
SORONG, SUARAPAPUA.com — Aktivitas pertambangan dari PT Mulia Raymond Perkasa (MRP) di pulau Manyaifun dan Batang Pele sangat mengancam kehidupan Pari Manta dan Paus Sperma di perairan kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Patrick Nathanael Lintamoni, seorang pemandu wisata di kabupaten Raja Ampat, menjelaskan, jarak antara pulau Batang Pele dan Piaynemo sekitar 29 KM, kemudian Batang Pele ke Wayag sekitar 55 KM.
“Artinya, tambang di Manyaifun dan Batang Pele ini sangat mengancam Piaynemo karena jaraknya sangat dekat,” kata Patrick dalam rekaman video dari lokasi wisata Piaynemo, Minggu (8/5/2025).
Menurut Lintamoni, bukan hanya pulau Gag yang menjadi sorotan titik berbagai pihak lewat aksi demonstrasi beberapa minggu lalu ataupun aksi lain. Tetapi aktivitas tambang yang beroperasi di pulau Manyaifun dan pulau Batang Pele lebih menjadi perhatian publik.
“Kedua pulau ini merupakan kawasan suaka alam perairan Raja Ampat. Jadi, suaka alam perairan Raja Ampat itu meliputi lima pulau, yaitu Manyaifun, Waisilip, Bianci, Mutus, dan Meosmanggara,” sebutnya.
Lintamoni kemudian bertanya tentang jaminan kondisi Raja Ampat jika aktivitas tambang terus berlanjut.
“Misalnya saat tambang mulai bergerak di sini siapa yang bisa menjamin sustainable tourism? Siapa yang bisa menjamin lingkungan hidup dan alam Raja Ampat di sini,” tegasnya.
Selain itu, diakuinya Batang Pele ke Pulau Wayag, puncak Wayag ada pos hiu Blacktip Reef Shark. Dimana pula Yafnabi itu merupakan cleaning stationnya ikan Pari Manta.
“Yang lebih miris lagi, Batang Pele kepulauan Yafnabi yang merupakan bagian dari kepulauan Meosmanggara yang masuk dalam suaka alam perairan Raja Ampat itu sangat dekat, Batang Pele ke pulau Yafnabi hanya 15 Km. Pulau Yafnabi itu tempatnya ikan Pari Manta membersihkan diri dari kotoran, kulit mati, parasit dan merupakan tempat makan dan juga perkembangbiakan Pari Manta dan Paus Sperma,” tutur Patrick.

Ronisel Mambrasar, pemuda asal Manyaifun, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak sosial dari tambang nikel di kabupaten Raja Ampat.
“Termasuk di kampung saya di Manyaifun dan pulau Batang Pele. Tambang nikel mengancam kehidupan kami,” ujarnya.
Mambrasar menegaskan masyarakat menuntut izin di kawasan ini dihentikan sepenuhnya, bukan sekadar dievaluasi. Itu disampaikan sejumlah elemen masyarakat dalam pertemuan dengan Pemprov dan Pemkab di Raja Ampat, Papua Barat Daya, Jumat (6/6/2025).
”Kalau hanya sebatas evaluasi sementara, dikhawatirkan izin-izin yang masih di tahap survei akan terus berlanjut sampai pengerukan. Ekosistem Raja Ampat secara keseluruhan sangat terancam,” kata Ronisel.
Sejauh ini, sambung Mambrasar, memang belum ada pengerukan besar terjadi di Batang Pele dan Manyaifun. PT MRP melakukan survei sejak 2024 lalu. Batang Pele dan Manyaifun yang posisinya berhadapan adalah satu ekosistem yang tak terpisahkan.
”Batang Pele adalah pulau tidak berpenghuni. Penduduk banyak tinggal di pulau Manyaifun. Tetapi pertambangan tetap akan berimbas ke masyarakat. Kalau sudah beroperasi, masyarakat terganggu karena pesisir rusak dan melaut akan lebih jauh, seperti yang terjadi di wilayah-wilayah pesisir lain di Indonesia yang ada tambang nikelnya,” urai Ronisel.
Mengenal Pari Manta dan Paus Sperma

1. Pari Manta
Raja Ampat merupakan salah satu habitat utama Pari Manta di Indonesia, khususnya Pari Manta Karang (Mobula birostris). Wilayah ini terkenal dengan populasi Pari Manta yang tinggi dan beragam, termasuk dua jenis Pari Manta yang bisa hidup bersamaan.
Laguna Wayag, khususnya, menjadi titik pertemuan antara samudera Pasifik dan samudera Hindia, juga merupakan area nursery bagi pari manta di perairan Raja Ampat.
Pari Manta atau Pari Sinar adalah ikan pari besar yang termasuk dalam genus Mobula (sebelumnya memiliki genus sendiri, Manta). Spesies Pari Manta yang paling besar, Manta birostris (Pari manta raksasa, ikan pari terbesar di dunia) memiliki lebar sayap yang mencapai 7 meter.

2. Paus Sperma
Paus Sperma merupakan salah satu dari 35 jenis mamalia laut yang ada di Indonesia. Paus Sperma (Sperm whale) atau Paus Kepala Kotak (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar dalam kelompok Paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia.
Paus ini dinamakan “Paus Sperma” karena pada awalnya bahan putih susu spermaceti yang terdapat di kepalanya dikira sebagai sperma. Kepala Paus Sperma yang besar dan bentuk keseluruhannya yang berbeda.
Paus Sperma sering ditemukan di perairan Raja Ampat, terutama di selat Dampier, yang merupakan jalur migrasi bagi berbagai jenis cetacean. []