BeritaSekolah Adat Pertama Dibuka,  Beni Mabel: Langkah Strategis Pelestarian Budaya

Sekolah Adat Pertama Dibuka,  Beni Mabel: Langkah Strategis Pelestarian Budaya

Editor :
Elisa Sekenyap

SORONG, SUARAPAPUA.com— Sekolah adat yang diberi nama Santo Yohanes Pembaptis II di kampung Sumunikama, distrik Itlay Hisage, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan secara resmi dibuka pada, Sabtu 26 April 2025.

Pengurus Sekolah Adat Santo Yohanes Pembaptis II, Bartolomeus Hisage mengatakan sebelumnya sekolah adat yang diberi nama Santo Yohanes Pembaptis I telah dibuka di kampung Yogonima, distrik Itlay Hisage, Kabupaten Jayawijaya.

Hisage menjelaskan, alasan pendirian sekolah adat itu agar masyarakat dan generasi masa depan belajar tentang dirinya sendiri, mengenal dan menemukan diri sendiri, mengakari diri, memagari diri, memperkuat serta memperkokoh diri. Lebih daripada itu, untuk membangun jalan menuju ke dalam diri sendiri.

“Sekolah ini bukan sekedar untuk mengarahkan orang pada praktik ritual adat, pegang honai adat dan berhubungan dengan penyembahan berhala, lalu melupakan Tuhan Maha pencipta.”

“Tetapi lebih daripada itu, sekolah ini dijadikan sebagai rahim pendidikan masa depan manusia, sebuah jalan menuju ke dalamnya diri,” kata Hisage dalam keterangannya kepada suarapapua.com pada, Senin (28/4/2025).

Baca Juga:  Nebot Windigipa Terpilih Sebagai Ketua FIM- WP Manokwari

Diharapkan ke depan sekolah adat ini dapat menjadi sarana membangun identitas bangsa Indonesia di setiap kampung, yang bahasa dan budayanya semakin terancam dan hilang.

“Hendaknya jika pemerintah memperkuat basis pemerintahan adat ke depan, harap bisa memperkuat sekolah adat,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayawijaya, Engelbert Surabut, menyampaikan harapannya agar inisiatif ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

Surabut menekankan pentingnya kesungguhan pengelola sekolah adat dalam mewujudkan tujuannya.

“Tujuan utama sekolah adat ini adalah menyelamatkan generasi mendatang dengan mempertahankan identitas dan harga diri kita. Ini adalah tujuan positif yang patut kita dukung bersama,” pungkasnya

Langkah Strategi Melestarikan Budaya
Pembukaan sekolah adat di distrik Itlay Hisage ini menjadi angin segar bagi upaya pelestarian warisan budaya Papua, sekaligus memberikan harapan baru bagi pembentukan karakter dan identitas generasi muda di tengah tantangan zaman.

Baca Juga:  Lis Tabuni akan Dorong Pembentukan Perdasus untuk Mama-mama Papua

Wakil Ketua MRPP Pegunungan, Beni Mabel secara khusus mengapresiasi kehadiran sekolah adat.

Menurut Mabel inisiatif ini merupakan langkah positif yang patut dijadikan contoh bagi kampung dan kabupaten lain di provinsi Papua Pegunungan.

Pembukaan sekolah adat ini dipandang sebagai langkah krusial dalam menjaga eksistensi  budaya dan adat generasi muda di kabupaten Jaywijaya,” kata Mabel.

Mabel menegaskan komitmen lembaga tersebut untuk menyampaikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat adat kepada pemerintah. Untuk itu, anggota pokja agama MRP Papua Pegunungan itu menekankan pentingnya dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.

“Jika yang lain belum memulai, kami telah mengawalinya. Kami berharap semua pihak dapat belajar dari sini,” ujarnya.

Baca Juga:  ULMWP: Jenderal Mathias Wenda Merupakan Pejuang Revolusioner Tangguh

Soroti Dana Otsus
Pentingnya pemerintah mengalokasikan dana otonomi khusus (Otsus) Papua juga menunjang pendidikan sekolah adat.

Beni Mabel mengakatan kucuran dana Otonomi Khusus (Otsus) yang dialokasikan untuk pembinaan adat dan pendidikan, dan berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi dapat memberikan dukungan penuh terhadap program sekolah adat ini.

“Masyarakat telah mengambil inisiatif, pemerintah tinggal mendukung. Jika tidak, sama saja pemerintah membiarkan eksistensi Orang Papua tergerus,” tegasnya.

Beni yang juga mantan jurnalis itu menambahkan kucuran dana Otonomi Khusus (Otsus) yang dialokasikan untuk pembinaan adat dan pendidikan. Maka itu, menurutnya sangat diharapkan pemerintah kabupaten maupun provinsi dapat memberikan dukungan penuh terhadap program sekolah adat ini.

“Inisiatif dari masyarakat ini harusnya pemerintah mendukung. Jika tidak, sama saja pemerintah membiarkan eksistensi Orang Papua tergerus,” tungkasnya.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.