Senin 2016-02-22 13:27:02
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kuliah Umum bertajuk “Pemuda Papua dalam menghadapi dinamika perubahan†di aula Universitas Ottow Geissler (UOG) Jayapura, Senin (22/2/2016), diisi sesi launching buku “Gunung Versus Pantai, Dalam Perspektif Nilai-Nilai Hidup Bersamaâ€.
Peluncuran buku karya dua putra Papua, John Wempi Wetipo dan Marthen Medlama itu disatukan dengan kuliah umum yang digagas atas kerjasama kampus UOG dan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya.
Di hadapan para dosen dan mahasiswa-mahasiswi se-Kota Jayapura, Wetipo menjelaskan, isi dari buku terbaru ini bukan bermaksud membedakan orang Papua. “Tidak ada maksud negatif, sama sekali tidak ada. Isinya bukan mau orang gunung dan orang pantai harus bedakan, atau lawan. Itu tidak,” ujarnya dengan tegas.
Wetipo mengatakan, “Kami menulis buku ini, dalam bagian isi dari buku lebih mengajak kepada semua pihak yang ada di Tanah Papua ini tanpa membedakan suku, ras dan agama. Semua kita bersatu untuk membangun Papua jauh lebih baik.”
Perlunya persatuan semua pihak, kata dia, sangat penting. Sebab, mau tidak mau, suka tidak suka, semua harus siap menghadapi perubahan. “Apalagi perubahan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kita harus siap,” tegasnya.
Dengan membuang berbagai perbedaan, Wetipo mau orang Papua bersatu dan kuat menghadapi arus modernisasi. “Kita harus bersatu, bagaimana kita membangun Papua jauh lebih baik. Maka, mesti kita bersatu,” ujar Wetipo.
Uraian dalam buku ini, lanjut dia, dapat disimak baik. Isinya tidak ada ajakan ke arah yang tidak baik. Tujuannya, mempererat persatuan dan meminimalisir sekat perpecahan antara gunung dan pantai. “Selama ini sering ada slogan-slogan untuk pesisir dan gunung. Itu yang kita buang. Saya ajak, mari kita bicara Papua, bahwa Papua itu satu,” tegas Wetipo.
Dengan ilustrasi sebuah pelangi yang tercipta dari perpaduan beberapa warna, Bupati Jayawijaya menghendaki orang Papua menciptakan persatuan dan kebersamaan dalam segala hal.
“Ini sebenarnya ingin menyampaikan perspektif kita, bahwa nilai-nila kebersamaan itu penting. Papua tidak bisa dibangun oleh hanya orang Papua. Tetapi, Papua ini membutuhkan pikiran dari semua pihak untuk mewujudkan Papua jauh lebih baik,” tandasnya.
DELPIERO GOBAI