Tanah PapuaMeepagoPendapatan Pedagang Pasar di Dogiyai Menurun

Pendapatan Pedagang Pasar di Dogiyai Menurun

DOGIYAI, SUARAPAPUA.com — Pendapatan pedagang asli mama-mama Papua di Dogiyai menurun. Hal ini disebabkan karena perputaran uang yang tidak cepat. Selain itu karena kebanyakan pejabat daerah tidak menetap di Dogiyai, sehingga transaksi dalam jumlah banyak dilakukan di Nabire.

Anton Iyowau, Asisten I Kabupaten Dogiyai, mengaku di Kabupaten Dogiyai, perputaran uang sangat lambat. Hal iu menyebabkan lambatnya perputaran uang yang berdampak kepada pendapatan para pedagang asli Papua di Dogiyai.

ā€œPerputaran uang di Dogiyai tidak nampak. Perputaran uang lebih terlihat di kota seperti Nabire. Karena semua pejabat tinggalnya di Nabire. Bukan di Dogiyai,ā€ ungkapnya kepada suarapapua.com, Kamis (14/4/2016) di Dogiyai, Papua.

Baca Juga:  Kebijakan Populis Bupati Dogiyai Menghormati Pangan Lokal Diapresiasi

Dijelaskan, biasanya mama-mama di sini datang ke pasar satu minggu dua kali. Mereka biasanya datang dengan jualan banyak. Lalu biasanya banyak yang tidak laku.

ā€œBiasanya jualan mama-mama tidak laku. Mungkin satu minggu itu mereka dapat 50 ribu atau 100 ribu rupiah. Hari-hari lain itu mereka rugi. IniĀ menjadi satu bumerang bagi masyarakat untuk tidak bekerja,ā€ katanya.

ā€œMasyarakat di sini rajin bekerja. Buktinya selama ini masyarakat bawa hasil kebun ke Pasar. Sekarang pejabat yang ada di daerah ini Ā yang tidak membeli jualan mama-mama. Karena pejabat ambil uang Ā langsung masukan Ā di bank dan pake untuk Ā anak istri ada di Nabire,ā€ ungkapnya saat ditemui media ini di Balai Koteka Moge.

Baca Juga:  Sertijab Bupati Paniai, Martha Pigome: Setiap Pemimpin Ada Masanya

Dikatakan Iyowau, pemerintah Ā suruh masyarakat untuk membuat kebun kopi, beternak, tetapi sekarang pasarannya di mana? Siapa pembelinya?. Pemerintah bekerja untuk rakyat, maka kerjaĀ tidak boleh setengah-setengah.

ā€œPemerintah kerja untuk masyarakat, jangan biarkan mereka (masyarakat) begitu saja, pemerintah harus sejaterahkanĀ  masyarakat melalui ekonomi serta aspek lain. Program tentang ekonomi Ā yang dibuat jangan di kertas dan mulut saja tetapi harus diterapkan di lapangan,ā€ tegas Iyowau.

Sementara, mama Maria Mote salah satu pedagang di Moanemani kepada suarapapua.com mengatakan, dirinya biasa menjual di pasar. Barang dagangannya murni dari hasil kebun. Seperti sayur dan buah-buahan.

Baca Juga:  Pemprov PT Terbitkan SE Tentang Kebijakan 90:10 dalam Pengangkatan Pegawai Non ASN

ā€œKami biasa jualan itu hasil kerja kami di kebun. Tetapi kadang tidak ada pembeli. Banyak yang tidak laku. Kami biasa bawa pulang ke rumah kalau tidak laku,ā€ terangnya.

Kata mama Mote, di pasar yang ada di Dogiyai sepi pembeli. Karena pasar baru hingga sampai saat ini belum digunakan dengan baik. Sepi pembeli.

ā€œBeberapa bulan yang lalu kami sudah dipindahkan ke pasar baru di Tokapo, tapi kami kembali lagi di pinggir jalan karena tidak ada pembelinya. Jadi harusnya pemerintah mencari tahu penyebabnya kenapa. Bukan tinggal diam,ā€ ujar mama Mote.

 

Editor: Arnold Belau

AGUSTINUS DOGOMO

Terkini

Populer Minggu Ini:

MRP Papua Pegunungan Dukung Pemkab Jayawijaya Tertibkan Peredaran Miras dan Narkoba

0
"Untuk seluruh delapan kabupaten, lakukan kebijakan pelarangan peredaran dan penjualan Miras beralkohol oplosan, Narkoba (Ganja), Aibon, dan bahan-bahan terlarang lainnya," ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.