ArsipYusak Pakage: Penembakan di Paniai Ada Unsur Genosida

Yusak Pakage: Penembakan di Paniai Ada Unsur Genosida

Sabtu 2014-12-13 09:48:30

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Aksi brutal aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), di Kabupaten Paniai, 8 Desember 2014, yang menewaskan lima warga sipil merupakan pelanggaran hak asasi manusia berat, dan masuk dalam unsur Genosida.

Hal ini disampaikan Yusa Pakage, salah satu mantan Tahanan Politik, saat ditemui suarapapua.com, Sabtu (13/12/2014) sore, di Abepura, Papua. (Baca: Aparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai).

 

"Kalau kita lihat secara jeli, sebenarnya tujuan dari penembakan 5 warga sipil, dan 17 orang luka-luka merupakan hal yang sengaja dilakukan demi memusnahkan Orang Asli Papua (OAP) diatas tanahnya sendiri," tegas Yusak.

 

Menurutnya, tidak elok jika aparat melakukan penembakan terhadap warga sipil, apalagi empat orang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Paniai, dan berada dibawah umur.

 

"Kalau berani itu tembak OPM, jangan tembak pelajar. Yang melawan negara itu OPM, bukan pelajar,” ujar Pakage. (Baca: Lagi, Satu Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri; Korban Jadi Lima Orang).

 

Pakage melihat, penembakan terhadap warga sipil di wilayah Mee-Pago, termasuk Paniai, bukan merupakan hal yang baru, karena sudah tering terjadi, dengan pelakunya aparat TNI/Polri.

 

"Sejak tahun 2006 penembakan terhadap warga sipil, terutama pelajar terus berlanjut, ini sangat kami sayangkan, dan merupakan pelanggaran HAM berat," tegasnya. (Baca: Kado Natal Jokowi-JK untuk Papua, 5 Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri).

Kata Yusak, selama ini orang Papua dianggap seperti hewan oleh pemerintah Indonesia, terbukti aksi penembakan terhadap warga sipil terus meningkat, dan tak pernah ada pelaku yang diproses secara hukum. 

 

"Kami yakin Indonesia tidak bisa menyelesaikan masalah Papua, perlu diselesaikan oleh dunia internasional," pungkasnya. (Baca: Ini 5 Nama Korban Tewas, dan 2 Korban Luka Kritis di Paniai).

 

Sementara itu, salah satu tokoh perempuan Papua, Bernadetha Mahuze, dalam kesempatan yang berbeda mengatakan, Pemerintah Joko Widodo (Jokowi), segera mengobati keluarga korban yang masih terluka hingga sembuh.

 

“Kalau bisa, uang 20 milyar yang akan digunakan untuk natal nasional itu diserahkan kepada orang tua korban di Paniai,” ungkapnya. (Baca: Warinussy: TNI dan Polri Telah Melakukan Pelanggaran HAM Berat di Paniai).

 

Mahuze menambahkan, sebagai perempuan dirinya sangat sedih melihat kejadian tersebut. “Saya sedih orang yang kami tidak undang datang bunuh anak-anak kami, sama saja dorang bunuh masa depan kami," ujarnya. (Baca: Pimpinan Gereja Tolak Rencana Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Natal di Papua).

 

Editor: Oktovianus Pogau 

 

MIKHA GOBAY

Terkini

Populer Minggu Ini:

Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

0
“Berdasarkan surat dari Vatikan yang diterima Pemerintah Indonesia, Paus Fransiskus akan hadir pada 3 September 2024. Ini tentu menjadi suatu kehormatan bagi bangsa Indonesia,” ujar Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas Yaqut dalam keterangan persnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.