JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Jaringan Damai Papua (JDP) menyatakan prihatin dan menyesalkan pernyataan Walikota Jayapura Abisay Rollo yang berisi konten bernuansa rasis dan cenderung melanggar prinsip hukum dan hak asasi manusia dalam unggahan video yang telah beredar luas di media sosial.
Yan Christian Warinusi, Jubir JDP menyatakan, unggahan video tersebut sangat bersifat rasis serta cenderung melawan prinsip-prinsip demokrasi, hukum dan hak asasi manusia.
Bahkan kata Yan sesungguhnya hal tersebut tidak perlu dikeluarkan oleh seorang pemimpin daerah seperti Walikota Rollo yang juga notabene adalah seorang pemimpin adat dengan jabatan ondowafi. Sejatinya seorang Ondowafi adalah seorang pelindung bagi rakyat.
“Sebagai Jubir JDP, saya memberi saran konkrit agar Pak Walikota dan Ondowafi Rollo dapat segera menjalin komunikasi yang intens dan hangat dengan para pemimpin warga kita Jayapura yang berasal dari wilayah Pegunungan tanah Papua, dan semua kelompok masyarakat Papua lainnya di wilayah administratif pemerintahan kota Jayapura,” kata Yan dalam pernyataannya kepada Suara Papua pada, 18 Juni 2025.
Ia katakan, perlu ada ruang dialog internal di antara Walikota Rollo sebagai Ondowafi dengan warga masyarakatnya sendiri secara lebih akrab dan lainnya, harmonis dan damai.
“Semua ini semata-mata demi kemajuan dan kemaslahatan masyarakat kita Jayapura dan pemimpin nya.”
Oleh sebab itu JDP memberikan saran konkrit agar penting bagi Walikota Jayapura dapat menempatkan juru bicara untuk bisa mengartikulasikan maksud dan rencana kebijakan seorang Walikota dan atau pemerintahannya kepada publik secara santun, etis dan bermoral serta tidak bernuansa rasisme.
Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, wali kota Jayapura dalam satu acara bicara tegas yang menjurus ujaran rasis kepada aktivis di kota Jayapura.
“Bahwa tidak ada demo, tidak ada palang kota [Jayapura] ini. Karena yang biasa palang dan demo itu bukan orang Port Numbay [nama lain Kota Jayapura], bukan orang pantai, [tetapi] ini orang-orang gunung ini,” ujar Abisai Rollo dalam tayangan video berdurasi pendek yang beredar di sejumlah jejaring jagat maya seperti grup WhatsApp maupun Facebook di Jayapura, Papua, Selasa (17/6/2025).
Aksi demo dan palang tersebut, lanjut Abisai Rollo, perlu diketahui publik bahwa yang buat segala macam persoalan di kota Jayapura bukan orang-orang Port Numbay dari sepuluh kampung adat.
“Siapa yang demo di kota ini [Jayapura], kita koordinasi dengan pak Kapolres, pak Dandim, semua kita, kita kembalikan [pendemo dan tukang palang jalan di kota Jayapura] ke kampung masing-masing supaya jangan merusak kota ini,” kata Abisai.