Operasi Militer Dua Hari, Banyak Rumah Warga Sipil di Distrik Omukia Terbakar

0
0

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Masyarakat sipil dari sejumlah distrik di kabupaten Puncak, Papua Tengah, kembali mengungsi besar-besaran ke distrik Sinak. Penyerangan bahkan disertai pembakaran rumah-rumah warga kembali terjadi di distrik Omukia, hari ini, Selasa (25/6/2025).

Operasi militer selama dua hari terakhir sejak Senin (23/6/2025) kemarin mengejar kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di kabupaten Puncak, bahkan menyasar rumah-rumah warga sipil terbakar.

Dalam sebuah video amatir yang diterima Suara Papua, tampak asap tebal mengepul tatkala banyak rumah warga di distrik Omukia terbakar.

“Hari ini tanggal 24 Juni 2025, operasi militer di distrik Omukia. Rumah-rumah masyarakat sedang dibakar. Bisa lihat ini di bawah asap ada naik. Militer yang bakar,” begitu rekaman suara dalam video pendek berdurasi 23 detik.

Baca Juga:  Tujuh Poin Pernyataan Sikap Masyarakat Distrik Tangma dan Ukha Pasca Kejadian Beruntun

Laporan warga itu dibenarkan Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, setelah dilaporkan pasukan TPNPB dari Puncak.

ads

“Manajemen markas pusat komando nasional TPNPB telah menerima laporan dari PIS TPNPB dari kabupaten Puncak pada hari Selasa, 24 Juni 2025, bahwa operasi militer Indonesia di perkampungan warga sipil di distrik Omukia terjadi sejak pagi hingga sore hari mengakibatkan rumah-rumah warga sipil dibakar.”

Kata Sebby, berdasarkan laporan dari lapangan, operasi militer juga terjadi di distrik Sinak dan Ilaga sejak 22-23 Juni 2025.

“Operasi militer Indonesia sampai sekarang masih berlanjut di distrik Omukia. Sejak kemarin ratusan aparat militer Indonesia telah memasuki kedua distrik, sehingga seluruh warga sipil mulai mengungsi ke Ilaga dan masih bertahan di sana. Operasi juga terjadi di distrik Omukia, dan rumah-rumah warga sipil dibakar oleh aparat militer Indonesia,” urainya.

Baca Juga:  Kunjungan Menteri ESDM dan Gubernur PBD ke Pulau Gag Hanya Pencitraan

Sebby menyatakan, operasi militer Indonesia tersebut dilakukan dalam rangka pengejaran terhadap TPNPB yang telah menyerang aparat militer indonesia di Aminggaru dan kontak senjata berlangsung sejak itu hingga tanggal 22 Juni yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari aparat militer Indonesia.

“Maka itu penyerangan balasan dari aparat militer Indonesia denga melakukan operasi dan bakar rumah-rumah warga sipil sejak kemarin sampai hari ini di perkampungan warga di distrik Omukia.”

Menyikapi tindakan brutal tersebut, pihak TPNPB imbuh Sebby Sambom, mengimbau kepada presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk segera hentikan operasi militer yang secara masif digencarkan dengan aksi penembakan dan pembakaran rumah-rumah warga sipil di kabupaten Puncak.

Menurut Sebby mengutip laporan lapangan, sementara warga sipil yang ada di distrik Omukia terdapat banyak warga sipil yang awalnya mengungsi dari distrik Gome Utara akibat terjadi aksi baku tembak antara pasukan TNI-Polri dengan pasukan TPNPB.

Baca Juga:  Kewajiban Pengendara Selama 14 Hari Operasi Patuh Noken 2025 Diumumkan Kapolda Papua Tengah

Presiden RI diminta memerintahkan Panglima TNI untuk menghentikan operasi militer di kawasan pengungsian yang bahkan sampai bertindakan brutal dengan membakar rumah-rumah warga sipil.

“Dalam hal ini, kami menyampaikan kepada semua pihak bahwa presiden Prabowo Subianto sedang melakukan kejahatan kemanusiaan karena telah mengarahkan personel militer indonesia untuk melakukan operasi militer di wilayah pengungsian, apalagi melakukan pembakaran terhadap rumah-rumah warga sipil yang semestinya mendapatkan jaminan dan perlindungan oleh negara.”

Lanjut TNPB menegaskan, “Ini benar-benar kejahatan kemanusiaan yang sedang dipraktikan oleh presiden Prabowo bersama Panglima TNI terhadap rakyat Papua.” []

Artikel sebelumnyaUmumkan 11 Pemain Rekrutan Baru, BTM: Ini Komposisi Bagus Sekali
Artikel berikutnyaKonflik Kekerasan di Papua Tengah Harus Dibicarakan dengan Presiden RI