ArsipTokoh Masyarakat Duga Aparat "Backing" Penjualan Minuman Keras di Wamena

Tokoh Masyarakat Duga Aparat “Backing” Penjualan Minuman Keras di Wamena

Minggu 2015-01-11 15:35:45

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Masyarakat di kota Wamena keluhkan maraknya lokasi pembuatan Minuman Lokal (Milo) jenis Cap Tikus (CT) dan Balo yang dilakukan warga non-Papua (pendatang), sebab banyak orang mabuk yang kini berkeliaran di Wamena.

Maben Kossay, salah satu tokoh masyarakat di Wamena, Papua, kepada suarapapua.com, menjelaskan, keresahan warga semakin bertambah dengan banyak peristiwa kriminal akibat pengaruh minuman keras.

 

“Di komplek kami ada tiga sampai empat rumah yang produksi minuman lokal. Yang buat Balo dan CT itu semua orang pendatang. Rencananya kami akan rapat di gereja dan upayakan untuk tindak lanjut mereka-mereka itu,” kata Maben Kossay.

 

Ia juga heran, tempat buat Milo di Potikelek tidak pernah ada rasia dari pihak berwajib. Padahal, pihaknya tahu benar di beberapa tempat, seperti di Baliem Kotek dan beberapa tempat lain sudah dilakukan rasia.

 

“Saya duga ada keterlibatan anggota polisi dalam pembuatan minuman. Dan ada anggota juga yang malam-malam datang beli. Saya tahu persis, karena rumah saya dekat di situ (tempat buat minuman lokal),” katanya.

 

Dikatakan, jika anggota dan orang-orang tertentu terlibat seperti ini, bagaimana bisa wujudkan kota Wamena yang Damai, Aman, Nyaman dan Indah (Dani). 

 

“Jika seperti ini apakah bisa wujudkan kota Wamena kota Dani, seperti yang kita semua harapkan?” tanya Maben.

 

Sebelumnya, Bupati Kabupaten Jayawijaya, John Wempi Wetipo, menegaskan, agar warga non-Papua yang ada di Wamena tidak ajarkan warga Papua dengan hal-hal negatif.

 

“Jangan ajarkan masyarakat saya dengan hal negatif, tetapi ajarkanlah dengan Ilmu yang positif. Jangan terapkan ilmu mencuri, ilmu pembuatan minuman lokal dan segala macam. Itu semua tidak boleh,” kata Bupati Jayawijaya.

 

Bupati menegaskan, jika hal itu terus dilakukan, pihaknya akan buat komitmen dan pernyataan bersama agar warga bersangkutan dikeluarkan dari Wamena, supaya tidak terjadi kekacauan di Wamena yang diakibatkan orang mabuk.

 

“Kalau itu yang dilakukan, kita akan buat komitmen dan pernyataan bersama supaya warga yang bersangkutan angkat kaki dari sini (Wamena), sehingga tidak boleh ada kekacauan yang terjadi atas perbuatan orang mabuk,” tukasnya.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kenangan yang Ditinggalkan Paus Fransiskus untuk Bangsa Papua

0
Hanya saja, selama beliau menjabat sejak tahun 2013, Paus Fransiskus tidak pernah menyinggung pelanggaran HAM dan kejahatan negara Indonesia terhadap bangsa Papua. Tragedi kemanusiaan yang terjadi di negara negara lain di belahan dunia, Bapa Paus Fransiskus respons dengan sangat cepat, tetapi tragedi kemanusiaan di Tanah Papua selama ini belum pernah diresponsnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.