Bupati Jayawijaya Athenius Murip berfoto bersama 50 anak jalanan yang dikirim ke Yogyakarta untuk belajar. (Dok. Kominfo Jayawijaya)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Demi masa depan generasi penerus, satu kebijakan diambil bupati Jayawijaya Athenius Murip, SH, MH. Sedikitnya 50 orang anak jalanan di Wamena, ibu kota kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, dikirim ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk belajar di “kota gudeg”, julukan Yogyakarta.

Anak-anak tersebut dilepas secara resmi oleh bupati Athenius Murip dari halaman kantor bupati Jayawijaya, Kamis (19/6/2025) lalu. Saat acara pelepasan, mereka mengenakan pakaian seragam bertulisan “Komunitas Lintas Batas – Murni – Bangkit bersama membangun Jayawijaya  – Nit Meke”. Keberangkannya dibagian dua kloter. 20 anak diberangkatkan duluan, disusul 30 anak lainnya.

Baca Juga:  Pemda Jayawijaya Dukung Musyawarah Pembentukan Jaringan Perempuan

“Pemerintah daerah mengirim anak-anak kami ini ke Yogyakarta demi masa depan mereka. Harapannya, 50 anak ini belajar baik di Yogyakarta,” kata Atenius.

Diakuinya, kebijakan proteksi ini merupakan bagian dari visi dan misinya selama masa kepemimpinan bersama wakil bupati Ronny Elopere periode 2024-2029.

Puluhan anak tersebut menurut bupati Athenius Murip, binaan Dinas Sosial kabupaten Jayawijaya. Pendataannya melibatkan organisasi pemuda lintas batas. Selama proses pendidikan di Yogyakarta, mereka akan mendapat berbagai bentuk pembinaan, antara lain pengembangan mental, rohani, kesehatan, dan pendidikan.

ads
Baca Juga:  Pemda Jayawijaya Dukung Musyawarah Pembentukan Jaringan Perempuan

Masih kata mantan Dandim 1702/Jayawijaya itu, puluhan anak jalanan yang diberangkatkan ke Yogyakarta untuk sekolah diharapkan berhasil agar kelak pulang membawa hasil menggembirakan.

“Mereka ini anak-anak emas dari Jayawijaya. Mutiara-mutiara hitam dari Jayawijaya. Mereka harapan kami di masa depan,” ujarnya.

Pesatnya jumlah anak jalanan, anak korban aibon bahkan yang putus sekolah, diakui bupati, cukup pesat di kota Wamena. Hal itu mengundang keprihatinan sendiri, sehingga dicarikan formula yang tepat untuk proses penanganannya. Salah satunya, menyekolahkan mereka di tempat khusus agar kecenderungan berkutat dengan hal-hal buruk lambat laun dilupakan dan mulai menatap masa depan gemilang melalui bangku pendidikan.

Baca Juga:  Pemda Jayawijaya Dukung Musyawarah Pembentukan Jaringan Perempuan

Persoalan pelik ini ternyata sudah diseriusi bupati dan wakil bupati sejak memimpin kabupaten Jayawijaya. Bahkan dijadikan satu program prioritas dalam 100 hari kerjanya.

Dalam realisasinya, Pemkab Jayawijaya telah bekerja sama dengan Sekolah Misi Tabera dan Yayasan Kasih, salah satu yayasan yang ada di DIY, untuk mendidik sekaligus memberikan sejumlah program pembinaan bagi pasukan penerus masa depan Jayawijaya itu. [*/Adv]

Artikel sebelumnyaYKKMP Menyebutkan Dua Orang Tertembak Mati, 2 Ditangkap TNI dan 600 Orang Mengungsi Akibat Kontak Tembak di Tangma
Artikel berikutnyaPastor Dekan Mopunja Sesalkan Tewasnya 3 Warga Sipil di Galunggama