagai pejabat dan aparat keamanan Indonesia. Sebby sarankan dengar kata hati, tak mudah menjual saudara dan tanah air hanya karena terima gaji dan dijamin negara kolonial. Sebaliknya, sadar diri untuk balik mendukung perjuangan TPNPB hingga Papua benar-benar “talepas” dari tangan kolonial.
“Kepada orang asli Papua yang bekerja sebagai pejabat, anggota tentara dan polisi Indonesia, kami ingatkan saudara harus berpikir cerdas untuk balik kanan, kembali gabung, dan lawan pendudukan ilegal Indonesia di tanah air West Papua,” ujar Sebby.
“Mereka (Indonesia) sangat jahat, benar-benar jahat. Dulu mereka dibilang pernah bom kami, itu kita hanya dengar cerita dan ada emosi dalam jiwa sanubari kami, sampai generasi kamai mulai berjuang. Sekarang nyata-nyata itu terjadi di depan mata kami. Maka itu, perempuan, laki-laki, anak kecil, anak sekolah, semuanya bangkit, mahasiswa bangkit. Kita lawan negara kolonial,” pungkasnya.
Dalam rapat koordinasi dengan pemerintah provinsi dan berbagai pihak terkait di Wamena, bupati Athenius Murib menyatakan tak ada tempat bagi kelompok kriminal bersenjata (KKB) —untuk menyebut TPNPB— di seluruh wilayah kabupaten Jayawijaya. Tak kompromi dengan aksi teror apalagi telah terjadi penembakan. Ia beralasan, kota Wamena adalah tempat bagi masyarakat untuk hidup damai, belajar, dan membangun masa depan lebih baik, sehingga tak boleh ada gangguan situasi keamanan.
Untuk itu, segenap warga masyarakat diminta turut menjaga keamanan dengan melaporkan keberadaan kelompok bersenjata di setiap lingkungan. Bupati Athenius berharap, jika ada kelompok tertentu membawa senjata masuk di kampung-kampung, segera laporkan ke pemerintah daerah melalui aparat kampung dan distrik. []