
SORONG, SUARAPAPUA.com — Peringatan 65 tahun pekabaran Injil masuk di Saluk, distrik Wemak, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, ditandai dengan ibadah pengucapan syukur yang diselenggarakan di jemaat GKI Efata Saluk.
Perayaan ibadah diawali dengan sebuah fragmen singkat yang menceritakan awal mula pekabaran Injil yang saat itu diantarkan dari Klasayo ke Saluk oleh oleh guru penginjil Yulius Mobalen pada tanggal 24 Desember 1959 disambut pro dan kontrak dari masyarakat di kampung Saluk saat itu.
Fragmen tersebut juga menceritakan kisah tentang pendidikan formal dan pendidikan adat di sub suku Moi Salkma.
Yafet Lobat, pemuda Moi Salkma, mengatakan, di masa itu para orang tua menolak Injil karena mereka takut Injil akan mengancam kehidupan mereka.
“Orang tua dulu ada yang terima Injil dan ada juga yang menolak, seperti yang telah ditunjukan melalui fragmen tadi. Orang tua yang menolak karena mereka takut Injil itu datang untuk membunuh waktu itu, sehingga mereka menolak Injil,” kata Yafet.
Sementara itu, Pendeta Obeth Klin dalam khotbahnya mengucapkan syukur kepada Tuhan atas berkat pekabaran Injil di tanah Salkma, sebab barang siapa yang menyebut tanah Moi, dia menyebut Injil, iman, kasih dan persaudaraan.
“Tanah Papua, tanah Malamoi, tanah Salkma peradaban dan sejarah tidak boleh dipisahkan karena Tuhan mengutus para penginjil untuk membawa terang bagi kita. Oleh karena itu, kita harus bersyukur karena mereka telah membuka tirai peradaban bagi kita. Injil adalah kekuatan kita,” ujar Obeth.
Tampak hadir di perayaan tersebut Jhonny Kamuru, bupati kabupaten Sorong terpilih periode 2024-2029. []