PolhukamHAMPengungsi Distrik Koroptak Nduga Akhirnya Tiba di Kota Wamena

Pengungsi Distrik Koroptak Nduga Akhirnya Tiba di Kota Wamena

Editor :
Elisa Sekenyap

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Warga masyarakat Nduda dari distrik Kroptak yang dikabarkan mengungsi akibat penyerangan dan pembakaran rumah warga pada 7 Desember 2024 telah tiba di Kota Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua pada, Minggu (22/12/2024).

Ratusan pengungsi yang tiba di Wamena melalui jalan Panjang berkilo meter dari distrik Kroptak, Kabupaten Nduga menuju Wamena, Kabupaten Jayawijaya untuk menyelamatkan diri dari penyerangan dan pembakaran rumah-rumah mereka.

Sebelumnya dilaporkan suarapapua.com bahwa dari ratusan warga yang mengungsi, terdapat 65 orang balita (bayi di bawah lima tahun), 8 orang ibu hamil, 5 orang pasien darurat (sakit keras), dan 15 orang lanjut usia (lansia). Mereka berasal dari kampung Miniem, Kroptak, Komoroam, Pesat, Gol, dan Golparek distrik Kroptak, Kabupaten Nduga.

Baca Juga:  Gubernur Safanpo Diminta Implementasikan Janji Pembangunan Pasar Mama-Mama Papua

Sumber warga setempat melaporkan, pengungsian berawal pasca penyerangan dan pembakaran rumah milik warga sipil di distrik Koroptak pada 7 Desember 2024 sekira Pukul 05.00 WIT. Penyerangan dari udara menggunakan 5 helikopter setelah kunjungan Panglima TNI ke Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga pada, 5 Desember 2024.

Mereka kini berada di posko darurat yang dibangun warga masyarakat yang didirikan sementara di jalan Irian Atas kota Wamena, untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan.

Baca Juga:  Kodam Limpahkan Kembali ke Polda, Kasus Bom Molotov Kantor Jubi Kian Kabur
Warga masyarakat di jalan Irian, Kota Wamena ketika membangun tenda darurat untuk menyambut pengungsi distrik Kroptak, Kab. Nduga. (Supplied for SP)

Kondisi ini bukan merupakan yang pertama kali. Beberapa tahun lalu sejak 2018, ribuan warga Nduga mengungsi ke sejumlah kabupaten, seperti Kabupaten Jayawijaya, Lannya Jaya, Timika dan sejumlah kabupaten lainnya.

Pengungsian ini terjadi akibat operasi militer karena konflik bersenjata di wilayah Nduga yang terus memicu kepanikan di kalangan masyarakat sipil.

Banyak dari mereka terpaksa meninggalkan rumah dan harta benda untuk menyelamatkan diri, menempuh perjalanan jauh melewati medan sulit untuk mencapai tempat yang dianggap aman.

Baca Juga:  Saksi Kunci Ungkap Dugaan Pelibatan Polisi Dalam Penganiayaan Direktur Panah Papua

Para pengungsi, termasuk anak-anak dan perempuan, kini menghadapi berbagai tantangan di posko darurat. Kebutuhan mendesak seperti makanan, air bersih, pakaian, dan layanan kesehatan menjadi prioritas utama untuk mendukung mereka yang terdampak.

Kondisi ini kembali menyoroti dampak konflik berkepanjangan di Papua, khususnya terhadap masyarakat sipil.

Perlu ada langkah-langkah nyata untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan warga yang terdampak.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Dewan Kesenian Pegunungan Gandeng Komunitas Labewa Galang Dana Bagi Siswa Pengungsi...

0
“Saya ingin para musisi di Papua Pegunungan menunjukkan bahwa kita bisa lebih dari sekadar menghibur. Kita bisa menjadi bagian dari perubahan, membantu adik-adik kita yang sedang berjuang untuk pendidikan,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.