Jembatan berbahan kayu besi dengan panjang 1 kilometer lebih berhasil dibangun menggunakan Dana Desa (DD) tahap pertama tahun anggaran 2024. (Ist)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Masyarakat sembilan kampung di distrik Kamuu Selatan, kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, kini tak lagi terkendala tatkala keluar masuk kampung setelah fasilitas jalan raya berupa jembatan titian dibangun baru-baru ini.

Jembatan berbahan kayu besi yang dibangun dengan menggunakan Dana Desa (DD) tahap pertama tahun anggaran 2024 itu telah diselesaikan beberapa waktu lalu.

Fabianus Waine, kepala kampung Puweta 2, mengatakan, jembatan dibangun sepanjang satu kilometer 400 meter untuk dapat digunakan oleh seluruh warga masyarakat kampung mengingat selama ini mereka biasa kesulitan bepergian karena terletak di lokasi berawa.

Baca Juga:  Seluruh ASN di Dogiyai Harus Cinta Pangan Lokal, Bappeda Sudah Memulainya

Awalnya, kata Fabianus, dengan DD kampung Puweta 2 dibangun jalan titian, kemudian disusul lima kampung lainnya bergabung untuk melanjutkan proses pembangunannya.

Selain kampung Puweta 2, lima kampung lainnya yakni kampung Botumoma, Puweta 1, Tuwaida, Digikebo, dan kampung Ugikagouda.

ads

“Jalan umum berupa jembatan itu sudah selesai kami bangun sampai di ujung timbunan [kampung Muniyopa],” kata Fabianus Waine kepada Suara Papua, Jumat (2/8/2024).

Pembangunan jalan tersebut menurutnya dikerjakan masyarakat setempat dengan dibiayai DD tahap pertama tahun anggaran 2024.

“Kami pakai dana desa tahap pertama. Itu dana APBN, dari pusat,” lanjut Waine.

Baca Juga:  Sertijab Bupati Paniai, Martha Pigome: Setiap Pemimpin Ada Masanya
Jembatan berbahan kayu besi dengan panjang 1 kilometer lebih berhasil dibangun menggunakan Dana Desa (DD) tahap pertama tahun anggaran 2024. (Ist)

Fabianus akui upaya tersebut sangat membantu warga masyarakat yang selama ini kesulitan karena jalan rawa, pecek, bahkan harus melewati air jika musim hujan.

“Masyarakat di wilayah distrik Kamuu Selatan biasanya hadapi situasi yang serba sulit kalau dari kampung mau keluar ke Moanemani, karena jalannya rawa, becek dan ada air juga. Solusinya buat jembatan ini sudah, tidak lain lagi. Selain andalkan perahu di kali Edege,” jelasnya.

Dengan selesainya jembatan layang itu, Fabianus berharap tak ada keluhan dari warga masyarakat. Artinya, dari kampung ke ibu kota kabupaten Dogiyai maupun sebaliknya tidak dikeluhkan lagi karena sudah bisa berjalan dengan nyaman di jembatan panjang itu.

Baca Juga:  Pemprov PT Terbitkan SE Tentang Kebijakan 90:10 dalam Pengangkatan Pegawai Non ASN

“Cukup jalan di jembatan. Barang tidak. Bawa barang pakai perahu saja. Kalau pikul barang nanti jembatan jatuh, bisa turun. Tanah kan becek. Jadi, itu kami larang,” tuturnya.

 

Jembatan berbahan kayu besi dengan panjang 1 kilometer lebih berhasil dibangun menggunakan Dana Desa (DD) tahap pertama tahun anggaran 2024. (Ist)

Demi merawat jembatan tetap aman, dalam waktu dekat pihaknya akan tancap papan pengumuman berisi sejumlah larangan agar dipatuhi semua pihak.

Distrik Kamuu Selatan terdapat 12 kampung. Sembilan kampung diantaranya harus melewati medan super berat, hanya tiga kampung yang tidak. Yakni kampung Obaibega, Kogeugi, dan Pouwouda. []

Artikel sebelumnyaKNPB Konsulat Indonesia: Konsolidasi Persatuan untuk Pembebasan Nasional Bagi Bangsa Papua
Artikel berikutnyaPelantikan HPOAPP Lanny Jaya Tertunda Dua Kali, Ronny Yoman: Kami Tetap Konsisten!