Alpian Yalak: Sebelum Alihkan Sungai Bontho, Harus Ada Tempat Bagi Warga

0
2359

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com — Sebelum lakukan pengalihan aliran sungai Bontho di pinggir Bandar Udara Nop Golita Dekai, Yahukimo, sebaiknya pemerintah daerah segera sediakan lokasi baru yang tepat bagi warga setempat disertai ganti rugi tanaman.

“Rencana sungai Bontho dialihkan itu bagus, kita semua mendukung. Tetapi, sebaiknya rumah-rumah warga harus dipindahkan terlebih dulu. Cari lokasi baru, bangun rumah baru. Terus ganti rugi semua tanaman dan yang lainnya. Ini permintaan masyarakat,” ujar Alpian Yalak, kepala suku umum kabupaten Yahukimo, saat diwawancarai di depan kios yang akan direlokasi pada Jumat (21/4/2017) malam.

Kata Alpian, program perpanjangan bandara yang direncanakan oleh pemerintah pusat akan berlangsung sesuai target yang penting masyarakat yang ada di pinggiran bandara harus dipindahkan dan ada ganti ruginya bagi setiap rumah yang terkena dampak proyek ini.

“Saya sebagai kepala suku umum di kabupaten ini yang dipercayakan oleh beberapa suku dan sub rayon, dengan tegas sampaikan bahwa rumah yang mau dipindahkan itu harus jelas dulu. Kalau tidak, saya yang akan pimpin demo untuk memalang alat berat yang mau dipakai kerja di pinggir sungai,” tegasnya.

Alpian mengaku kegiatan pengalihan aliran sungai terseut berdampak besar karena banyak rumah warga akan digusur.

ads

“Setelah ambil data kemarin, rumah saya juga kena, termasuk rumah adik kandung saya juga. Bahkan keluarga saya dari Ngalik, Hubla, Kimyal, Yally, dan Momuna pun rumahnya ada di pinggiran sungai dekat bandara. Saya harap, dengan dana Otsus itu berikan kami tempat dan ganti rugi semua tanaman. Kami tidak mau korban dua kali, karena pertama kali saat kita membangun tidak ada satu pun yang bantu,” tandasnya.

Baca Juga:  Gubernur PBD Janji Berikan 50 Juta, Persikos Vs Putra Doom Imbang

Klaim dia selama ini yang namanya dana otonomi khusus tidak pernah dirasakan masyarakat sejak masa Ones Pahabol hingga sekarang. “Kalau bisa masyarakat saya di 51 distrik, pemerintah harus kasih tempat layak, supaya suku-suku yang ada kita bisa dan ke depan tidak ribut-ribut dengan pemerintah daerah,” ujar Alpian didampingi beberapa warga setempat.

Ia mengaku menjabat sebagai kepala suku umum sejak beberapa tahun lalu, belum pernah ada dana Otsus yang dirasakan langsung masyarakat Yahukimo. “Sekarang untuk perpanjangan lapangan ini sudah dibayar dari dana Otsus itu, jadi kita tidak bisa pindahkan seenaknya. Harus ada kejelasan dulu,” tegas Alpian.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah harus bicara dengan masyarakat dan disitu para tokoh hadir untuk cari solusi terbaik.

“Proyek lapangan terbang ini kalau rencana pemerintah pusat berarti pusat dorang harus datang ketemu kita. Intinya pemerintah harus siapkan tempat, bangun rumah dan serahkan kunci baru kita akan mempersilakan untuk bisa alihkan sungai yang mengalir di pinggiran rumah-rumah warga,” ujar Alpian.

Baca Juga:  KSTHMP Ingatkan Kepala Daerah yang Dilantik Wajib Berpihak Pada Masyarakat Adat dan Lingkungan

20 Rumah

Terdapat puluhan rumah milik warga di pinggir bandara Nap Goliat. Apakah semua rumah atau hanya beberapa saja yang akan direlokasi, tim sudah mendata di tahap pertama.

Natan Lagowan setelah ikut bersama tim yang mengambil data kemarin menyebut sedikitnya 20 rumah akan direlokasi.

“Dari hasil pendataan tim, rumah yang kena dampak pengalihan sungai Bontho itu ada 20 rumah. Itu rumah-rumah yang memang dekat sekali dengan bandara Nop Goliat,” jelasnya.

Sedangkan rumah-rumah warga yang terletak di Jalan Sosial, kata Lagowan, tidak masuk dalam pendataan. “Saya tidak tahu, mungkin ini tahap pertama. Nanti kalau ada tahap kedua, semua ini bisa kena. Artinya, sudah pasti direlokasi juga,” katanya.

Diakui, proyek perpanjangan bandara akan dikerjakan selama dua tahun, diawali pendataan dan relokasi rumah warga. “Kalau pendataan lanjutan, rumah-rumah ini semua kena dampak. Kalau ini semua berarti mau dan tidak mau harus pindah ke tempat baru,” tandas Lagowan.

Kepala bandara Nop Goliat, Joko Harjani mengatakan, rencana perpanjangan yang akan di lakukan sekarang sesuai arahan presiden Jokowi pada tangal 18 oktober 2016, bahwa bandara udara Nop Goliat Dekai harus ditambah menjadi 2.500 meter, maka rumah warga yang ada di pingir bandara akan dipindahkan ke tempat lain yang sudah disediakan Pemkab. Yahukimo.

Baca Juga:  Fatayat NU dan HWDI Desak Pelaku Penculikan dan Pemerkosaan Ul Dihukum Maksimal

“Kami sudah bicara dengan bupati kemarin untuk bicarakan perpanjangan bandara. Perpanjangan bandara dilakukan supaya pesawat boeing bisa mendarat. Terkait ini, Kementerian Perhubungan sudah instruksikan agar perpanjangan bandara harus diselesaikan dalam dua tahun,” katanya kepada wartawan pada Kamis (20/4/2017) di Yahukimo.

Ia menjelaskan, perpanjangan bandara akan selesai pada tahun 2018. Tahun ini pengerjaanya alihkan sungai yang ada di ujung bandara. Dan tahun depan akan fokus untuk perpanjang bandara.

Baca: Perpanjang Bandara Nop Goliat, Warga di Pinggir Bandara Akan Direlokasi

“Dampak dari pengalihan sungai, akan kena perumahan masyarakat. Karena kali Bonto akan diarahkan ke sekitar hunian warga. Untuk saat ini, kami sedang mendata rumah warga yang akan kena dampak pengalihan sungai ini, supaya kami bayar ganti rugi dan proses perpanjangan bisa dilakukan,” terangnya.

Sementara itu, Yakober Mendila, Kepala dinas Perhunungan kab. Yahukimo mengatakan, Pemerintah sedang menyiapkan langkah-langkah terkait perpanjangan lapangan Nop goliat yang akan selesai pada tahun depan.

“Kajian pihak bandara dan itu sudah dilakukan. Dalam waktu dekat rumah-rumah yang ada di pinggiran bandara akan direlokasi. Program relokasi akan bertahap. Pertama diprioritaskan bagi masyarakat yang kena dampak arus kali dan tahap kedua akan berpikir untuk masyarakat yanglain,” katanya.

 

Pewarta: Ardi Bayage

 

Artikel sebelumnyaKMK USTJ Serukan Wajib Selamatkan Bumi Papua
Artikel berikutnyaTerbakar Dua Tahun Lalu, Pasar Sentral Enarotali Belum Dibangun