MOWANEMANI, SUARAPAPUA.com — Bermaksud membagi inspirasi kepada sesama manusia di jagat raya yang terus berubah, Yakobus Dumupa menulis dan menerbitkan sebuah buku inspiratif berjudul “Kata yang Menghidupkan” (Kumpulan Kata Inspiratif Dumupa Odiyaipai).
Buku ini diterbitkan medio November 2019 dan dilaunching pada 18 Desember 2019 bersamaan perayaan dua tahun kepemimpinan Yakobus Dumupa-Oskar Makai di aula Gereja Kingmi Digikotu, Mowanemani.
“Manusia tak dapat menolak kematian, walaupun kebanyakan manusia tak menginginkannya. Sebab kematian adalah anugerah Tuhan, sebagaimana kehidupan.” (Hal. 103)
Ini satu dari ratusan kata-kata inspiratif yang dirangkai sangat rapi dalam buku ke-10 karya Yakobus Dumupa.
Kehadiran buku ini sempat mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan.
Christian M. Edowai, Ansel Deri, dan Paskalis Bataona, tiga dari sekian banyak orang di Indonesia yang mengapresiasi buku inspiratif karya Dumupa Odiyaipai, nama adat sekaligus lazim digunakan sebagai nama pena.
“Kata-kata inspiratif ini sangat luar biasa. Sebuah karya yang patut diapresiasi,” ucapnya.
Isi buku ini, kata Paskalis, sangat kaya dan memberi inspirasi bagi banyak orang.
“Karena kegemarannya membaca, rupanya penulis memahami betul bahwa seringkali seseorang dihargai bukan karena kedudukan, melainkan kekuatan kata-kata. Banyak tokoh dunia dikenang bukan karena harta atau kedudukan, tetapi dari apa yang mereka perbuat dan ucapkan,” urainya.
Bataona menyebut Socrates, Cicero, Dalai Lama, Confucius, Mahatma Gandhi, adalah tokoh-tokoh yang pada zamannya bukan berlatarbelakang orang kaya dan berkedudukan.
“Mereka adalah orang-orang sederhana, tetapi ‘kata-kata’ mereka memiliki daya, kekuatan, untuk merubah peradaban.”
Yakobus Dumupa menurut Bataona, seorang penulis buku yang produktif. Ia juga seorang pemimpin yang menimba spirit kepemimpinannya dari membaca dan menulis. Kemampuan intelektual seorang pemimpin diukur dari kemampuan menulisnya.
Menulis adalah jalan untuk menyelami kehidupan dan memaknai keberadaan diri. Dalam semangat menulisnya, Yakobus Dumupa, mungkin membatinkan pepatah Latin ini: “Verba Volant, Scripta Manen” (Lisan sementara, tulisan abadi).
Ansel Deri bahkan mengagumi buku inspiratif dari Dogiyai.
“Membaca kata-kata dalam buku ini benar-benar sangat inspiratif bagi setiap orang memaknai hidup dan kehidupan di dunia ini. Saya senang sekali,” pujinya.
Apalagi, lanjut Ansel, penulis saat ini menjabat sebagai seorang pemimpin daerah, menyempatkan dirinya di tengah banyak kesibukan dan beban berat di pundaknya.
“Ini satu kehebatan dari penulis yang terlihat jelas banyak menimba spirit dari kegemaran membaca dan menulis. Beliau memperlihatkan ke publik kemampuan intelektualnya melalui kemampuan menulis dan itu terbukti,” urainya.
Putra sulung dari bapak Amatus Dumupa dan mama Theodora Goo ini dicatatnya sebagai seorang intelektual muda berkarakter dan penulis produktif yang baik.
“Ia sungguh tengah merawat peradaban melalui karya tulis berupa buku bertema kepemimpinan, politik, pembangunan, dan sastra. Hingga saat ini, setahu saya, sudah sembilan buku karya Bupati Dumupa. Dua buku terakhir yang terbit di penghujung 2019 adalah ‘Kata yang Menghidupkan’ dan ‘Apa Itu Cinta?’. Beberapa naskah buku akan diterbitkan segera,” beber Ansel.
Menurut Ansel, pria asli suku Mee ini seorang bupati di Tanah Papua yang tergolong produktif dalam menulis buku. Sulit baginya menemukan sosok bupati penulis di era keterbukaan teknologi informasi dewasa ini.
“Mereka, para pemimpin yang juga penulis adalah kelompok yang ikut merawat peradaban umat manusia lewat tradisi literasi.”
Di tengah kesibukan dan tanggung jawab sebagai bupati Kabupaten Dogiyai periode 2017-2022, Yakobus Dumupa rajin menulis kata-kata inspiratif. Seluruh isi buku ini sebelumnya ditulis secara lepas di media sosial (facebook).
Dengan kata-kata inspiratif itu, penulis menyadari akan berguna bagi sesama di muka bumi ini. Sebab dengan membagi inspirasi kepada sesama manusia, hakikat hidup dan kehidupan akan semakin diilhami.
Sebelum buku berisi kumpulan kata inspiratif ini hadir di tengah masyarakat pembaca, Dumupa Odiyaipai telah menulis dan menerbitkan sembilan buah buku; terdiri dari buku umum, novel, dan puisi.
Buku-buku karyanya itu ditulis dan diterbitkan sejak ia masih kuliah di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta, juga saat menganggur maupun ketika menjabat sebagai anggota Majelis Rakyat Papua (MRP).
Bahkan, hingga kini setelah menjabat sebagai Bupati Dogiyai, aktif menulis dan menerbitkan karyanya.
Rencananya ia akan terbitkan lagi beberapa naskah buku yang saat ini proses akhir penulisan.
Buku setebal 459 halaman dengan ISBN 978-623-92420-0-8 itu diterbitkan oleh Penerbit Ikan Paus, Lamalera, Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Pewarta: Markus You