Tanah PapuaMeepagoPerkokoh Kebersamaan, Dua Hari Angkatan 08 Papteng Gelar Pra-reuni

Perkokoh Kebersamaan, Dua Hari Angkatan 08 Papteng Gelar Pra-reuni

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Demi memperkokoh keakraban dan kebersamaan antara sesama, keluarga besar tamatan SMA dan SMK tahun ajaran 2008 wilayah Meepago atau provinsi Papua Tengah mengadakan acara pra-reuni selama dua hari, 22-23 Maret 2023, di Taman Nasional Teluk Cenderawasih pantai Sowa, Nabire.

Acaranya angkatan 08 diikuti puluhan peserta dari berbagai suku, diantaranya suku Mee, Moni, Biak, Jawa dan lainnya.

Anak dan istri atau suami dari para peserta turut diikutkan dalam acara dengan maksud agar benar-benar terasa dan membangun serta lebih menguatkan rasa kekeluargaan, kebersamaan dan persahabatan antara sesama angkatan belum kenal maupun sudah saling kenal sesuai tujuan utama dari kegiatan tersebut.

Ibadah, perkenalan, diskusi bebas, perlombaan bagi anak-anak dan bakar batu ayam dan babi menghiasi rangkaian acara yang berlangsung sangat meriah.

Usai acara dibuka secara resmi Mando Mote, ketua koordinator angkatan 08, Pastor Fransiskus Utii, Pr, dalam khotbahnya berpesan kebersamaan antara sesama harus terus dipupuk berlandaskan pada nilai-nilai kasih yang diajarkan Yesus.

Baca Juga:  Pulihkan Trauma, Dr. Tenia Berikan Psikoedukasi Bagi Siswa SMPN Bamusbama

ā€œTanpa memandang perbedaan dari suku, marga, daerah, agama dan pekerjaan, mari bangun kebersamaan kita angkatan 08 berlandaskan pada nilai-nilai kasih sesuai ajaran Tuhan kita Yesus Kristus,ā€ ajaknya.

Pastor Utii meyakinkan, hanya melalui kasih dapat menembus segala ikatan perbedaan yang kerap membuat ketidakharmonisan diantara sesama manusia.

ā€œMari pegang teguh kasih antara kita sesama angkatan dari mulai melalui kegiatan pra-reuni ini. Saya akan berdoa terus buat kawan-kawan semua supaya apapun usaha dan pekerjaan kita semua diberkati selalu oleh Tuhan supaya juga kita dapat memberkati sesama umat yang membutuhkan di sekelilingi kita,ā€ pinta Frans.

Mando Mote memuji kekompakan yang diperlihatkan hingga kegiatan pra-reuni terlaksana sesuai rencana.

Baca Juga:  Berhenti Bakar Batu Tak Hambat Usulan Warisan Budaya Menyusul Noken

ā€œDi tengah banyak kesibukan, tetapi demi kebersamaan, kita dapat meluangkan waktu kumpul buat kegiatan pra-reuni ini. Saya mau katakan kita semua sangat luar biasa,ā€ ujar ketua koordinator angkatan 08.

Membangun rasa cinta dan spirit kebersamaan dimulai dari diri sendiri, lalu ke sesama teman angkatan satu sekolah, beda sekolah, satu daerah dan beda daerah, kata Mando, adalah nilai-nilai positif yang hendak dilahirkan dari kegiatan pra-reuni ini.

ā€œJuga saling memberi motivasi untuk saling mendukung dalam setiap potensi yang kita miliki. Kemudian saling menanamkan rasa tanggung jawab, sopan santun, dan budi pekerti yang baik, semua ini mari kita pegang teguh dan kita praktekkan mulai dari lingkungan keluarga kecil kita, lalu keluar ke lingkungan umum agar angkatan kita dapat menjadi berkat bagi siapapun,ā€ tutur Mote.

Baca Juga:  Bupati Lanny Jaya Berharap 649 Siswa-siswi Usai Ujian Jaga Kesehatan Untuk Lanjut Kuliah

Frenny Anouw, salah satu alumni 08 mewakili laki-laki menilai sangat bagus kegiatan seperti reuni diadakan agar saling mengenal dari lebih dekat.

ā€œTidak usah bicara yang beda daerah, yang satu daerah saja banyak diantara kita yang belum saling kenal karena banyak kesibukan dan lain-lain. Sehingga melalui kegiatan pra-reuni ini kita sudah saling mengenal sekarang. Ini siapa, kerjanya apa dan sebagainya sudah. Luar biasa kegiatan kita ini,ā€ ujar Anouw.

Yuliance Zonggonau, mewakili perempuan, juga menyebut hal yang membuat berbeda kegiatan pra-reuni yakni bisa melibatkan anak dan suami atau istri dari para peserta angkatan 08.

ā€œYang kedua tempatnya yang jauh. Ini luar biasa. Sungguh kami perempuan sangat senang. Kami harap kedepan kegiatan reuni harus lebih meriah lagi,ā€ kata Yuliance.

Pewarta: Stevanus Yogi

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kenangan yang Ditinggalkan Paus Fransiskus untuk Bangsa Papua

0
Hanya saja, selama beliau menjabat sejak tahun 2013, Paus Fransiskus tidak pernah menyinggung pelanggaran HAM dan kejahatan negara Indonesia terhadap bangsa Papua. Tragedi kemanusiaan yang terjadi di negara negara lain di belahan dunia, Bapa Paus Fransiskus respons dengan sangat cepat, tetapi tragedi kemanusiaan di Tanah Papua selama ini belum pernah diresponsnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.