Wali kota Jayapura Abisai Rollo bicara ujaran rasis dalam sebuah acara yang videonya berdurasi pendek beredar luas di sejumlah jejaring jagat maya seperti grup WhatsApp maupun Facebook. (Tangkapan layar video)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com — Manfun Kawasa Byak, Mananwir Apolos Sroyer meminta wali kota Jayapura, Abisai Rollo untuk mengklarifikasi sekaligus meminta maaf atas pernyataan rasisme yang beredar luas di media sosial.

Pernyataan wali kota Jayapura menuai kecaman dari warga dan sejumlah elemen menyusul statemen di video yang viral di jagat maya.

Mananwir Apolos Sroyer mengatakan, wali kota Jayapura sebagai anak asli Papua yang juga kepala suku, tidak pantas mengeluarkan penyataan yang menimbulkan perdebatan hingga konflik dan perpecahan di antara masyarakat Papua.

Apolos menegaskan, meski Tanah Papua telah dimekarkan menjadi enam provinsi, namun sampai sekarang tetap satu karena yang dipisahkan hanyalah wilayah admistrasi pemerintahan saja.

“Sorong itu Papua, Merauke itu Papua, Wamena itu Papua. Jadi, jangan asal bicara, tetapi harus berpikir baik-baik sebelum berbicara. Jangan masuk dalam dikotomi Otsus yang menjalankan praktik-praktik kolonial untuk memecahkan persatuan orang Papua,” ujar Apolos Sroyer kepada Suara Papua, Rabu (18/6/2025).

ads
Baca Juga:  KNPB Yahukimo: Hentikan Penangkapan Liar!

Mananwir Sroyer menegaskan status Indonesia di Tanah Papua adalah kolonial, sehingga prakteknya hanya mengincar sumber daya alam (SDA) di Tanah Papua.

“Status masyarakat adat di Tanah Papua jelas. Indonesia di atas Tanah Papua itu kolonial. Itu tidak ada tawar menawar. Jadi, prakteknya mengintimidasi, mencuri, membunuh, mengkriminalisasi yang bertujuan memecah belah. Itu sifat-sifat kolonial,” tegasnya

Apolos menyebut persoalan di Papua terlalu kompleks, sehingga diharapkan pejabat asli

Papua jangan asal keluarkan pernyataan yang menambah luka bagi orang asli Papua. Ia bilang, kompetisi politik di kota Jayapura telah berakhir, sehingga tak perlu khawatirkan soal jabatan wali kota.

Baca Juga:  Pemuda Katolik Papua Tengah Salurkan Bantuan Kepada Pengungsi Internal di Sinak

Ia juga menantang wali kota untuk mengusir non orang asli Papua keluar dari kota Jayapura.

Ko mo jadi wali kota silahkan, mo lima periode silahkan, itu hak, tetapi jangan bikin luka orang asli Papua. Jangan campur aduk persoalan lain dengan suku, budaya. Anda bersyukur karena kemarin ada sebagian saudara kita dari daerah pegunungan ikut memilih anda. Coba wali kota usir non Papua dari Jayapura,” ujar Sroyer.

Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, wali kota Jayapura dalam satu acara bicara tegas yang menjurus ujaran rasis kepada aktivis di kota Jayapura.

“Bahwa tidak ada demo, tidak ada palang kota [Jayapura] ini. Karena yang biasa palang dan demo itu bukan orang Port Numbay [nama lain Kota Jayapura], bukan orang pantai, [tetapi] ini orang-orang gunung ini,” ujar Abisai Rollo dalam tayangan video berdurasi pendek yang beredar di sejumlah jejaring jagat maya seperti grup WhatsApp maupun Facebook di Jayapura, Papua, Selasa (17/6/2025).

Baca Juga:  Pesan Perdamaian Uskup Timika Pada Perayaan 131 Tahun Misi Katolik di Tanah Papua

Aksi demo dan palang tersebut, lanjut Abisai Rollo, perlu diketahui publik bahwa yang buat segala macam persoalan di kota Jayapura bukan orang-orang Port Numbay dari sepuluh kampung adat.

“Siapa yang demo di kota ini [Jayapura], kita koordinasi dengan pak Kapolres, pak Dandim, semua kita, kita kembalikan [pendemo dan tukang palang jalan di kota Jayapura] ke kampung masing-masing supaya jangan merusak kota ini,” kata Abisai. []

Artikel sebelumnyaMusda ke-V DPD KNPI Lanny Jaya Terpaksa Dipending, Ini Alasannya
Artikel berikutnyaIntelektual Kurima Prihatin Korban Warga Sipil di Alleng, Mesti Operasi Dengan Protap