WAMENA, SUARAPAPUA.com — Meinus Y. Wenda, ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Tolikara, Papua Pegununungan, mengajak seluruh masyarakat berkebun, melanjutkan tradisi bercocok tanam. Itu sesuai program bupati dan wakil bupati Tolikara bahwa rakyat harus berkebun dan menanam pohon di pinggir kali di seluruh wilayah Tolikara.
Ajakan Meinus Y. Wenda disampaikan kepada warga masyarakat dari 46 distrik dan 142 kampung se-kabupaten Tolikara, Sabtu (28/6/2025) lalu.
“Apa yang kami sampaikan itu seluruh rakyat dengar dan lakukan, sehingga saya apresiasi kepada masyarakat yang sudah secara mandiri punya kebun sendiri,” kata Meinus.
Bagi yang masih di kota diharapkan pulang kampung untuk buat kebun. Sama seperti rakyat yang telah menetap di kampung.
“Masyarakat di kabupaten Tolikara sangat luar biasa karena budya berkebun masih dipertahankan, dan itu harus terus ditingkatkan lagi sekaligus harus dilestarikan.”

Sisi lain harus memilik kebun sendiri mengingat kondisi ekonomi global, keluarga akan bertahan apabila petik sayur dari kebun sendiri, dan lain-lain. Banyak manfaat dari kebun, tergangung jenis tanaman yang ditanami.
“Kita harus kembali ke kebun karena hasil usaha kami berkebun itu yang kami bisa menikmati. Makanan yang dijual di toko banyak zat kimia dan berdampak kolesterol dan asam urat, maka saya mengajak kita harus berkebun karena kaki tangan bergerak baru kita makan,” ujar Meinus.
Ketua DPRK Tolikara bilang, “Saya tetap ada di kebun bersama rakyat. Kita tetap kerja, karena juga pemerintah pasti akan kasih bantuan itu di kebun, bukan dari kantor atau di jalan-jalan.”
Meinus menyinggung rencana tahun 2026 mendatang, pihaknya akan sosialisasikan tentang peraturan DPRK terutama dua pasal yakni larangan minuman beralkohol dan penertiban ekonomi lokal.
“Dua pasal ini kami akan jalankan, seperti mantan ketua DPRK lama, kami juga akan lakukan dengan hal yang sama, tetapi tahun ini kami akan sosialisasi sebelum tahun depan mulai eksekusi,” ujarnya.
Khusus penertiban ekonomi lokal rakyat, pihaknya minta harus tanam sayur-sayuran hasil bumi yang ada di Papua Pegunungan lebih khususnya kabupaten Tolikara.
Penertiban ini akan diberlakukan supaya rakyat Tolikara tak boleh keluar agar peredaran ekonomi tetap berputar di Tolikara dan tanah-tanah subur harus ditanami sayur-sayuran dan lainnya.

Selain pinang, di kabupaten Tolikara yang jual hanya masyarakat Tolikara saja, tetapi non Tolikara mereka hanya jualan di supermarket saja, karena mereka tidak bisa jualan sayur-sayuran juga, maka itu saya mengajak rakyat tetap berkebun, menanam dan buat pagar supaya pemerintah Tolikara bisa ambil data.
Karena itu DPRK Tolikara tetap akan kawal semua program bupati dan wakil bupati kabupaten Tolikara, baik ekonomi, sosial, infrastruktur jalan, pendidikan dan sebagainya.
“Kami akan jalankan dan tingkatkan lestarikan karena kami DPRK Tolikara tetap di daerah bersama-sama dengan rakyat,” ujar Meinus. []