ArsipJokowi: Konflik Papua Terus Muncul Karena Adanya Saling Tidak Percaya

Jokowi: Konflik Papua Terus Muncul Karena Adanya Saling Tidak Percaya

Senin 2014-12-29 09:27:45

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mengurai kompleksitas permasalahan di tanah Papua, Presiden Joko Widodo (Jokowi), berjanji akan meningkatkan rasa saling percaya antara rakyat dengan pemimpin dengan cara membuka ruang dialog.

Di hadapan seribuan rakyat Papua di stadion Mandala Jayapura, Sabtu (27/12/2014) malam, Jokowi berjanji akan berkunjung ke Papua tiga tahun sekali dan berdialog dengan semua pihak. (Baca: Jokowi: "Minimal Tiga Kali Setahun Saya Akan ke Papua")

 

Menurut Jokowi, masalah yang ada di Papua tidak hanya berkaitan dengan ekonomi, sosial, politik atau pembangunan infrastruktur, namun terutama adalah tidak adanya saling percaya antara rakyat dengan pemimpinnya.

“Kalau rakyat percaya pada pemimpinnya, gampang menyelesaikan setiap permasalahan,” kata Jokowi, seperti ditulis kompas.com, Minggu (28/12/2014) pagi.

 

Jokowi berharap, semua pihak harus saling membuka diri untuk berdialog. Dengan itu, berbagai permasalahan di Papua dapat dicari jalan keluar. (Baca: Jokowi Berkeinginan Dialog Dengan Masyarakat Papua)

“Baik Kapoldanya dengan masyarakat, baik Kapolresnya dengan masyarakat, baik Pangdamnya dengan masyarakat, baik Dandimnya dengan masyarakat, semua harus mau dialog, mau berbicara dengan masyarakat. Karena dengan berbicara itulah kita tahu akar masalahnya,” tuturnya.

Tetapi, lanjut Jokowi, untuk mencapai solusi dari setiap masalah membutuhkan waktu yang berbeda-beda. (Baca: Presiden Jokowi: Rakyat Papua Hanya Butuh Didengar).

“Pengalaman saya saat akan memindahkan PKL di Solo, butuh 54 kali pertemuan yang membutuhkan waktu sekitar 7 bulan."

 

“Berbeda di Tanah Abang, yang hanya butuh 4 kali pertemuan dalam waktu 2 minggu. Pikiran saya, butuh waktu 4-5 bulan. Jadi, setiap masalah butuh waktu berbeda-beda,” ungkap Jokowi.

Sementara itu, komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, saat diwawancarai MetroTV, Sabtu (29/12/2014), mengatakan, Presiden Jokowi kalau mau menyelesaikan masalah dan konflik Papua seperti penembakan di Paniai, sebaiknya jangan membentuk tim yang tidak jelas untuk melakukan investigasi. (Baca: Ketua Dewan Adat Paniai: Menyesal Saja Tidak Cukup, Jokowi Harus Bentuk KPP-HAM)

“Tidak mungkin penembakan yang terjadi di Paniai, berasal dari arah yang jauh, penembakan yang terjadi itu dari arah dekat dan yang dekat dari arah tembakan itu hanya dari sekitar Koramil, depan lapangan Karel Gobai Enarotali,” ujar Pigai.

“Kalau Jokowi benar-benar mau menyelesaikan dan tidak hanya retorika dan bicara saja soal konflik Papua, harus dilakukan dialog Jakarta-Papua secara menyeluruh,” tandasnya. (Baca: Jokowi Pidato Soal Paniai, Ini Pendapat Franz Magnis-Suseno).

 

Editor: Oktovianus Pogau

MIKAEL KUDIAI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pulihkan Trauma, Dr. Tenia Berikan Psikoedukasi Bagi Siswa SMPN Bamusbama

0
Dampak dari penutupan sekolah membuat aktivitas belajar mengajar terhenti total. Anak-anak mengalami loss learning yang cukup lama. Selain itu, mereka juga mengalami kecemasan, ketakutan, bahkan ada beberapa yang mengalami trauma setiap kali mendengar suara tembakan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.