Pengembangan Artificial Intelligence di Indonesia, Antara Peluang dan Tantangan

0
0

Oleh: Erik Magayang*
*) Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional FISIP Universitas Cenderawasih Jayapura

Pengembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di masa mendatang memiliki tantangan tersendiri, terutama di Indonesia. Sekalipun dari sisi peluang sistem komputasi mampu membantu untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, penalaran, pemecahan masalah, persepsi, dan pengambilan keputusan.

Pertanyaannya, apa saja tantangan dalam pengembangan AI di Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang? Baik tantangan AI dalam dunia kerja, dan lain sebagainya. Apa yang perlu disiapkan?

Lantas, tantangan apa yang akan dihadapi pengusaha AI di tahun-tahun mendatang?

Beberapa hal menjadi indikator dalam membedah persoalan ini. Antara lain kurangnya infrastruktur berkisar 20%. Soal privasi data 20%, tantangan etika 30%, tantangan tenaga ahli 20%, juga mengenai keamanan data 10%.

ads

Tantangan dalam pengembangan AI di Indonesia pada tahun-tahun mendatang mencakup beberapa aspek krusial.

  1. Tantangan Infrastruktur

Sebagian besar pemimpin bisnis mengidentifikasi infrastruktur teknologi yang belum merata sebagai hambatan utama untuk adopsi AI.

  1. Keamanan Data

Isu keamanan siber menjadi perhatian signifikan. Banyak pihak mengkhawatirkan potensi ancaman terhadap data pribadi dan sistemnya.

  1. Keterbatasan Talenta Digital

Kebanyakan pelaku usaha melaporkan kekurangan tenaga kerja terampil sebagai tantangan besar dalam implementasi AI.

  1. Tantangan Etika

Masalah etika, termasuk bias dalam algoritma dan perlindungan privasi, juga menjadi perhatian utama dalam pengembangan AI. Mengatasi tantangan ini akan menjadi kunci untuk memanfaatkan potensi AI secara maksimal di Indonesia.

Baca Juga:  Google Dalam Perspektif Transnasionalisme: Antara Manfaat dan Ancaman

Untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur dalam pengembangan AI di Indonesia, beberapa strategi yang dapat diadopsi.

Beberapa strategi itu antara lain:

  1. Meningkatkan Infrastruktur Teknologi

Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi untuk meningkatkan infrastruktur teknologi, termasuk investasi dalam jaringan internet yang cepat dan andal serta pusat data yang memadai.

  1. Pengembangan Ekosistem Data

Membangun ekosistem data yang kuat sangat penting. Ini mencakup akses ke data berkualitas dan pengembangan sistem yang mendukung pengumpulan serta pengolahan data secara efisien.

  1. Dukungan Pemerintah

Pemerintah harus memberikan dukungan lebih besar, termasuk insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi AI dan memperbarui regulasi yang mendukung pengembangan infrastruktur.

Baca Juga:  Dampak Deforestasi pada Petani Kopi di Papua

Tantangan dalam Pengembangan AI di Indonesia

Pengembangan AI bukan tanpa tantangan. Terutama di Indonesia pada masa depan, tantangannya sasngat signifikan.

Adapun tantangan dalam pengembangan AI di Indonesia meliputi beberapa aspek kritis.

  1. Infrastruktur Teknologi

Keterbatasan infrastruktur teknologi, termasuk jaringan internet yang tidak merata, menjadi hambatan utama, terutama di luar pulau Jawa. Termasuk di Papua.

  1. Akses Data

Kurangnya akses ke data berkualitas juga menjadi masalah, di mana data yang tersedia seringkali tidak lengkap atau bahkan tidak akurat.

Baca Juga:  Mengurai Sindrom Pasca-Kolonial: Bayang-Bayang Kekuasaan dan Identitas yang Terbelah

Regulasi yang belum memadai dan ketinggalan zaman menghambat inovasi, dengan banyak kerangka hukum yang tidak terkoordinasi.

  1. Etika dan Privasi

Isu etika dan privasi dalam penggunaan AI masih rendah kesadarannya, dan regulasi yang ada belum cukup kuat untuk melindungi individu.

  1. Sumber Daya Manusia

Kekurangan tenaga ahli di bidang AI juga menjadi tantangan signifikan dalam pengembangan teknologi.

Oleh karena itu, tentu perlu ada langkah mengatasi tantangan Artificial Intelligence pada tahun-tahun mendatang.

Strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, meliputi pengembangan budaya berbasis data, penetapan tujuan yang jelas, dan pendekatan bertahap dalam adopsi AI. Dengan demikian, organisasi dapat lebih siap menghadapi tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi AI. (*)

Artikel sebelumnyaGreenpeace Desak Semua IUP Nikel di Raja Ampat Dicabut Permanen
Artikel berikutnyaDua Agenda, Danrem 172/PWY Kunker ke Kabupaten Lanny Jaya