JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Bukan Indonesia namanya jika tidak ada komentator atau pengamat dadakan terhadap sepakbola nasional. Patrick Kluivert sudah resmi jadi pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, masih juga berlanjut berbagai pendapat kontroversial. Media sosial kian ramai dengan aneka pendapat, bahkan sikap tolak terhadap legenda Barcelona itu.
Jikapun begitu, sejatinya masih ada kisah lain dibalik perjalanan pelatih asal Belanda yang belum banyak diketahui alasan Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI) jatuh hati padanya. Justru tidak saja Giovanni van Bronckhorst atau Frank de Boer, misalnya, jika kiblatnya ke Negeri Kincir Angin untuk kebangkitan sepak bola Indonesia di level dunia.
PSSI lebih memilih Patrick Kluivert memang menyisakan dialektika berkepanjangan. Beberapa waktu lalu sempat terensus desas-desus pergantian pelatih Timnas Indonesia. Terbukti, Shin Tae-yong didepak dari kursi pelatih kepala. Tidak tunggu lama, penggantinya diumumkan beberapa hari kemudian.
Tentunya publik masih penasaran dengan keputusan PSSI memilih Patrick Kluivert. Mantan striker Timnas Belanda itu akhirnya resmi dipilih dari kemungkinan beberapa nama pelatih lainnya. Di balik keputusan itu, rupanya ada satu cerita menarik yang penuh intrik dan negosiasi, sebagaimana dibongkar Haris Pardede, salah satu pengamat sepak bola nasional.
Awalnya memang ada beberapa nama besar, seperti Frank de Boer dan Giovanni van Bronckhorst diincar PSSI. Masuk dalam radar, termasuk Patrick Kluivert tentunya. Lantas, mengapa pilihan PSSI akhirnya jatuh pada mantan striker AC Milan itu?. Apa pertimbangannya yang bikin Patrick Kluivert berbeda dari pelatih lain?.
Haris Pardede membeberkan, kunci utama Patrick Kluivert mengalahkan nama pelatih lain adalah kemampuannya bernegosiasi dengan PSSI. Saat proses seleksi, Patrick Kluivert menunjukkan fleksibilitas yang tinggi. Ia bersedia untuk berkompromi dalam hal pemilihan asisten pelatih.
“Patrick Kluivert mau diajak kerja sama,” ujar Haris Pardede, dikutip dari channel YouTube Bung Harpa, Kamis (16/1/2025).
“Dia tidak ngotot membawa staf kepelatihannya sendiri dari Belanda. Padahal, ini adalah hal yang sering terjadi di dunia sepak bola. Pelatih biasanya ingin membawa timnya sendiri.”
Berbeda dengan Patrick Kluivert, dua kandidat lainnya, yang diduga adalah Giovanni van Bronckhorst dan Frank de Boer, ternyata punya syarat yang lebih rumit. Sepertinya mereka mau membawa staf kepelatihannya sendiri dari Belanda. Hal ini tentu saja menjadi pertimbangan tersendiri bagi PSSI.
“Bayangkan saja, kalau mereka membawa stafnya sendiri, bisa-bisa terjadi gesekan di dalam tim,” kata Haris.
“Kita sudah pernah melihat contohnya di era Shin Tae-yong. Saat itu, muncul kubu-kubuan di dalam tim karena perbedaan pendapat antara staf pelatih asal Korea Selatan dengan staf lokal,” lanjutnya.
Selain itu, ada juga faktor lain yang membuat Patrick Kluivert lebih unggul, yaitu kesediaannya untuk datang ke Indonesia saat Hari Natal. Ini menunjukkan bahwa ia benar-benar serius ingin melatih Timnas Indonesia.
“Patrick Kluivert rela meninggalkan keluarganya di hari raya besar agama untuk datang ke Indonesia. Ini adalah sinyal yang kuat bahwa ia sangat menginginkan pekerjaan ini,” tutup Haris.
Patrick Kluivert dikontrak PSSI dengan durasi 2 tahun. Opsi perpanjangan 2 tahun lagi dengan target lolos Piala Dunia 2026.
Alex Pastoor, Danny Lanzaat, dan Quentin Jacoba, tiga nama pelatih asal Belanda, yang diboyong Patrick Kluivert ke Indonesia. Selebihnya, ia rupanya sudah sepakat dengan PSSI, sejumlah nama pelatih Indonesia disodorkan untuk diajak kerja sama. Beberapa nama mulai disebut-sebut, meski belum resmi diumumkan.
Selain Raphael Maitimo dan Irfan Bachdim, nama lain seperti Kurniawan Dwi Yulianto disebut-sebut akan bergabung dengan Patrick Kluivert melatih Timnas Indonesia.
Juga nama lain masih terbuka untuk dikompromi. Patrick Kluivert sendiri sudah minta hal itu begitu tiba di Jakarta. Jauh sebelumnya pun telah disepakati saat Erick Thohir, ketua umum PSSSI, mendatanginya langsung di Belanda.
Erick Thohir sebelumnya sempat akui kalau beberapa waktu lalu telah menemui tiga orang pelatih. Ketiganya diminta kesediaannya, dan mewawancarai sejumlah hal terkait sebelum mempertimbangkan proses pengesahan nama pelatih baru.
Salah satunya yang ditemui adalah Patrick Kluivert, kelahiran Amsterdam 1 Juli 1976, yang kini benar terbukti sebagai pengganti Shin Tae-yong.
Apapun bentuk perdebatannya, PSSI telah resmi memilihnya sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Patrick Kluivert sudah pasti menjalankan tugasnya sesuai kontrak kerja bersama PSSI.
Maka, dukunglah kiprah pelatih bernama lengkap Patrick Stephan Kluivert itu menukangi skuat Garuda, melanjutkan misi dari Shin Tae-yong, entah apapun hasilnya nanti.
Menarik menanti racikan tangan dingin Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia tatkala menjalani debutnya pada 20 Maret mendatang di Ausralia dalam laga ketujuh grup C kualifikasi Piala Dunia zona Asia. []